22
4 Akuntan
Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan usaha karena akuntan akan menilai kemampuan going concern suatu perusahaan.
5 Manajemen
Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan langkah-langkah preventif sehingga biaya kebangkrutan dapat dihindari atau diminimalisasi.
C. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 pasal 29 tentang Perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan
modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan
usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
24
Selanjutnya menurut Peraturan Bank Indonesia No 131PBI2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum pasal
2 ayat 3 “bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan dengan menggunakan pendekatan resiko Risk Based Bank Rating baik secara individual maupun
konsolidasi”.
25
Peraturan BI ini berlaku bagi seluruh bank umum, baik bank konvensional ataupun bank syariah. Hal ini diperkuat dengan penerbitan Surat Edaran
Bank Indonesia No. 1324DPNP perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
24
Undang-Undang Repeblik Indonesia No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, diakses pada 20 Oktober 2015 dari
http:www.ojk.go.idundang-undang-nomor-7-tahun-1992-tentang- perbankan-sebagaimana-diubah-dengan-undang-undang-nomor-10-tahun-1998
25
Bank Indonesia, PBI No. 131PBI2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
”, diakses tanggal 30 Maret 2015 diakses dari www.bi.go.ididperaturanNo.13_24
DPNP_2011 .
23
yang juga mengatakan bahwa Bank diwajibkan untuk menilai tingkat kesehatannya menggunakan metode pendekatan Resiko Risk Based Bank Rating atau yang
dikenal juga dengan metode RGEC. Bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri self assessment Tingkat
kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan Risiko Risk-based Bank RatingRBBR baik secara individual maupun secara konsolidasi, dengan cakupan
penilaian meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Profil Risiko risk profile, Good Corporate Governance GCG, Rentabilitas earnings; dan Permodalan capital
untuk menghasilkan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank.
26
Dalam perhitungan menggunakan model RGEC cakupan yang menjadi bahan penilaian tingkat kesehatan bank adalah Profil Resiko Risk Profile, Good Corporate
Governance, Rentabilitas Earning, dan Modal Capital. a.
Profil resiko Risk Profile Penilaian profil resiko ini adalah “penilaian terhadap resiko inheren melekat dan
kualitas penerapan manajemen resiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap delapan resiko”.
27
Resiko-resiko yang dapat dikuantifikasi ukur tersebut adalah resiko kredit, pasar, likuiditas, opersional, hukum, stratejik, kepatuhan, dan
reputasi. Penilaian terhadap resiko-resiko tersebut kemudian dimasukkan kedalam matrik penilaian, matrik penilaian profil resiko diberi peringkat 1 sampai 5. Berikut
26
Bank Indonesia, Surat Edaran BI No. 1324DPNP Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
”, diakses tanggal 30 Maret 2015 dari
www.ojk.go.idsurat-edaran-bank-indonesia- nomor
-13-24-dpnp
27
Pernyataan dikutip dari Mahmudah, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah Studi Komparasi CAMELS dan RGEC pada BSM, BMI, dan BRI Syariah, Skripsi S1, Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. 31, t.d.
24
merupakan tabel yang menggambarkan matrik penilaian profil resiko menurut SEBI No.1324DPNP2011:
28
Tabel 2.1 Matrik Penilaian Profil Resiko
Resiko Inheren
Kualitas Penerapan Manajemen Resiko Strong
Satisfactory Fair
Marginal Unsatisfactory
Low 1
1 2
3 4
Low to Moderate
1 2
2 3
4
Moderate 2
2 3
4 4
Moderate to High
2 3
4 4
5
High 3
3 4
5 5
b. Good Coorporate Governance GCG
Pengertian good corporate governance GCG menurut PBI No.84PBI2006 adalah “suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan
transparancy, akuntabilitas accountability, pertanggungjawaban responsibility, independensi independency, dan kewajaran fairness.
”
29
Bank dapat menilai GCG dengan self assessment. Kegiatan self assessment dalam pelaksanaan GCG dapat
dilakukan sebagai evaluasi pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Hasil peringkat
28
Ba k I do esia, “urat Edara Ba k I do esia No. DPNP Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
”, diakses pada Maret dari
www.ojk.go.idsurat-edaran-bank- indonesia
-nomor-13-24-dpnp
29
Ba k I do esia, PBI No. 8 PBI Te ta g Pelaksa aa GCG Bagi Ba k U u ”,
diakses pada 30 Maret 2015 dari www.bi.go.ididperaturanperbankanpbi_82406
25
penilaian GCG dengan penetapan klasifikasi peringkat komposit berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.912DPNP ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
30
Tabel.2.2 Peringkat Komposit Penilaian Faktor GCG
Faktor
Nilai Komposit 1,5
1,5 ≤ Nilai
Komposit 2,5
2,5 ≤ Nilai
Komposit 3,5
3,5 ≤ Nilai
Komposit 4,5
4,5 ≤ Nilai
Komposit 5
GCG
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Kurang Baik
Tidak Baik
C. Rentabilitas Earning
Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari aktivitas bisnis bank, selain itu aspek rentabilitas ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan.
31
Bank yang sehat adalah bank yang nilai rentabilitasnya terus meningkat. Di bawah ini adalah tabel
yang menunjukkan penilaian terhadap peringkat rentabiliatas earning untuk sebuah bank berdasarkan PBI No.131PBI2011.
32
30
Ba k I do esia, “urat Edara BI No.912DPNP Tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank U u ”, diakases pada tanggal 30 Maret 2015 dari
www.ojk.go.idsurat-edaran-bank-indonesia- nomor
-9-12-dpnp
31
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h.196.
32
Ba k I do esia, PBI No. PBI Te ta g Pe ilaia Ti gkat Kesehata Ba k
U u ”, diakses pada ta ggal Maret dari
www.bi.go.ididperaturanNo.13_24 DPNP_2011
.