Keadaan di Sore Hari

yang cerdik karena misi pemnyamarannya sama sekali tidak diketahui oleh orang yang ada di dekatnya. Detektif Handaka menyewa Endang Waratinah untuk menjadi mata- matanya agar Detektif handaka mendapatkan kabar tentang keberadaan Darmala yang sebenarnya. Ketika Detektif Handaka menjelaskan semua kejadian-kejadian yang sedang terjadi di hotel Larasing Pareden tersebut orang-orang yang ada di dekatnya hanya bergeleng dan terkejut, karena bisa mengamati perampok tanpa dikenal dan berhasil menangkap perampok itu. Detektif berhasil melacak kepergian darmala karena dia melacak dengan cara mengamati semua telegram yang dikirimkan oleh detektif Gambira yang beralamat di Hotel kluwung. Detektif handaka mencurigai kepergian Detektif Gambira karena kepergiannya pada waktu sore hari sampai pagi sama sekali tidak kembali ke hotel. Dan tiba-tiba di hotel Larasing Pareden ada orang yang mengaku sebagai Gambira, padahal wajahnya berbeda dengan yang ada di foto. Detektif Handaka tetap meyakini bahwa Darmala belum pergi dari Tretes. Sehingga Detektif Handaka berhasil menangkap Darmala itu. Belum selesai menceritakan kejadian-kejadian itu, tiba-tiba ada suara sirine mobil dari kejauhan semakin dekat. Tidak lama kemudian, ada mobil jip polisi dan mobil ambula masuk ke halaman hotel Larasing Pareden. Polisi dan dokter yang di telfon sudah datang untuk menyidik adanya pembunuhan yang terjadi di gua dekat grojogan dan kejahatan yang terjadi di Hotel Larasing Pareden tersebut. Setelah itu perampok Darmala diserahkan kepada pihak yang berwajib.

2. Wujud Unsur Intrinsik pada Novel “Tretes Tintrim” Karya Suparto Brata

Unsur Intrinsik d i dalam novel “Tretes Tintrim” yaitu tema, alurplot, tokoh, latarSetting, sudut pandang dan amanat. Dapat di jelaskan di bawah ini.

a. Struktur Intrinsik yang Berwujud Tema

Tema merupakan dasar penjelasan cerita dalam novel. Tema suatu novel menyangkut s egala persoalan dalam kehidupan manusia. Di dalam novel “ Tretes Tintrim” terdapat tema kejahatan yang termasuk kejahatan adalah “perampokan, pembunuhan, perkosaan”. Dalam tabel dibawah ini akan diperlihatkan tema-tema yang ada dalam novel “ Tretes Tintrim ” karya Suparto Brata. Tabel 1. Tema pada novel “Tretes Tintrim” karya Suparto Brata. NO TEMA Keterangan No Data Hlm 1. KEJAHATAN - Perampokan - Perkosaan - Pembunuhan 3,13 53 60 6,11 77 91 b. Struktur Intrinsik yang Berwujud Alurplot Alur merupakan unsur penting dalam sebuah cerita. Peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh, akan menggambarkan sebuah alur. Dalam novel “ Tretes Tintrim” alur yang dijalin menggunakan kejadian-kejadian yang secara berurutan dengan memperhatikan hukum-hukum sebab-akibat, sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh. Alurplot lurus, progresif plot pada sebuah novel dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa yang pertama menyebabkan peristiwa yang kemudian. Secara runtut cerita dimulai dari tahap awal, tengah, dan akhir. Tahap alur digambarkan di bawah ini. Gambar. 1 Alurplot lurus pada novel “ Tretes Tintrim ” A B C D E Awal Tengah Akhir Keterangan: A : Tahap Awal Tahap Penyituasian, Tahap Pemunculan konflik. B – C – D : Tahap Tengah Tahap Peningkatan Konflik, Tahap Klimaks . E : Tahap Akhir Tahap Penyelesaian Alur yang digunakan dalam novel “Tretes Tintrim” bisa dibagi menjadi 5 tahapan yaitu Tahap Situation Tahap Penyituasian, Tahap generating circumstances Tahap Pemunculan Konflik, Tahap rising action Tahap Peningkatan Konflik, Tahap climax Tahap Klimaks, dan Tahap denouement Tahap Penyelesaian.

c. Struktur intrinsik berwujud Penokohan

Tokoh dan watak merupakan unsur yang penting didalam karya naratif. Keadaan tokoh bisa menjadikan cerita itu seperti kejadian yang nyata. Watak tokoh bisa menjadi konflik yang membentuk cerita. Untuk menggambarkan tokoh dengan ciri fisik serta wataknya yaitu menggunakan teknik ekspositoris serta teknik dramatik. Teknik ekspositoris yaitu tokoh yang dijelaskan secara langsung karena perilakunya, watak atau kepribadiannya, serta ciri fisiknya. Teknik dramatik yaitu seperti drama, tokoh tidak langsung dijelaskan perilakunya, watak atau kepribadianya, serta ciri fisiknya. Jika akan menjelaskan watak atau kepribadiannya tokoh bisa dilihat titikannya dari perilaku tokoh serta kejadian yang sudah dijalani. Dilihat dari segi peranannya atau tingkat pengetahuan tokoh di dalam novel “ Tretes Tintrim ” karya Suparto Brata, pengarang membedakan tokoh menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utamanya yaitu seorang laki-laki yang sangat kejam yang bernama Darmala, dan sorang laki-laki yang baik, pintar yaitu Detektif Handaka sedangkan tokoh tambahan didalam novel ini yaitu, Pak Kuswahartaka, Wawan, Detektif Gambira Wartawan Suara Merdeka, Wong Kuru Kuplukan, Ponakan Pembantu Hotel, Inspektur SuradentaPegawai DPU, Yusmanan, Martinus, Mahendra Manajer Hotel, Pembantu hotel, Endang Waratinah, Muchtarum, Agen Polisi Sugiya, Punggawa Pasiraman. Berdasarkan fungsi penampilan tokoh ada tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis berdasarkan pada tokoh yang berkepribadian baik, didalam novel yaitu Detektif Handaka, pak Kuswa, Wawan, Inspektur Suradenta, Muchtarum, Mahendra, Eandang waratinah, Yusmanan, Detektif Gambira. Tokoh antagonis yang mempunyai kepribadian yang tidak baik yaitu Darmala adalah seorang perampok. Berdasaran watak tokoh, ada tokoh sederhana dan tokoh bulat. Tokoh sederhana yaitu tokoh yang mempunyai watak tidak berubah-ubah. Yaitu tokoh Darmala. Sedangkan tokoh bulat yaitu tokoh yang mempunyai banyak watak atau kpribadian. Tokoh bulat yang ada di dalam novel yaitu Pak kuswahartaka, detektif Handaka, Endang waratinah, Muchtarum, Mahendra, inspektur suradenta, yusmanan, Martinus. Tokoh yang mempunyai banyak watak yang mudah marah tetapi dalam akhir cerita mempunyai watak yang baik dan bijaksana. Analisis