commit to user
66 bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa
dengan motivasi belajar tinggi dan siswa dengan motivasi belajar sedang. b. Pada komparasi µ
1
vs µ
3
antara motivasi tinggi dengan motivasi rendah diperoleh F
obs
= 2,505 6,230 = F
tabel
sehingga H tidak ditolak. Ini berarti
bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan motivasi belajar tinggi dan siswa dengan motivasi belajar rendah.
c. Pada komparasi µ
2
vs µ
3
antara motivasi sedang dengan motivasi rendah diperoleh F
obs
= 0,029 6,230 = F
tabel
sehingga H tidak ditolak. Ini berarti
bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan motivasi belajar sedang dan siswa dengan motivasi belajar rendah.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berikut ini adalah pembahasan hasil analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama sehubungan dengan pengajuan hipotesis
yang telah dikemukakan pada BAB II.
1. Hipotesis Pertama
Dari perhitungan anava dua jalan dengan sel tak sama pada Tabel 4.9, diperoleh F
a
= 20,349 3,965 = F
0,05;1,77
sehingga H
0A
ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa dengan pembelajaran
menggunakan perpaduan metode penemuan dengan pendekatan investigasi dan siswa dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah pada materi ruang
dimensi tiga. Hal ini dikarenakan pemilihan metode secara tepat dapat menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa untuk berperan aktif dan
berusaha memecahkan sendiri permasalahan dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. Dengan pengalaman yang mendorong sifat
aktif, diharapkan siswa mampu memperoleh pemahaman konsep yang melekat sehingga perubahan pada diri siswa sebagai hasil proses belajar dapat melekat
lebih lama dalam memori siswa. Untuk mengetahui pembelajaran manakah yang menghasilkan prestasi
belajar lebih baik dapat dilihat langsung pada rataan marginal untuk masing-
commit to user
67 masing kelompok pada Tabel 4.3. Rataan marginal kelompok siswa yang
memperoleh pembelajaran menggunakan perpaduan metode penemuan dengan pendekatan investigasi adalah 64,860 dan rataan marginal kelompok siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan metode ceramah adalah 51,475. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan perpaduan
metode penemuan dengan pendekatan investigasi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada pembelajaran menggunakan metode
ceramah.
2. Hipotesis Kedua
Dari perhitungan anava dua jalan dengan sel tak sama pada Tabel 4.9, diperoleh F
b
= 3,914 3,115 = F
0,05;2;77
sehingga H
0B
ditolak. Namun setelah dilakukan uji komparasi ganda, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa H
tidak ditolak pada ketiga uji komparasi rataan antarkategori motivasi. Hal ini
disebabkan oleh selisih antara F
b
= 3,914 dan F
0,05;2;77
= 3,115 yang sangatlah kecil. Pembulatan angka di belakang koma yang terjadi berkali-kali pada waktu
perhitungan mulai dari nilai rataan, jumlah kuadrat deviasi, jumlah rataan, jumlah kuadrat, rataan kuadrat hingga perhitungan nilai F
b
menyebabkan nilai F
b
menyimpang dari nilai yang sebenarnya. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai motivasi belajar
matematika tinggi, sedang, dan rendah dalam mengerjakan soal pada materi ruang dimensi tiga. Hal ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan sebagai berikut.
a. Siswa menjawab angket motivasi belajar matematika tidak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Siswa cenderung akan memilih pilihan
jawaban yang positif sehingga memberikan kesan yang baik pada dirinya atau bahkan sebaliknya, siswa akan merendahkan motivasinya karena tidak mau
dianggap sombong oleh teman-temannya. b. Siswa menjawab angket dengan asal-asalan, tanpa memahami maksud yang
terkandung di dalamnya.
commit to user
68
3. Hipotesis Ketiga
Dari hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diperoleh F
ab
= 0,068 3,115 = F
0,05; 2, 77
, maka H
0AB
tidak ditolak sehingga tidak perlu dilakukan uji pasca anava. Dengan tidak ditolaknya H
0AB
berarti tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar matematika siswa untuk soal pada materi ruang dimensi tiga. Pembelajaran menggunakan perpaduan metode penemuan dengan
pendekatan investigasi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada pembelajaran menggunakan metode ceramah, baik pada siswa dengan
motivasi tinggi, motivasi sedang, maupun motivasi rendah.
commit to user
69
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pembelajaran matematika dengan metode penemuan yang dipadukan dengan
pendekatan investigasi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada metode ceramah pada materi ruang dimensi tiga.
2. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah mempunyai prestasi belajar matematika yang sama pada materi ruang dimensi
tiga. 3. Pembelajaran menggunakan perpaduan metode penemuan dengan pendekatan
investigasi menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada pembelajaran menggunakan metode ceramah, baik pada siswa
dengan motivasi tinggi, motivasi sedang, maupun motivasi rendah.
B. Implikasi
Berdasar atas kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini, maka penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna baik secara teoritis maupun
secara praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika.
1. Implikasi Teoritis
Pembelajaran menggunakan perpaduan metode penemuan dengan pendekatan investigasi membantu siswa untuk tidak hanya menghafal, tetapi juga
dilandasi dengan suatu pemahaman konsep yang matang dan melibatkan siswa secara langsung di dalam setiap proses penyelesaian masalah. Hal ini menjadikan
siswa mencari sendiri pemecahan dari permasalahan yang dihadapi. Secara umum, dengan diperkenalkannya metode penemuan kepada siswa, siswa dapat
menentukan langkah-langkah yang tepat dalam mengerjakan suatu permasalahan dalam matematika. Dengan dipadukannya metode penemuan dan pendekatan