Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan wujud unsur instrinsik dalam novel “ Tretes Tintrim ” karya Suparto Brata. 2. Mengetahui wujud keterkaitan antar unsur intrinsik dalam novel “ Tretes Tintrim ” karya Suparto Brata.

F. Manfaat Penelitian

Setelah dikaji novel “ Tretes Tintrim ” karya Suparto Brata, penulis mengharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut: 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa dalam pengajaran sastra yang mengkaji karya sastra melalui kajian struktural objektif. Sehingga hasil penelitian ini juga turut memperkaya berbagai kajian di bidang ilmu sastra. 2. Secara praktis - Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkenalkan metode strukturalisme objektif beserta aplikasinya kepada anak didik sebagai salah satu alternatif untuk memahami karya sastra - Menambah wawasan tentang karya sastra, terutama novel yang bertema permaslahan keluarga, sosial dan budaya - Menjadi dorongan para mahasiswa untuk melakukan penelitian terhadap karya sastra dari penulis 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. DESKRIPSI TEORI

1. Pengertian Novel

Novel berasal dari kata latin Novellus yang diturunkan pula dari kata novie s yang berarti “baru”. Dikatakan baru karena kalau dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama dan lain-lain, maka jenis novel ini muncul. Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur- unsur pembangun yaitu unsur instrinsik. Novel memiliki unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut pandang dan amanat Abrams, 1981, via Nurgiyantoro 2007: 10. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.Dalam sebuah novel, pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut. Menurut khasanah kesusastraan Indonesia modern, novel berbeda dengan roman. Sebuah roman menyajikan alur cerita yang lebih kompleks dan jumlah pemeran tokoh cerita juga lebih banyak. Hal ini sangat berbeda dengan novel yang lebih sederhana dalam penyajian alur cerita dan tokoh cerita yang ditampilkan dalam cerita tidak terlalu banyak.

2. Pengertian Strukturalisme Objektif

Meneliti karya sastra memerlukan sebuah pendekatan yang bermaksud mengkaji secara umum dari unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sastra tergolong 7 pendekatan yang konvensional dan paling lama bertahan. Kemunculan berbagai pendekatan modern sebagian tidak dapat mengabaikan begitu saja dengan unsur intrinsik. Pendekatan objektif adalah pendekatan yang menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang otonom, terlepas dari alam sekitarnya, pembaca dan pengarang. Menurut Teeuw 1983:61 analisis objektif merupakan prioritas pertama sebelum yang lainnya. Tanpa itu kebulatan makna intrinsik yang hanya dapat digali dari karya itu sendiri tidak akan terungkap. Makna unsur karya sastra hanya dapat dipahami dan dinilai sepenuhnya atas dasar pemahaman fungsi unsur dalam keseluruhan karya sastra. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang komplek. Oleh karena itu, untuk memahami karya sastra harus dianalisis. Menurut Budiman dalam Pradopo, 1995:165 yang dianalisis dalam pendekatan objektif adalah keberbagian atau kompleksitas dari unsur intrinsik, yakni menganalisis bentuk formal sastra, fenomena-fenomena karya sastra. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Pradopo bahwa pendekatan objektif memusatkan perhatian semata-mata pada unsur intrinsik. Unsur intrinsik dalam karya fiksi yang dianalisis seperti unsur tema, plot, watak, tokoh, latar, kejadian, sudut pandang, dan amanat. Oleh karena itu, unsur intrinsik dalam penelitian setiap unsur diteliti secara terpisah. Strukturalisme adalah cara berpikir tentang dunia yang dikaitkan dengan persepsi dan deskripsi struktur Teeuw, 1984 via Widayat, 2005: 38. Analisis struktural pada dasarnya bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua aspek karya