25
sendiri. Seiring perjalanan waktu dan perkembangan zaman, penduduk di Desa Surbakti juga semakin bertambah dengan datangnya suku-suku lain walaupun
dalam jumlah yang tidak terlalu besar.
2.3.1 Sistem kekerabatan
Masyarakat Karo dikenal sebagai masyarakat yang menganut sistem kekerabatan Patriliniel, seperti halnya yang dianut suku Batak lainnya
Simalungun, Toba, Mandailing, PakpakDairi. Dalam sistem kekerabatan ini, setiap anak yang lahir dalam sebuah keluarga, baik laki-laki maupun perempuan,
dengan sendirinya akan mengikuti garis keturunan atau marga dari ayahnya. Dengan demikian yang dapat meneruskan marga atau silsilah ayahnya adalah
anak laki-laki. Sehingga apabila seorang anak perempuan menikah, maka anak- anak yang dilahirkannya akan mengikuti marga suaminya. Hal ini yang membuat
kedudukan seorang anak laki-laki sangat penting dalam masyarakat Karo. Demikian jugalah masyarakat Karo di Desa Surbakti, menganut paham ini dalam
sistem kekerabatannya. Sistem kekerabatan ini didukung dengan prinsip rakut sitelu yang terdiri
dari tiga dasar. Keterkaitan ketiga pancangan ini mengibaratkan kedudukan orang –orang Karo di dalam kebudayaannya, yaitu: senina, anak beru dan kalimbubu.
Senina adalah orang-orang yang satu kata dalam permusyawaratan adat. Se berarti satu, nina berarti kata atau pendapat. Senina juga dapat diartikan sebagai orang
yang bersaudara dan memiliki marga yang sama. Anak beru berarti anak perempuan dan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Karo dikenal sebagai
kelompok yang mengambil istri dari keluargamarga tertentu. Kalimbubu adalah
Universitas Sumatera Utara
26
kelompokpemberi dara bagi keluargamargatertentu. Dalam kehidupan sehari- hari sering juga disebut dibata ni idahTuhan yang kelihatan, karena
kedudukannya sangat dihormati dalam kebudayaan masyarakat Karo. Selain itu marga juga adalah suatu dasar penyusunan sistem kekerabatan
bagi masyarakat Karo. Apabila seseorang berkenalan dan menyebutkan marga nya, mereka bisa langsung ertuturtata cara seseorang berkenalanberbicara yang
berkaitan dengan selsilah dan sistem kekerabatandiantara mereka. Biasanya apabila seseorang berkenalan dengan pria lain yang ternyata satu marga
dengannya, maka diantara kedua orang ini akan terjalin sebuah rasa persaudaraan dengan sendirinya. Marga juga memiliki peranan penting dalam mengatur
hubungan kekeluargaan yang di sebabkan perkawinan dan hubungan darah garis keturunan. Sesuai dengan sistem kekerabatan patriliniel dan prinsip rakut sitelu,
maka orang Karo baik pria maupun wanita yang se-marga tidak boleh menikah karena mereka memiliki ikatan satu marga. Karena itu seorang pria Karo
dianjurkan untuk menikah dengan wanita yang se-beru dengan ibunya ataupun wanita lain dengan beru lain yang tidak sama dengan marga-nya sendiri.
2.3.2 Adat Istiadat