Penilaian Potensi Kebangkrutan Bank Umum Syariah
66
Tabel 4.11 Hasil
Net Working Capital to Total Assets X
1
No. Bank
Umum Syariah
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
1 BMI 0.81
0.84 0.80
0.79 0.79
2 BVS 0.83
0.88 0.80
0.90 0.92
3 BRIS 0.82
0.79 0.76
0.74 0.79
4 BJBS 0.87
0.89 0.84
0.82 0.88
5 BNIS 0.87
0.80 0.78
0.72 0.81
6 BMS 0.68
0.67 0.74
0.75 0.78
7 BPS 0.89
0.81 0.62
0.74 0.85
8 BSB 0.66
0.78 0.72
0.70 0.76
9 BSM 0.80
0.84 0.82
0.79 0.84
10 BCAS 0.87
0.84 0.83
0.86 0.89
Sumber: data diolah
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rasio net working capital to total assets bank umum syariah selama kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan nilai
yang cenderung stabil. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bank umum syariah dalam menghasilkan modal kerja bersih sama pada setiap bank. Jumlah atau nilai
yang modal kerja bersih yang dihasilkan dari penggunaan aktiva yang dimiliki oleh bank umum syariah tersebut setiap tahunnya juga hampir sama.
Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan bank umum syariah semakin baik bank syariah menghasilkan modal kerja bersih yang berakibat semakin tinggi pula tingkat
likuiditas bank tersebut. Berdasarkan hal ini maka dapat dilihat bahwa bank umum syariah yang tingkat likuiditasnya sangat baik selama kurun waktu lima tahun
terakhir adalah Bank Victoria Syariah pada tahun 2012 dengan nilai 0.92. Artinya
67
setiap pemakaian Rp 1 aktiva yang dimiliki Bank Victoria Syariah akan menghasilkan modal kerja bersih sebesar Rp 0.92.
2. X
2
= Retained Earning to Total Asset Berikut ini adalah jumlah laba ditahan yang dimiliki perusahaan bank umum
syariah selama lima tahun terakhir:
Tabel 4.12 Laba Ditahan
Retained Earning
No. Bank
Umum Syariah
Tahun
dalam jutaan rupiah
2010 2011
2012 2013
2014
1 BMI 443.684
670.639 1.596.742
1.120.895 684.634
2 BVS 2.655
23.214 33.378
37.453 3 BRIS
23.978 12.324
89.564 219.128
228.343 4 BJBS
5.393 20.579
30.095 40.571
35.531 5 BNIS
36.512 72.386
186.218 303.680
448.500 6 BMS
62.854 116.721
301.539 149.540
17.396 7 BPS
8.882 351
39.405 25.995
96.934 8 BSB
206.805 194.596
177.296 157.750
149.088 9 BSM
1.358.882 1.909.952
2.772.182 3.373.423
3.445.201 10 BCAS
3.826 10.599
18.959 31.659
44.609
Sumber: data diolah
Bila dilihat nilai laba ditahan untuk BRI Syariah, Bank Syariah Bukopin dan Bank Panin Syariah bernilai minus, ini dikarenakan adanya kesalahan kebijakan dalam
pembagian deviden. Kesalahan ini berupa pembagian nilai deviden kepada pemegang saham lebih besar daripada nilai laba ditahan bank tersebut. Sedangkan Bank Victoria
Syariah mempunyai nilai 0 karena bank tersebut baru beroperasi secara penuh sebagai bank umum syariah pada tahun 2010 sehingga belum mempunyai nilai laba ditahan.
68
Dari tabel laba ditahan yang telah dibahas sebelumnya, kemudian dimasukkan ke dalam rumus:
X
2
= Retainde Earning to Total assets = Laba Ditahan
Total Aktiva Maka, dari penggunaan rumus tersebut dihasilkan nilai rasio retained earnings to
total assets laba ditahan terhadap total aktiva untuk bank umum syariah selama tahun 2010-2014. Nilai rasio yang didapat kemudian dituangkan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 4.13 Hasil
Retained Earning to Total Assets X
2
No. Bank
Umum Syariah
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
1 BMI 0.021
0.021 0.036
0.020 0.011
2 BVS 0.041
0.025 0.025
0.026 3 BRIS
0.0035 0.0011
0.00087 0.0051
0.011 4 BJBS
0.003 0.007
0.005 0.009
0.006 5 BNIS
0.006 0.009
0.017 0.021
0.023 6 BMS
0.014 0.021
0.037 0.016
0.0025 7 BPS
0.018 0.00035
0.018 0.006
0.016 8 BSB
0.094 0.071
0.049 0.036
0.028 9 BSM
0.042 0.039
0.051 0.053
0.051 10 BCAS
0.004 0.009
0.012 0.016
0.017
Sumber: data diolah
Data pada tabel di atas memperlihatkan bahwa perkembangan nilai rasio ini selama kurun waktu lima tahun terakhir pada setiap bank umum syariah menunjukkan
nilai yang kecil cenderung konsisten. Selain itu dapat dilihat bahwa ada beberapa bank yang mempunyai nilai rasio negatif, yaitu Bank Syariah Bukopin yang dari
69
tahun 2010 sampai tahun 2014 tetap mempunyai nilai yang minus. Hal yang sama juga terjadi pada BRI Syariah yang mengalami nilai minus dari tahun 2010-2012, tapi
di tahun selanjutnya yaitu 2013 dan 2014 nilai rasio retained earnings to total assets BRI syariah mulai membaik dengan mendapatkan hasil yang positif. Bank Panin
Syariah juga pada tahun 2010 nilai rasionya negatif, tapi di tahun-tahun selanjutnya mulai menunjukkan nilai yang positif. Hasil rasio ini bisa bernilai minus karena nilai
dari laba ditahan yang dimiliki oleh bank tersebut juga minus. Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukkan indikasi laba ditahan yang dihasilkan
bank umum syariah semakin tinggi. Dari sepuluh bank umum syariah selama lima tahun terakhir, nilai rasio retained earnings to total assets yang tertinggi dimiliki oleh
Bank Syariah Mandiri pada tahun 2013 dengan nilai 0.053. Arti nilai ini adalah setiap penggunaan Rp 1 aktiva oleh Bank Syariah Mandiri akan menghasilkan nilai laba
ditahan sebesar Rp 0.053. 3.
X
3
= Earning Before Tax to Total Asset
Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan besarnya laba sebelum pajak yang dimiliki oleh bank umum syariah dari tahun 2010-2014:
70
Tabel 4.14 EBT Laba Sebelum Pajak
No. Bank
Umum Syariah
Tahun dalam jutaan rupiah 2010
2011 2012
2013 2014
1 BMI 231.076
371.670 521.841
653.621 96.719
2 BVS 3.013
26.182 10.164
4.928 25.021
3 BRIS 18.053
16.701 138.052
183.942 29.615
4 BJBS 7.696
25.769 20.843
18.759 29.751
5 BNIS 36.734
89.356 137.744
179.616 220.133
6 BMS 84.352
72.050 246.728
195.737 23.219
7 BPS 7.173
12.410 49.572
29.162 95.732
8 BSB 14.919
15.023 24.354
27.245 12.770
9 BSM 583.315
767.112 1.125.264
906.498 112.608
10 BCAS 6.285
8.950 10.961
16.761 17.498
Sumber: data diolah
Data pada tabel earning before tax laba sebelum pajak yang telah dikemukakan di atas dapat dilihat pada tahun 2010 sampai tahun 2013 bank umum syariah yang
memiliki laba sebelum pajak tertinggi dari bank lainnya adalah Bank Syariah Mandiri. Sedangkan di tahun 2014 laba sebelum pajak Bank Syariah Mandiri
menurun cukup jauh dari tahun sebelumnya dan membuat BNI Syariah di tahun 2014 yang menjadi bank dengan laba sebelum pajak tertinggi. Data laba sebelum pajak
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus dibawah ini: X
3
= Earning Before Tax to Total Assets = Laba Sebelum Pajak Total Aktiva
Penggunaan rumus tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan nilai rasio earning before and tax EBT to total assets untuk bank umum syariah tahun 2010-2014.
71
Maka tabel di bawah ini menunjukkan nilai rasio net working capital to total asset bank umum syariah tahun 2010-2014 yaitu:
Tabel 4.15 Hasil
EBT Laba Sebelum Pajak to Total Assets
No. Bank
Umum Syariah
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
1 BMI 0.011
0.011 0.012
0.012 0.0015
2 BVS 0.009
0.0041 0.011
0.0037 0.017
3 BRIS 0.003
0.0015 0.0098
0.011 0.0015
4 BJBS 0.004
0.009 0.005
0.004 0.005
5 BNIS 0.006
0.011 0.013
0.012 0.11
6 BMS 0.018
0.013 0.030
0.022 0.0033
7 BPS 0.016
0.012 0.023
0.007 0.015
8 BSB 0.006
0.006 0.007
0.006 0.002
9 BSM 0.018
0.016 0.021
0.014 0.002
10 BCAS 0.007
0.007 0.007
0.008 0.007
Sumber: data diolah
Data pada tabel di atas menunjukkan nilai rasio negatif dimiliki oleh Bank Panin Syariah pada tahun 2010 dan Bank Victoria Syariah untuk tahun 2014. Nilai negatif
pada rasio ini disebabkan karena nilai laba sebelum pajak EBT dari kedua bank umum syariah tersebut juga bernilai negatif. Nilai negatif ini didapat karena jumlah
beban yang harus dibayar oleh bank-bank tersebut lebih besar daripada jumlah pendapatan yang diterima.
72
Selama lima tahun terakhir bank yang nilai laba sebelum pajaknya tertinggi adalah Bank Syariah Mandiri, namum rasio laba sebelum pajak terhadap total aktiva yang
terbesar adalah BNI Syariah di tahun 2014 dengan nilai 0.11. Artinya, setiap penggunaan Rp 1 aktiva yang dimilki BNI Syariah akan menghasilkan nilai laba
sebelum pajak sebesar Rp 0.11. Hal ini menunjukkan semakin tinggi nilai rasio laba sebelum pajak terhadap total aktiva maka menunjukkan semakin baiknya kinerja
bank umum syariah dalam mengelola hartanya untuk menghasilkan laba sebelum pajak.
4.
X
4
= Book Value of Equity to Book Value of Total Debt
Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan nilai buku ekuitas Book Value of Equity dari bank umum syariah, yaitu:
Tabel 4.16 Nilai Buku Ekuitas
Book Value Of Equity
No. Bank Umum
Syariah Tahun dalam jutaan rupiah
2010 2011
2012 2013
2014
1 BMI 208.554
317.399 422.600
868.254 2.297.070
2 BVS 10.087
12.317 13.568
14.171 15.629
3 BRIS 92.313
125.327 123.193
163.153 151.928
4 BJBS 1.745
8.927 141.149
160.886 160.785
5 BNIS 23.647
47.720 97.474
102.349 110.890
6 BMS 68.718
61.983 57.403
51.082 288.933
7 BPS 26.424
24.446 24.761
28.527 29.861
8 BSB 43.994
57.646 58.393
85.176 80.808
9 BSM 365.261
511.063 743.598
787.871 725.401
10 BCAS 8.250
8.439 6.767
18.569 20.311
Sumber: data diolah
73
Data pada Tabel 4.16 menunjukkan pada tahun 2010-2012 nilai buku ekuitas tertinggi ada pada Bank Syariah Mandiri dan untuk tahun 2013 dan 2014 nilai buku
ekuitas tertinggi adalah Bank Muamalat Indonesia. Dapat dilihat juga bahwa nilai buku ekuitas, dari setiap bank umum syariah setiap tahunnya berfluktuasi kadang
mengalami kenaikan dan kadang megalami penurunan. Selanjutnya tabel di bawah ini adalah data yang menunjukkan Book Value of Debt
yang dimiliki oleh bank umum syariah tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Tabel 4.17 Nilai Buku Kewajiban
Book Value Of Debt
No. Bank Umum
Syariah Tahun dalam jutaan
rupiah 2010
2011 2012
2013 2014
1 BMI 208.554
317.399 422.600
868.254 2.297.070
2 BVS 35.773
64.653 161.748
119.634 84.238
3 BRIS 1.192.418
2.230.290 3.431.739
4.504.515 5.611.539
4 BJBS 274.658
350.268 575.579
711.187 583.989
5 BNIS 825.370
1.746.689 2.366.763
4.272.233 3.859.672
6 BMS 1.397.796
1.820.331 2.118.304
1.905.341 1.345.853
7 BPS 20.802
163.564 612.730
1.026.305 892.549
8 BSB 698.558
492.386 905.598
1.564.054 1.136.981
9 BSM 5.00.9834
7.741.140 9.168.631
11.029.685 9.609.312
10 BCAS 111.270
190.216 268.793
275.000 326.917
Sumber: data diolah
Data pada tabel menunjukkan bank umum syariah yang mempunyai total kewajiban tertinggi adalah Bank Syariah Mandiri pada tahun 2010-2014. Dapat
dilihat pula bahwa nilai kewajiban bank umum syariah cenderung meningkat setiap tahunnya, penurunan nilai kewajiban pada bank umum syariah terjadi pada tahun
74
2014. Tahun 2014 ini, tujuh dari sepuluh bank umum syariah mempunyai nilai total kewajiban yang menurun dari tahun sebelumnya. Bank-bank yang mengalami
penurunan tersebut adalah Bank Victoria Syariah, Bank Jabar dan Banten Syariah, BNI Syariah, Bank Syariah Mega, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin dan
Bank Syariah Mandiri. Data dari nilai buku kewajiban tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus:
X
4
= Book Value of Equity to Book Value of Debt = Nilai Buku Ekuitas
Total Kewajiban Penggunaan rumus tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan nilai rasio book value
of equity to book value of debt untuk bank umum syariah tahun 2010-2014. Tabel di bawah ini menunjukkan nilai rasio book value of equity to book value of debt bank
umum syariah tahun 2010-2014 yaitu:
Tabel 4.18 Hasil
Book Value of Equity to Book Value of Debt X
4
No. Bank Umum
Syariah Tahun
2010 2011
2012 2013
2014
1 BMI 0.057
0.069 0.052
0.088 0.21
2 BVS 0.28
0.19 0.084
0.12 0.18
3 BRIS 0.078
0.056 0.036
0.036 0.027
4 BJBS 0.006
0.025 0.245
0.226 0.275
5 BNIS 0.029
0.027 0.041
0.024 0.029
6 BMS 0.049
0.034 0.027
0.027 0.215
7 BPS 1.27
0.15 0.040
0.028 0.033
8 BSB 0.063
0.12 0.064
0.054 0.071
9 BSM 0.073
0.066 0.081
0.071 0.075
10 BCAS 0.074
0.044 0.025
0.068 0.062
Sumber: data diolah
75
Data pada Tabel 4.18 menunjukkan bahwa data dari rasio perbandingan antara nilai buku ekuitas terhadap total kewajiban tertinggi pada tahun 2010 dimiliki oleh Bank
Panin Syariah, tahun 2011 berpindah ke Bank Victoria Syariah dan untuk tahun 2012-2014 dimiliki oleh Bank Jabar dan Banten Syariah. Semakin tinggi nilai rasio
ini maka menunjukkan bank umum syariah mampu memenuhi seluruh kewajibannya dengan nilai buku ekuitas yang dimiliki oleh bank-bank tersebut.
Rasio tertinggi dalam waktu lima tahun terakhir dimiliki oleh Bank Panin Syariah pada tahun 2010 dengan nilai 1.27, artinya adalah setiap Rp 1 total kewajiban yang
dimiliki Bank Panin Syariah dicover sebesar Rp 1.27 oleh nilai buku ekuitas yang dimiliki bank tersebut.