Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan SMK merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan formal sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi. SMK ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai keterampilan tertentu untuk memasuki lapangan kerja dan sekaligus memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi. SMK sebagai lembaga memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda menyesuaikan dengan lapangan kerja yang ada, dan di SMK ini para peserta didik dididik dan dilatih keterampilan agar profesional dalam bidang keahliannya masing-masing. Bidang keahlian Tata Busana adalah salah satu program keahlian yang ada di SMK yang membekali peserta didik dengan ketrampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam hal: 1 mengukur, membuat pola, menjahit dan menyelesaikan busana; 2 memilih bahan tekstil dan bahan pembantu secara tepat; 3 menggambar macam-macam busana sesuai kesempatan; 4 menghias busana sesuai desain; 5 mengelola usaha di bidang busana. Kompetensi mengelola usaha dibidang busana adalah salah satu kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik pada program keahlian tata busana. Mata diklat Kewirausahaan merupakan mata diklat adaptif yang sangat penting. Hal ini disebabkan mata diklat Kewirausahaan 16 merupakan mata diklat dasar untuk peserta didik agar dapat mengelola dan memulai suatu usaha, selain itu yang terpenting dalam mata diklat Kewirausahaan adalah ketrampilan pemahaman. Keterampilan pemahaman terhadap suatu bahan ajar, Keterampilan ini merupakan keterampilan dasar bagi peserta didik yang harus mereka kuasai agar dapat mengikuti kegiatan dalam proses pembelajaran. Keberhasilan peserta didik dalam mengikuti pelajaran sangat dipengaruhi oleh keterampilannya dalam menguasai suatu bahan ajar. Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah peserta didik mampu memahami isi atau pesan-pesan komunikasi agar tercapai tujuan pembelajaran. SMK N 1 Karangnayar adalah sekolah menengah kejuruan berada di desa Tegal Gede , Karanganyar yang mempunyai beberapa program keahlian yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Busana Butik, Multimedia dan Usaha Perjalanan Wisata. SMK N 1 Karanganyar merupakan salah satu sekolah Negeri yang mempunyai akreditasi A yang merupakan akreditasi yang sangat bagus dalam penilaian suatu sekolah , akan tetapi ketika peneliti melakukan observasi didapatkan hasil yang tidak memuaskan pada hasil belajar siswa yang khususnya terjadi pada nilai kewirausahaan. Dari data hasil yang didapat oleh peneliti bisa diketahui rata-rata nilai tes siswa adalah dibawah 7,5 dan nilai tersebut masih dibawah criteria ketuntasan minimal KKM. Karena hanya beberapa siswa atau sebanyak 39 siswa yang nilainya diatas KKM , sementara sisanya sebanyak 71 17 siswa masih berada jauh dibawah KKM. Nilai tersebut dibandingkan nilai mata pelajaran lain masih dianggap sangat rendah berdasarkan standar penilaian sekolah Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti di SMK N 1 Karanganyar ditemukan beberapa permasalahan yang dialami selama proses pembelajaran diantaranya adalah penggunaan metode ceramah oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik, hal ini dikarenakan guru kurang menguasai beberapa model dan metode pembelajaran dalam pembelajaran teori, karena guru hanya menggunakan model pembelajaran langsung dengan metode ceramah peserta didik cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran karena komunikasi yang terjadi hanyalah satu arah. Peserta didik kurang berpartisipasi dan tidak punya inisiatif serta kontributif baik secara intelektual maupun emosional. Peserta didik hanya mendengarkan ceramah guru tanpa berpartisipasi langsung dalam proses pembelajaran, sehingga interaksi yang diharapkan dalam suatu proses pembelajaran kurang optimal. Guru juga belum mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana saat mengajar. Guru hanya menggunakan beberapa sarana yang masih konvensional, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran kewirausahaan dan hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap hasil dan ketuntasan belajar siswa. Dari beberapa masalah tersebut menyebabkan hasil 18 belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan menurun, partisipasi siwa dalam mengikuti pembelajaran juga kurang. Oleh karena itu perlu adanya perpaduan atau modifikasi dalam model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Model Learning Cycle 5E merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan fase yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Model pembelajaran Learning Cycle 5E menekankan kegiatannya pada upaya mengubah pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pemilihan model pembelajaran harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik materi dan kondisi siswa tanpa mengabaikan efektivitas dan efisiensinya. Peneliti memutuskan untuk menggunakan model ini dikarenakan model pembelajaran Learning Cycle 5E mempunyai kelebihan dalam pembelajaran teori yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran serta membantu mengembangan sikap ilmiah siswa. Dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Peningkatan Hasil Belajar Pembelajaran Kewirausahaan Melalui Penerapan Model Learning Cycle 5E pada Siswa Kelas X di SMK N 1 Karanganyar “ 19

B. Identifikasi Masalah