penagihan piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Semakin tinggi nilai rasio yang didapatkan berarti modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah bandingkan dengan
rasio tahun sebelumnya dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio makin rendah, maka ada over
investment dalam piutang. Yang jelas bahwa rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan
penagihan piutang.
2.1.4 Persediaan
Pada bagian ini akan membahas mengenai pengertian persediaan, jenis- jenis persediaan dan perputaran persediaan agar lebih dapat dipahami.
2.1.4.1 Pengertian Persediaan
Menurut Tunggal 2000:11, persediaan adalah persediaan yang berupa barang dagangan, barang setengah jadi atau bahan mentah yang
dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Sedangkan Suharli 2006:227 menjelaskan persediaan adalah
barang yang dibeli untuk diolah atau dijual lagi sebagai aktivitas utama perusahaan untuk memperoleh pendapatan.
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa pemilik persediaan memiliki tujuan untuk menjual atau mengkonsumsi persediaannya untuk
kegiatan operasional perusahaan kemudian dijual sesuai dengan siklus
normal perusahaan. Oleh karena itu, persediaan disajikan di neraca sebagai elemen aktiva lancar.
2.1.4.2 Jenis Persediaan
Dalam praktiknya paling tidak terdapat tiga jenis persedian menurut Kasmir 2010:267, khususnya untuk perusahaan manufaktur,
yaitu: 1.
Bahan baku. 2.
Barang dalam proses barang ½ jadi. 3.
Barang jadi. Dikarenakan perusahaan manufaktur kegiatannya adalah
membuat suatu produk, maka harus melalui proses tertentu. Artinya, proses yang dilalui mulai dari penyediaan barang baku sampai menjadi
barang jadi. Bahan baku material inventory atau sering disebut dengan barang mentah merupakan bahan yang akan dimasukkan dalam
proses produksi pertama kali. Hasil dari proses ini dapat berbentuk barang setengah jadi atau barang jadi.
2.1.4.3 Perputaran Persediaan
Menurut Djarwanto
2001:135, perputaran persediaan
menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi.
Sedangkan Rahardjo 2007:124 menyatakan bahwa perputaran persediaan merupakan perbandingan antara jumlah penjualan dengan
rata-rata jumlah persediaan selama satu tahun. Berdasarkan pengertian di atas perputaran persediaan dapat pula
diartikan sebagai rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun. Apabila rasio yang diperoleh tinggi,
ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila rasio perputaran persediaan rendah
berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan
investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah.
2.1.5 Likuiditas