Instrumen Penelitian Analisis Data

dari Surabaya adalah seorang wanita cantik yang disuruh oleh Detektif Handaka mecari kebenaran keberadaan Darmala. Hotel Larasing Pareden sedang beruntung, karena tidak seperti biasanya ada tamu banyak. Endang Waratinah mengajak Muchtarum pergi meminjam telfon umum ke pemandian. Mahendra menyangka bahwa Endang Waratinah itu perempuan yang tidak baik karena pergi dengan laki-laki yang baru dikenalnya. Muchtarum dan Waratinah berjalan turun menuju ke pemandian, Waratinah dan Muchtarum menceritakan keadaan masing-masing. Sampai di pemandian Waratinah bertemu dengan petugas untuk meminjam telfon, selesai telfon Waratinah dan Muchtarum jalan mengelilingi Tretes, mereka berdua menceritakan perampokan yang terjadi di Semarang di rumah pak Kuswahartaka. Muchtarum juga menceritakan bahwa dia baru saja mendapat surat kaleng yang mengaku sebagai Darmala isinya meminta agar menyiapkan uang dari bank, kontan sebanyak satu setengah juta atau berwujud mas-masan.

c. Sekuter Vespa Blue-sky

Inspektur Suradenta yang menyamar sebagai pegawai DPU sedang duduk diteras, sambil melihat tingkah laku tamu hotel yang lain, yang ada hubungannya dengan kejahatan yang sudah merugikan pak Kuswahartaka. Pak Kuswahartaka melaporkan kejadian perampokan kepihak yang berwajib dan menyuruhnya agar mencari perampok sampai ke Tretes. Inspektur Suradenta mengira bahwa tamu yang pulang dari olah raga itu adalah detektif Gambira karena memakai baju olah raga, karena sama dengan keterangan Martinus. Sedangkan tamu yang bernama Muchtarum sedang pergi dengan Endang Waratinah. Inspektur Suradenta bertemu dengan Gambira sambil menceritakan kejadian yang terjadi dirumah pak Kuswahartaka, Gambira menanggapi hanya dengan mengangguk karena Gambira tidak ingin mengetahui kejadian yang sedang terjadi di Lurung Kurantil, kota Semarang, Gambira ditanya oleh Suradenta agak gugup, seperti orang ketakutan. Suradenta mencurigai Gambira karena tingkah lakunya terlihat mencurigakan. Ada mobil pick-up yang berjalan hati-hati, kernet bertanya dengan salah satu orang yang duduk dan menitipkan surat, kernet itu mengantar sekuter untuk Endang Waratinah. Surat itu diterima oleh Gambira dan dibuka ada kartu kecil yang berwarna hijau tua dan kunci motor. Gambira menerima sekuter dan kuncinya, dengan sikap yang tidak sopan dan membuat Inspektur Suradenta lebih mencurigai lagi. Gambira hanya ingin menyembunyikan kejelekannya dan akan membawa sekuter dibawa pergi, tetapi Gambira belum minta ijin dengan yang punya. Inspektur Suradenta mengingatkan Gambira karena perbuatannya itu menyalahi aturan, main hakim sendiri, tidak sopan. Jam sepuluh siang manajer hotel menemui Inspektur Suradenta, dengan membawakan minum. Mahendra menanyakan tentang kejahatan yang terjadi di hotel, karena banyak kejadian aneh dan janggal yang membuat Mahendra menjadi bingung dan ketakutan. Kemudian Pembantu hotel pulang dari belanja, dia sedang tidak enak badan dan meminta ijin tidak melayani tamu-tamu tetapi pembantu