193 karena siswa tidak mengerjakan semua soal yang diberikan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, tindakan pada siklus kedua adalah mengkondisikan siswa untuk berkelompok sebelum proses
pembelajaran dimulai , menentukan waktu pada setiap fase, dan memberikan motivasi siswa dengan media berupa video motivasi dari wirausaha yang
sudah sukses. Guru juga harus lebih mengawasi dan mendampingi siswa pada kegiatan diskusi sehingga diskusi kelompok tidak keluar dari materi yang
dibahas. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua tidak ada kendala yang
berarti bagi peneliti, sehingga siklus II kegiatan yang terlaksana sebesar 95.. Dapat dilihat ada peningkatan keterlaksanaan pembelajaran kewirausahaan
dengan model pembelajaran
Learning Cycle 5E
pada kelas X di SMK N 1 Karanganyar
.
Hal ini berarti pencapaian prosentas pada siklus kedua keterlaksanaan pembelajaran dengan model
Learning Cycle 5E
sudah mencapai kriteria pencapaian keberhasilan pembelajaran sebesar 75.
Berdasarkan bukti empirik tersebut peneliti kemudian menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
Learning Cycle 5E
dinyatakan berhasil.
2. Peningkatan Hasil Belajar Kewirausahaan pada materi Membangun Visi
dan Misi Usaha dengan model pembelajaran
Learning Cycle 5E
Data hasil belajar yang diperoleh dari observasi pelaksanaan siklus pertama dilihat dari nilai yang diperoleh pada tes tertulis atau hasil belajar
194 siswa pada ranah kognitif. Nilai rata-rata tes siswa pada tahap pra siklus adalah
6.68 yang masih dibawah KKM. Berdasarkan criteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan , data tersebut menunjukkan dari 34 siswa yang mengikuti
pembelajaran kewirausahaan dengan metode konvensional yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa hanya ada 8 siswa yang sudah mencapai KKM, dan
sisanya masih dibawah standart KKM yaitu 7.5. Sikap siswa juga masih cenderung kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
Pengamatan yang dilakukan terhadap peningkatan hasil belajar kewirausahaan pada materi visi dan misi usaha ini dilakukan mulai dari
pengamatan lembar observasi, penilaian aktifitas siswa dan dan lembar penilaian unjuk kerja. Lembar penilaian aktivitas siswa digunakan untuk
menilai partisipasi
siswa dalam
mengikuti kegiatan
pembelajaran kewirausahaan dengan model
Learning Cycle 5E.
Pada siklus pertama aspek kognitif dari hasil nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 7,2 pada aspek psikomotor dan afektif siswa hasil nilai rata-
rata kelas juga masuk kedalam kategori cukup baik. Pengamatan tehadap hasil belajar siswa pada siklus pertama dengan tindakan melalui model
Learning Cycle 5E
yang digunakan pada pembelajaran kewirausahaan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini ditunjukkan bahwa 63 siswa sudah
memenuhi criteria ketuntasan, masih ada 13 siswa yang belum memenuhi KKM. Peningkatan yang terjadi pada siklus pertama menunjukkan bahwa
195 sebagian besar siswa dapat memahami materi melalui penggunaan model
Learning Cycle 5E.
Masih banyaknya sisiwa yang belum mencapai hasil belajar yang diinginkan pada siklus I dikarenakan kurangnya waktu dan belum
termotivasinya siswa mengikuti pembelajaran. Kurangnya waktu dalam pembelajaran membuat beberapa kegiatan pembelajaran tidak optimal dan
siswa hanya mengerjakan tes seadanya sehingga nilai yang didapatkan kurang maksimal pada ranah kognitif. Masih banyaknya siswa yang kurang termotivasi
dan kurang memperhatikan guru juga menyebabkan pengamatan penilaian hasil belajar ranah psikomotor dan afektif siswa dalam kategori cukup baik.
Penelitian dilanjutkan pada siklus kedua karena belum mencapai target yang diinginkan yaitu 75 siswa mencapai nilai diatas KKM. Adapun hasil
peningkatan penilaian afeksi siswa masuk kedalam kategori baik. Sedangkan pada penilaian psikomotor siswa masuk kedalam kategori cukup baik. Pada
siklus kedua pencapaian nilai kognitif meningkat sesuai dengan hasil yang diharapkan , 97 Hasil belajar siswa diatas Kriteria Ketuntasan Minumun
KKM, meningkat 31 dari siklus pertama. Hal ini dikarenakan adanya perbaikan-perbaikan dari siklus pertama seperti memotivasi siswa untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan video motivasi , guru juga memberikan penghargaan bagi siswa yang mempunyai visi dan misi usaha
196 yang unik dan efektif. Perbandingan hasil belajar kewirausahaan siswa pada
siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 11 . Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus , Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan data hasil belajar 35 siswa yang mengikuti pembelajaran kewirausahaan melalui model
Learning Cycle 5E
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dimana 34 siswa telah mencapai nilai diatas KKM. Berdasarkan
pengamatan pada proses siklus II yang direncanakan sesuai dengan perbaikan siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Waktu yang lebih
lama dalam berdiskusi dan mengerjakan soal tes juga membantu meningkatkan nilai kognitif siswa. Siswa juga banyak memanfaatkan sumber
belajar berupa buku referensi dan juga dari video yang diputarkan oleh guru. Masing-masing anggota kelompok juga terlihat sudah saling berdiskusi karena
sudah tebiasa dengan kelompoknya.
20 40
60 80
100
Prasiklus Siklus I
Siklus II 23
57 97
77 48
3
Tuntas Tidak Tuntas
197 Peningkatan siklus II sudah sesuai dengan criteria keberhasilan
tindakan yang ingin dicapai yaitu, perubahan pengetahuan , sikap dan perilaku peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Lebih dari 75
siswa dapat mencapai nilai diatas KKM. Dengan pencapaian hasil belajar lebih baik dari sebelumnya, maka penelitian tindakan kelas ini dapat
dikatakan berhasil sesuai dengan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan.
198
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian tindakan kelas adalah :
1. Penerapan model
Learning Cycle 5E
pada pembelajaran kewirausahaan Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran
Lea rning Cycle 5E
sudah dilakukan dalam penelitian adalah
engagement, exploration, explanation, elaboration
dan
evaluation.
Pada fase engagement tindakan yang dilakuakn yaitu member pertanyaan yang bertujuan untuk menarik minat siswa untuk
mengikuti pembelajaran. Pada fase exploration soswa diberi kesempatan untuk menggali pengetahuan sendiri dengan membaca referensi yang sudah
disediakan , setelah itu pada fase
explain
siswa akan menjelaskan pengetahuan baru yang didapatkannya dengan siswa lain. Pada fase
elaborate
siswa akan mengngunakan pengetahuan baru yang didapatkan pada konteks yang berbeda
dengan mencari pemecahan masalah dengan berdiskusi dan pada fase
evaluate
siswa akan merefleksikan pengetahuan yang telah didapatkan dengan menyimpulkan pembelajaran pada setiap siklus. pelaksanaan pembelajaran
dengan model belajar
Learning Cycle 5E
hanya terlaksana 86, setelah