19
maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat
”.
16
Alat yang digunakan dalam analisis laporan keuangan yang biasa digunakan adalah rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas,
analisis laba kotor, break even point dan rasio lainnya.
17
Teknik analisis laporan keuangan ada dua jenis, yaitu teknik analisis horizontal dan teknik analisis vertikal.
Teknik analisis horizontal adalah teknik analisis dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga akan diketahui perkembangannya,
sedangkan teknik analisis vertikal adalah analisis laporan keuangan yang hanya meliputi satu periode atau satu saat saja dengan membandingkan antara pos yang satu
dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut.
18
B. Kebangkrutan Bankruptcy
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2004 pasal 1 butir 1 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, kepailitan adalah
sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur
dalam undang-undang. Menurut Sentosa Sembiring bangkrut mengacu pada “hukum
kepailitan negara Anglo Saxon yang menyebutnya Bankruptcy yang berarti
16
Sofyan S. Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, h. 333.
17
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan,h.5.
18
Ibid., h. 64.
20
ketidakmampuan membayar utang”
19
. Kata Bankruptcy kemudian bila diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia menjadi bangkrut.
Menurut Munawir secara garis besar penyebab kebangkrutan biasa dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal perusahaan dan faktor eksternal, baik yang bersifat
khusus yang berkaitan langsung dengan perusahaan atau yang bersifat umum.
20
1. Faktor Internal adalah sebab-sebab yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri,
yang meliputi sebab finansial dan non finansial:
21
a. Sebab yang meliputi bidang finansial, yaitu:
1 Utang yang terlalu besar, menimbulkan beban tetap yang berat bagi
perusahaan. 2
Adanya “current liabilities” yang lebih besar daripada “current assets”. 3
Banyaknya piutang yang tidak tertagih. 4
Kesalahan dalam kebijakan pemberian deviden. 5
Tidak cukupnya dana-dana penyusutan. b.
Sebab yang meliputi bidang non finansial, yaitu: 1
Adanya kesalahan pada para pendiri perusahaan. 2
Kurang baiknya struktur organisasi perusahaan. 3
Kesalahan dalam memilih pimpinan perusahaan. 4
Adanya “managerial incompetency”.
19
Sentosa Sembiring, Hukum Kepailitan dan Peraturan Perundang-undangan yang Terkait dengan Kepailitan, Bandung: Nuansa Aulia, 2006, h.11.
20
Munawir S., Analisis Informasi Keuangan, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2002, h. 289.
21
Ibid., h. 289.
21
2. Faktor eksternal adalah sebab-sebab yang timbul atau berasal dari luar perusahaan
dan yang berada di luar kekuasaan atau kontrol dari pimpinan perusahaan atau badan usaha, contohnya:
22
a. Adanya persaingan yang hebat.
b. Berkurangnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan.
c. Turunnya harga-harga dan lain sebagainya.
Informasi mengenai kebangkrutan sangat bermanfaat bagi beberapa pihak yaitu:
23
1 Pemberi pinjaman
Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa yang akan diberi pinjaman dan kemudian bermanfaat untuk memonitor pinjaman yang
ada. 2
Investor Mengembangkan model prediksi kebangkrutan untuk melihat tanda-tanda
kebangkrutan seawal mungkin dan kemudian mengantisipasi kemungkinan tersebut.
3 Pihak pemerintah
Pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan lebih awal supaya tindakan-tindakan yang perlu bisa dilakukan lebih awal.
22
Ibid., h. 290.
23
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007, h. 261.