persediaan dengan variabel dependennya adalah likuiditas. Pada penelitian ini, peneliti memilih perusahaan pulp dan kertas yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sebagai sampel penelitian dengan interval tahun penelitian 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011. Peneliti menggunakan perusahaan pulp dan kertas
karena sebagian besar perusahaan tersebut melakukan penjualan secara kredit yang biasanya dikarenakan nilai transaksi yang besar. Penjualan kredit
menimbulkan piutang dan terkait dengan ketersediaan modal kerja, kas dan persediaan sehingga dapat mengukur likuiditas perusahaan.
2.3 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Menurut Iskandar 2008:54 kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis
model konseptual variabel-variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori- teori yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti,
yaitu variabel bebas dengan variabel terikat. Likuiditas
Rasio Lancar
Perputaran Modal Kerja
X1
Perputaran Kas X2 Perputaran Piutang X3
Perputaran Persediaan X4
Y
H1 H2
H3 H4
H5
Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau kesempatan mendapatkan keuntungan. Untuk pemegang saham,
kurangnya likuiditas dapat mengakibatkan hilangnya pengendalian milik atau kerugian investasi modal. Untuk kreditor perusahaan, kurangnya likuiditas
menyebabkan penundaan pembayaran bunga dan pokok pinjaman atau bahkan tidak dapat ditagih sama sekali. Keadaan likuiditas perusahaan dapat diukur
dengan menggunakan rasio-rasio likuiditas, dalam penelitian ini rasio yang digunakan yaitu rasio lancar. Rasio lancar menunjukkan sejauh mana aktiva lancar
suatu perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban lancarnya tepat pada waktunya.
Perputaran modal kerja working capital turnover merupakan salah satu rasio yang mengukur atau menilai keefektivan modal kerja perusahaan selama
periode tertentu, seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode. Setiap aktiva yang dimiliki perusahaan diharapkan untuk dapat mendukung
perolehan penghasilan yang menguntungkan. Untuk mengukur sampai seberapa besar efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber
dananya, khususnya beda penggunaan modal kerja dalam rangka memperoreh penghasilan.
Perputaran kas merupakan alat untuk mengukur besarnya ketersediaan kas untuk membayar utang dan biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan penjualan.
Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti makin tinggi
tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi ini tidak berarti
behwa perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena makin besarnya kas berarti makin banyaknya uang yang
menganggur sehingga akan memperkecil keuntungannya. sebaliknya kalau perusahaan ingin meningkatkan profitabilitasnya akan berusaha agar semua
persediaan kasnya dapat diputarkan atau dalam keadaan bekerja. Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa
lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi tingkat
perputaran piutang berarti semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih menjadi uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang
ditanam dalam piutang rendah. Sebaliknya jika tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang dagang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih
dalam bentuk uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang besar.
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapakali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu periode.
Rasio ini juga dapat menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun. Besarnya tingkat perputaran persediaan tergantung pada sifat
barang, letak perusahaan dan jenis perusahaan. Tingkat perputaran persediaan yang rendah dapat disebabkan over investment dalam persediaan. Sebaliknya
tingkat perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan dana yang diinvestasikan
pada persediaan efektif menghasilkan laba. Dengan demikian tingkat perputaran persediaan yang lebih tinggi menunjukkan suatu keadaan yang baik.
2.4 Hipotesis Penelitian