Sedangkan
Rahardjo 2007:117 menyatakan bahwa perputaran kas merupakan perbandingan antara jumlah penjualan dengan jumlah kas
termasuk yang tersimpan di Bank dan surat berharga atau efek yang segera dapat dijual atau diuangkan.
Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan
penjualan. Semakin tinggi tingkat perputaran kas suatu perusahaan maka semakin efisien tingkat penggunaan kas dan jika sebaliknya semakin
rendah tingkat perputaran kas suatu perusahaan maka semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya kas yang berhenti atau tidak
dipergunakan.
2.1.3 Piutang
Pada bagian ini akan membahas mengenai pengertian piutang, klasifikasi piutang dan perputaran piutang agar lebih dapat dipahami.
2.1.3.1 Pengertian Piutang
Menurut Hery 2011:36 istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan dari pihak lain, baik sebagai
akibat penyerahan barang dan jasa secara kredit, memberikan pinjaman maupun sebagai akibat kelebihan pembayaran kas kepada pihak lain
untuk piutang pajak. Sedangkan Fraser dan Ormiston 2008:71 mendefenisikan
piutang merupakan saldo penjualan secara kredit yang belum dibayar pelanggan dan dilaporkan di neraca pada nilai bersih yang dapat
direalisasi, yaitu jumlah aktual akun dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.
Berdasarkan defenisi yang dijelaskan di atas piutang memiliki arti semua hak perusahaan atas kas, barang atau jasa pada masa akan
datang akibat kejadian pada masa lalu sebagian besar piutang timbul dari penyerahan barang dan jasa secara kredit kepada pelanggan.
2.1.3.2 Klasifikasi Piutang
Berikut adalah penggolongan dari piutang menurut Hery 2011:36, antara lain:
1. Piutang Usaha.
Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa kepada pelanggan.
Transaksi paling umum yang menciptakan piutang usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang
tersebut dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih
dalam periode waktu yang relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di neraca sebagai aktiva
lancar. 2.
Wesel Tagih. Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di
saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam
setahun. Maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan untuk
periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan
piutang usaha berasal dari transaksi penjualan maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang trade receivable.
3. Piutang lain-lain.
Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika p[iutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu
tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang
ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain-lain other receivable
meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.
2.1.3.3 Perputaran Piutang