Tamu-tamu di Hotel Larasing Pareden

pekarangannya luas, banyak pohon jeruk, Waratinah turun kemudian mengetuk pintu rumah tetapi tidak ada jawaban. Di jalan ada seorang laki-laki yang memakai jaket berwarna abu-abu berhenti tepat di depan rumah itu. Sepertinya mesin Ducatinya rewel, tetapi orang itu ketika mencoba mesin itu, sambil melihat tingkah laku Waratinah, sambil mencari perbedaanya rumah itu dengan yang lain kalau rumah yang didatangi di temboknya ada tulisan wisma yang ditutupi dengan kain putih, sepertinya rumah itu sedang direnovasi. Dari belakang rumah ada pemuda kurus yang memakai kaos menemui tamu. Orang itu sepertinya penjaga rumah, karena perilakunya yang santun. Kemudian Waratinah berbicara dengan pemuda itu, dan sebelum pergi Waratinah berbicara kalau akan datang dua orang lagi sekitar jam satu. Waratinah pergi menuju pemondokan dan diikuti oleh Martinus namun Waratinah tidak menuju ke Surabaya. Martinus mulai was-was namun tidak mengurangi kecepatan mesinnya. Sepeda motor yang diikuti samapai dipersimpangan jalan menuju Pasuruan-Malang terus menuju ke restoran. Perempuan itu mencari tempat duduk dan didatangi oleh nelayan yang menawarkan menu makanan. Martinus mengetahui bahwa motor yang diikutinya berhenti didepan restoran tetapi dia tidak menghentikan motor Ducatinya. Martinus terus melaju menuju jalan ke arah malang, tetapi setelah sampai pasar, dia memutar balik ke arah restoran. Martinus kembali ke Tretes sampai disubterminal ada pos Polisi Martinus berhenti, Martinus menyuruh polisi yang memakai baju preman untuk mengawasi tingkah laku perempuan cantik yang berada di restoran. Martinus menunggu kabar di pos Prigen. Martinus berkoordinasi dengan Polisi Surabaya tentang nomor sekuter Waratinah. Nomor sekuter L4306, sekuter milik nyonya Miniwendah, dia adalah orang yang mempunyai Toko Timun Emas ditaman hiburan rakyat, telfon terputus, tidak lama kemudian telfon itu berbunyi lagi, dari agen polisi Sugiya mengabarkan bahwa perempuan yang menaiki sekuter itu pergi menuju ke Surabaya, perempuan cantik itu hanya memesan makanan tidak bertemu dengan siapa-siapa. Waratinah kembali kerumah yang sedang direnovasi. Di rumah itu Waratinah bertemu dengan seseorang yang mamakai kaos singlet, Waratinah di suruh masuk. Tidak lama kemudian Waratinah keluar dan pergi menuju ke Tretes. Setelah Waratinah pergi Martinus datang ke Rumah itu dan bertemu dengan pemuda kurus yang memakai kaos singlet, Martinus meminta surat yang ditulis oleh Waratinah. Tidak lama kemudian pemuda itu datang dengan membawa amplop yang berisi surat. Surat itu diserahkan kepada Martinus dan dibawa oleh Martinus untuk dijadikan bukti. Kemudia Martinus pergi dan kembali ke hotel, dia melaporkan kejadian itu dengan Inspektur Suradenta bahwa perempuan yang bernama Endang Waratinah itu adalah teman perampok Darmala yang dianggap sebagai mata-matanya. Penyamaran Inspektur Suradenta dan teman-temannya sudah diketahui oleh Gambira. Kemudian Gambira menghampiri Inspektur Suradenta di kamarnya, Gambira langsung masuk ke kamar Inspektur Suradenta di susul oleh Yusmanan. Gambira menanyakan kabar pak Kuswahartaka dan menjelaskan bahwa Darmala menghilang tidak tau kemana perginya. Martinus tiba-tiba masuk