13
Perkembangan Nazareth Musik ini juga terjadi dalam instrumentasinya. Grup yang pada awalnya hanya terdiri dari instrumen terompet, trombone, horn,
dan tuba berkembang dengan penambahan beberapa alat musik seperti gitar bass, drum, dan keyboard. Perkembangan instrumen tersebut secara otomatis
mempengaruhi pola musikal musik tiup tersebut. Perubahan-perubahan pada Nazareth Musik inilah yang menyebabkan
mereka tetap eksis, Nazareth Musik Tiup juga tetap mampu bertahan dan sering dipanggil untuk mengisi upacara-upacara perkawinan dan kematian, melihat hal
tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan menuliskan tentang Nazareth Musik Tiup dan bagaimana perkembangannya pada masyarakat Karo ke dalam
skripsi yang berjudul: “DINAMIKA NAZARETH MUSIK TIUP DI DESA SURBAKTI KECAMATAN SIMPANG IV KABUPATEN KARO.”
1.2. Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya terdapat beberapa permasalahan, namun untuk menghindari
kesimpang siuran dan tumpang tindih terhadap permasalahan permasalahan yang akan dibahas di dalam penelitian, maka penulis menentukan beberapa pokok
permasalahan, yaitu : 1.
Bagaimanakah sejarah dan perkembangan Nazareth Musik Tiup. 2.
Sejauh mana peran Grup Nazareth Musik Tiup dalam upacara adat Karo. 3.
Bagaimana perkembangan komposisi yang digunakan Nazareth Musik Tiup.
Universitas Sumatera Utara
14
1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana perkembangan ensambel musik tiup sejak masuknya di Kebudayaan Karo melalui
perkembangan grup grup musik tiup yang ada di tanah Karo, Dan faktor faktor yang mempengaruhi dinamika Nazareth Musik Tiup dalam masyarakat Karo.
1.3.2 Manfaat
Penulis melihat penelitian ini sangat bermanfaat baik bagi penulis sendiri dan bagi kita semua. Adapun manfaat bagi penulis adalah sebagai bentuk
pengaplikasian ilmu yang diperoleh selama menjalani studi di jurusan Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara. Sedangkan manfaatnya bagi kita
semua adalah sebagai sarana untuk memperluas pengetahuan kita mengenai dinamika grup musik tiup Nazareth di dalam masyarakat Karo.
Secara khusus, penelitian ini juga bermanfaat bagi para pemain musik tiup yang tergabung dalam grup grup musik tiup dan juga pemilik atau pemimpin grup
musik tiup dimana saja berada khususnya yang berada di tanah Karo. Karena dalam tulisan ini akan dijelaskan tentang bagaimana sesungguhnya keberadaan
grup musik tiup di tanah Karo dan faktor faktor apa yang mempengaruhi bertahannya sebuah grup musik tiup dan juga bagaimana perubahan , pergerakan
perkembangan dari musik tiup khususnya Nazareth Musik Sehingga melalui tulisan ini mereka dapat melihat bagaimana keberadaan grup mereka didalam
masyarakat Karo.
Universitas Sumatera Utara
15
Selain itu, secara umum penelitian juga bermanfaat sebagai bahan dokumentasi yang menggambarkan tentang perkembangan ensambel musik tiup
di dalam masyarakat Karo dan juga dapat menjadi dasar pertimbangan bagi peneliti peneliti selanjutnya yang juga akan mengadakan penelitian tentang
ensambel musik tiup.
1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep
Konsep adalah pengertian abstrak terhadap sebuah istilah. Konsep dapat membatasi dan mengarahkan perhatian seorang penulis pada topik yang telah
ditentukan. Konsep suatu istilah dapat dikutip dari sumber sumber seperti buku, skripsi, paper, majalah dan artikel selain itu juga dapat di kutip berdasarkan
pendapat seseorang atau berdasarkan pemahaman peneliti sendiri. Konsep juga dapat diperoleh dari kamus yang diterjemahkan langsung dari
bahasa asing seperti bahasa Inggris. Dalam tulisan ini juga terdapat istilah istilah yang perlu dijelaskan atau diuraikan secara jelas dan sederhana, agar tidak terjadi
kesalah pahaman dalam mengartikan kata kata yang digunakan dalam tulisan ini. Judul skripsi ini adalah : DINAMIKA GRUP NAZARETH MUSIK TIUP DI
DESA SURBAKTI KECAMATAN SIMPANG IV KABUPATEN KARO. Agar penulis dan pembaca memiliki pemahaman yang sama terhadap kata
kata yang terkandung di dalam judul tulisan ini, maka perlu diuraikan konsep dari kata kata tersebut, yaitu sebagai berikut:
Dinamika adalah studi tentang gerak beserta hal hal yang menyebabkan terjadinya gerak tersebut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer:2002, Didalam
Universitas Sumatera Utara
16
kamus besar bahasa indonesia 2008 juga terdapat pengertian dinamika yaitu suatu pergerakan yang mengakibatkan suatu perubahan, jika dikaitkan ke dalam ruang
lingkup sosial maka dinamika artinya pergerakan atau perkembangan yang dilakukan oleh suatu masyarakat tertentu yang menimbulkan suatu perubahan
bagi masyarakat itu sendiri. Dinamika yang dimaksudkan dalam penelitian saya ini adalah bagaimana perkembangan, perubahan Nazareth Musik Tiup pada
masyarakat Karo dan faktor-faktor penyebabnya. Grup atau yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah Organisasi berarti
kumpulan beberapa orang yang mempunyai tugas masing masing dengan tujuan yang sama dan disusun secara berstruktur Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer.2002. george R.Terry, seorang ahli manajemen, mengatakan bahwa organisasi adalah pembinaan hubungan yang didalamnya terdapat tindakan
mengusahakan hubungan yang efektif antara orang-orang, sehingga dapat bekerjasama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan diri dalam
melaksanakan tugas tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu 2001;119. Dalam hal ini organisasi
ensambel musik tiup yang dimaksud adalah grup musik yang ada di tanah Karo. Penulis menyatakan grup musik sebagai organisasi karena unsur unsur yang
membentuk sebuah organisasi juga terdapat dalam grup musik yaitu : 1.
Manusia yang bekerjasama, ada pemimpin dan yang di pimpin 2.
Tempat kedudukan, yang juga dimilki oleh grup musik tiup yaitu ditengah kehidupan adat masyarakat Karo sebagai masyarakat pendukungnya
3. Tujuan yang ingin dicapai, yang dalam hal ini tujuan grup musik tiup
adalah bermain musik bersama untuk mencari nafkah
Universitas Sumatera Utara
17
4. Pekerjaan yang akan dikerjakan yaitu bermain musik
5. Teknologi, dalam hal ini grup musik tiup juga menggunakan teknologi
khususnya dalam penggunaan alat musik dan soundsystem Grup yang dimaksudkan didalam tulisan ini dikhususkan kepada grup
musik tiup Nazareth, grup musik tiup yang masih bertahan dan tetap exsis sampai saat ini yang dipimpin oleh bapak Pt.Iswanta Sembiring. Grup musik tiup ini
telah banyak mengalami dinamika baik dari segi instrumen, konsep, dan fungsinya bagi sebagian kalangan masyarakat Karo pada khususnya dan yang
akan dibahas lebih terperinci di bab selanjutnya. Musik adalah seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsurnya
adalah melodi, irama, dan harmonisasi dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan, sifat dan warna bunyi namun penyajian sering masih berpadu dengan
unsur unsur lain seperti: bahasa, gerak, ataupun warna M. Soekanto:1992. Musik tiup adalah alat musik yang sumber getar penghasil bunyinya
adalah uadara atau aerofon dan cara memainkannya adalah dengan meniupnya. Instrumen musik tiup terdiri dari atas banyak materi dasar pembentuknya antara
lainmateri dasar pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain sebagainya. Salah satu materi dasar alat musik yang dimaksud
adalah alat musik yang dikenal dengan nama brass, yang artinya tembaga atau kuningan. Contohnya antara lain adalah : terompet, saksofon, trombone, horn dan
lain lain. Sedikit berbeda dengan pengertian yang telah dimaksudkan diatas musik
tiup yang dimaksud dalam tulisan ini adalah ensambel musik yang bukan hanya terdiri dari alat musik tiup seperti yang telah disebutkan diatas, tetapi juga alat
Universitas Sumatera Utara
18
musik lain seperti keyboard, gitar listrik, drum, saxophone, trombone, horn, tuba dan lain lain. Atau bisa dikatakan musik tiup yang telah mengalami perubahan
atau dinamika baik secara intrument dan juga fungsinya Tetapi tetap saja memakai nama musik tiup
Masyarakat Karo, berdasarkan etnosains mereka, membagi wilayah budayanya kedalam dua kategori yaitu Karo gugung atau orang-orang Karo yang
berada di wilayah pegunungan, terutama di kawasan Kabupaten Karo, Langkat, dan Deli Serdang, dan Karo jahe, Yaitu mereka yang berada di kawasan pesisir
terutama di wilayah Kabupaten Deli Serdang dan Langkat. Masyarakat Karo Gugung dianggap lebih murni menerapkan kebudayaan Karo, sedangkan
KaroJahe lebih banyak mengalami akulturasi dengan kebudayaan sekitarnya terutama dengan etnik Melayu.
Satu hal yang paling penting dalam masyarakat Karo adalah adanya sistem klen eksogamus, Yang mendasarkan hubungan perkawinan kepada
kelompok klen luarnya. Seperti halnya suku-suku lain, Masyarakat Karo mempunyai sistem
kemasyarakatan. Pada masyarakat Karo sistem kemasyarakatan dikenal dengan nama merga silima, tutur siwaluh, dan rakut
sitelu. Masyarakat Karo mempunyai sistem merga klan. Merga tersebut disebut untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan disebut beru. Merga atau beru ini
disandang di belakang nama seseorang. Merga dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok, yang disebut dengan merga silima, yang berarti marga yang lima.
Kelima merga tersebut adalah Karo-Karo, Tarigan, Ginting, Sembiring, dan Peranginangin.
Universitas Sumatera Utara
19
Terkait dengan penjelasan masyarakat Karo di atas, di dalam tulisan ini masyarakat Karo yang dimaksudkan adalah sebagian besar mereka yang
beragama nasrani khususnya masyarakat di dalam ruang lingkup lembaga Gereja Batak Karo Protestan GBKP.
1.4.2 Teori
Koentjaraningrat 1973:10 mengatakan teori adalah alat yang terpenting dari suatu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian
fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan. Teori adalah landasan dasar keilmuan untuk menganalisis berbagai fenomena. Teori adalah rujukan utama
dalam memecahkan masalah penelitian di dalam ilmu pengetahuan. Sebagai pedoman dalam menyelesaikan tulisan ini penulis menggunakan beberapa teori yg
berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini
Menurut Achsan Peremas 3003:17, organisasi adalah sekelompok orang yang sepakat bekerjasama untuk tujuan bersama. Berbicara tentang organisasi
maka tidak akan lepas dengan manajemen karena manajemen akan membantu sebuah organisasi untuk dapat mencapai tujuan mereka secara efisien dan efektif.
Achsan Permas, 2003:19. Melalui penelitian ini akan dilihat bagaimana grup musik tiup membuat
perencanaan kemudian mengaturnya dalam sebuah pengorganisasian dan mengarahkan setiap anggota untuk mengerjakanb bagian masing masing secara
maksimal dan terkendali dengan memperhatikan situasi dan Manajemen adalah cara memanfaatkan input untuk menghasilkan karya seni melalui suatu proses
Universitas Sumatera Utara
20
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan memperhatikan situasi dan kondisi lingkungankondisi lingkungan.
Selain memiliki rencana dan pencapaian tujuan yang dilakukan melalui program program dan metode, maka termasuk didalamnya adalah tugas mencari
dan mengalikasikan sumberdaya yang dimilki organisasi dan mempunyai pemimpin yang bertanggungjawab atas keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan A.M.Kadarman, 2001:2. Melalui penelitian ini akan dilihat bagaimana peran seorang pimpinan grup musik tiup memanfaatkan aset
yang ada demi kemajuan grup dan menjalin hubungan dengan setiap anggota yang dipimpinnya.
Penulis akan menggunakan teori Use dan Function yang dikemukakan oleh Alan P. Merriam untuk melihat fungsi yang terkandung dari penggunaan
ensambel musik tiup oleh masyarakat Karo. Salah satu alasan ensambel musik tiup masih digunakan sampai saat ini pasti karena ensambel musik tiup memiliki
fungsi bagi mayarakat Karo sebagai masyarakat pendukungnya.
1.5 Metode Penelitian
Metode adalah cara kerja untuk mendapatkan objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan Koentjaraningrat:1997. Dalam melakukan penelitian
ini, penulis menggunakan metode peneltian deskriptif yang bersifat kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara rinci dan
jelas tentang sesuatu hal yang menjadi fokus penelitian. Data diperoleh melalui pernyataan pernyataan atau tulisan tulisan individu masyarakat yang bersangkutan
dan tingkah laku umtuk kemudian diobservasi.
Universitas Sumatera Utara
21
Berkaitan dengan metode yang digunakan untuk memperoleh data, maka penulis membaginya kedalam beberapa tahap yaitu :
1.5.1 Menentukan Lokasi Penelitian
Untuk kepentingan penelitian dalam pengumpulan datra dan informasi dan juga membatasi cakupan daerah yang akan diamati, penulis memilih lokasi
penelitian di desa Surbakti, Kecamatan simpang Empat, Kabupaten Karo karena lokasi ini terdapat grup Nazareth Musik Tiup berdomisili dan masyarakat Karo
sebagai masyarakat pendukungnya.
1.5.2 Studi Kepustakaan
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis telah terlebih dahulu mengadakan studi kepustakaan mengenai musik tiup. Penulis mencari dan
membaca literatur literatur seperti : buku, majalah, artikel dan sebagainya yang relevan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. Selain itu, penulis juga
membaca beberapa skripsi sarjana yang membahas tentang musik tiup. Walaupun kemungkinan beberapa informasi yang diperoleh dari skripsi tersebut tidak lagi
relevan dengan keadaan sekarang ini sesuai dengan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, penulis merasa penting untuk membahas tentang studi dan kritikal
kepustakaan dalam satu bab khusus yaitu pada BAB II.
1.5.3 Penelitian Lapangan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih akurat, penulis juga akan melakukan penelitian lapangan dan akan turun langsung ke lapangan atau
Universitas Sumatera Utara
22
lokasi penelitian yang dimulai sejak proposal ini disahkan dan diijinkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Tetapi untuk tujuan dari skripsi ini penulis telah
melakukan beberapa wawancara wawancara kepada beberapa informan, dosen – dosen yang terkait dan juga beberapa alumni Etnomusikologi usu.
1.5.4 Kerja Laboratorium
Semua data dan informasi yang telah diperoleh akan diolah dalam kerja laboratorium dengan melakukan penyaringan dan penyeleksian, pengaplikasian,
menambah data yang kurang, memodifikasi serta mengembangkannya, selain itu proses kerja laboratorium lainya adalah menganalisis data dari analisi data inilah
maka akan didapatkan suatu kesimpulan, Kemudian di cek ulang agar tidak terjadi kerancuan dan tumpang tindih sehingga mudah dipahami dan tercapai tujuan dari
penelitian ini dengan baik dan sesuai fakta serta berguna bagi para pembaca.
Universitas Sumatera Utara
23
BAB II KONDISI GEOGRAFIS MASYARAKAT KARO DI DESA SURBAKTI
Pada bab ini dimulai dengan penjelasan singkat mengenai kondisi geografis desa Surbakti yang kemudian dilanjutkan dengan latar belakang sejarah
kesenian masyarakat Karo di desa Surbakti. Pembahasan akan dilanjutkan dengan penggunaan musik tiup dan faktor- faktor yang melatar-belakangi penerimaan dan
penggunaan musik tiup dalam masyarakat Karo di desa Surbakti.
2.1 Geografis Desa Surbakti
Desa Surbakti adalah salah satu desa yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Berjarak ± 1 km arah barat dari
Kantor Camat Simpang Empat, dan berjarak ± 7 Km ke ibu kota kabupaten yaitu kota Kabanjahe, dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan
dengan Desa Perteguhan Kecamatan Simpang Empat, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat, sebelah Timur berbatasan
dengan Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Beganding Kecamatan Simpang Empat Tim Penyusun
RKPDES Surbakti, 2010-2014. Desa Surbakti termasuk ke dalam wilayah dataran tinggi yaitu berada pada ketinggian antara ± 1.000 m sd 1.300 m diatas
permukaan laut. Curah hujan rata-rata per tahun adalah 2.000 mm sd 3.000 mm, dan suhu temperaturnya adalah 16ºc sd 27ºc.
Luas areal desa Surbakti adalah 825 Ha, dengan perincian sebagai berikut 1. Pertanianperladangan 595 Ha
Universitas Sumatera Utara
24
2. Perumahanpemukiman 10 Ha 3. Sawahperikanan 60 Ha
4. Jalan umumjalan dusun 100 Ha Dari data tahun 2009-2010, tercatat jumlah penduduk Desa Surbakti
sebanyak 2167 jiwa. Yang terdiri atas 1003 jiwa laki-laki dan 1164 jiwa perempuan. Dihitung berdasarkan jumlah Kepala Keluarga KK, Desa Surbakti
dihuni oleh 632 Kepala Keluarga, dimana 90 penduduk Desa Surbakti merupakan Suku Karo dan 10 nya lagi merupakan suku- suku pendatang seperti
Jawa, Simalungun,Nias dan Toba.
2.2 Penduduk Desa Surbakti