Pengertian Matematika Metode Penemuan

commit to user 11 pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan minat, dan penyesuaian diri”. Pendapat yang sedikit berbeda dikemukakan oleh Muhibbin Syah 2009: 63 yang menyatakan ”Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri”. Hal senada juga dinyatakan oleh Slameto 2003: 3 yang mendefinisikan ”Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni sebagai berikut. 1 Faktor internal faktor dari dalam siswa, yakni keadaankondisi jasmani dan rohani siswa; 2 Faktor eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa; 3 Faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Muhibbin Syah, 2009: 145-146 Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu sehingga mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berupa perubahan kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, dan penyesuaian diri menjadi lebih baik karena adanya hubungan dengan individu lain dan lingkungan sekitar.

c. Pengertian Matematika

Kline dalam Karso dkk 1993: 3 mengatakan “Matematika itu bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, commit to user 12 tetapi keberadaannya itu untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam”. Masih dalam Karso dkk 1993: 2, James dan James dalam kamus matematikanya mengatakan “Matematika itu ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak”. Sedangkan Purwoto 2003: 12-13 menyatakan “Matematika adalah pola keteraturan pengetahuan tentang struktur yang terorganisasikan mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur-unsur yang didefinisikan ke aksioma dan postulat dan akhirnya ke dalil”. Sejalan dengan Purwoto, Russel dalam Hamzah B. Uno 2008: 129 mendefinisikan “Matematika sebagai suatu studi yang dimulai dari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal menuju arah yang tidak dikenal. Arah yang dikenal tersusun baik konstruktif secara bertahap menuju arah yang rumit kompleks, dari bilangan bulat ke bilangan pecah, bilangan real ke bilangan kompleks, dari penjumlahan dan perkalian ke diferensial dan integral, dan menuju matematika yang lebih tinggi”. Pakar lain, Soedjadi dalam Hamzah B. Uno 2008: 129 memandang “Matematika merupakan ilmu yang bersifat abstrak, aksiomatik, dan deduktif”. Dari beberapa pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang logika, besaran-besaran, dan konsep-konsep yang bersifat abstrak, aksiomatik, dan deduktif serta keberadaannya bertujuan untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.

d. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Berdasarkan pengertian prestasi, belajar, dan matematika yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran matematika yang mengakibatkan perubahan tingkah laku berupa perubahan kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, dan penyesuaian diri menjadi lebih baik yang ditunjukkan dengan hasil berupa nilai. commit to user 13

2. Metode Mengajar a. Pengertian Metode Mengajar

Pada uraian di atas, telah dijelaskan mengenai belajar dan faktor- faktor yang mempengaruhinya. Sedangkan proses belajar itu sendiri sangat erat hubungannya dengan proses mengajar yang dilakukan oleh guru. Mengajar adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar itu secara optimal. W. Gulo, 2004: 8. Oleh karena itu, metode mengajar yang digunakan oleh guru menjadi salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan belajar. Metode mengajar sering juga disebut metode pembelajaran. Purwoto 2003: 65 menyatakan “Metode mengajar adalah suatu cara mengajarkan topik tertentu agar proses pengajaran tersebut berhasil dengan baik”. Pendapat serupa juga dinyatakan oleh Hamzah B. Uno 2008: 21 yang mendefinisikan “Metode pembelajaran sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Selain disebut dengan metode pembelajaran, metode mengajar disebut juga sebagai teknik penyajian pelajaran. Metode mengajar atau teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Roestiyah N. K., 2008: 1 Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah suatu cara atau teknik untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran.

b. Metode Penemuan

Metode penemuan adalah terjemahan dari discovery learning. Kata penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan yang dilakukan oleh siswa. Dalam belajarnya ia menemukan sendiri sesuatu hal yang baru. Ini tidak berarti yang ditemukannya itu benar-benar baru, sebab sudah diketahui oleh yang lain. Karso dkk, 1993: 57. commit to user 14 Menurut Sund dalam Roestiyah N. K. 2008: 20 “Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya”. Sedangkan Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana 2009: 77 menyatakan “Discovery merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan sikap”. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penemuan adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga mampu mengasimilasikan suatu konsep dan prinsip berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Secara umum, urutan langkah metode penemuan adalah sebagai berikut. 1 Guru merumuskan masalah yang akan dipaparkan kepada siswa dengan data secukupnya, dan dengan perumusan yang jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir. 2 Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun dan menambah data baru, memproses, mengorganisir dan menganalisis data tersebut. Guru membimbing siswa agar melangkah ke arah yang tepat, biasanya dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan. 3 Siswa menyusun konjektur prakiraan atau dugaan dari hasil analisis yang dilakukannya. 4 Mengkaji kebenaran konjektur dengan alasan-alasan yang masuk akal. Verbalisasi konjektur beserta buktinya diserahkan kepada siswa untuk menyusunnya. 5 Jika siswa sudah dapat menemukan yang dicari, guru dapat memberikan soal tambahan untuk memeriksa kebenaran penemuan itu serta tingkat pemahaman mereka. Fadjar Shadiq, 2009: 20 Belajar dengan menggunakan metode penemuan dapat membantu siswa untuk menemukan konsep-konsep yang akan membuatnya terampil dalam memilih langkah yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah dan commit to user 15 akan memotivasi siswa senang belajar matematika. Roestiyah N. K. 2008: 20- 21 mengungkapkan keunggulan dari metode penemuan adalah sebagai berikut. 1 Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan; memperbanyak kesiapan; serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitifpengenalan siswa. 2 Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadiindividual sehingga dapat kokohmendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. 3 Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa. 4 Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing. 5 Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat. 6 Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri. Secara singkat dan jelas, Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni 2008: 129-130 menyatakan Discovery learning mempunyai beberapa keuntungan dalam belajar, antara lain siswa memiliki motivasi dari dalam diri sendiri untuk menyelesaikan pekerjaannya sampai menemukan jawaban-jawaban atas problem yang dihadapi mereka. Selain itu, siswa juga belajar untuk mandiri dalam memecahkan problem dan memiliki keterampilan berpikir kritis, karena mereka harus menganalisis dan mengelola informasi. Walaupun demikian, metode penemuan juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu: 1 Metode ini banyak menyita waktu. Juga tidak menjamin siswa tetap bersemangat menemukan. 2 Tidak setiap guru mempunyai selera atau kemampuan mengajar dengan cara penemuan. Kecuali itu tugas guru sekarang cukup sarat. 3 Tidak setiap anak mampu melakukan penemuan. Apabila bimbingan guru tidak sesuai dengan kesiapan intelektualsiswa, ini dapat merusak struktur pengetahuannya. Juga bimbingan yang terlalu banyak dapat mematikan inisiatifnya. 4 Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengajarkan tiap topik. 5 Kelas yang banyak muridnya akan sangat merepotkan guru dalam memberikan bimbingan dan pengarahan belajar dengan metode penemuan. Purwoto, 2003: 84

c. Metode Ceramah

Dokumen yang terkait

Eksperimentasi Pembelajaran Assessment For Learning dan Eksperimentasi Pembelajaran Menggunakan Perpaduan Metode Penemuan Dengan Pendekatan Investigasi 97

0 3 7

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SUB POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 4 105

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK APROKSIMASI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK TEKNIK SE

0 5 86

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN METODE PENEMUAN DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 12 124

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATERI LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

0 2 84

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI DAN GUIDED DISCOVERY Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Metode Resitasi Dan Guided Discovery Ditinjau Dari Kedisiplinan Siswa.

0 2 17

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BELAJAR HEURISTIK DAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Metode Belajar Heuristik Dan Ekspositori Ditinjau Dari Keaktifan Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakart

0 0 17

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BELAJAR HEURISTIK DAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Metode Belajar Heuristik Dan Ekspositori Ditinjau Dari Keaktifan Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Surakart

0 1 12

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA Peningkatan Kemandirian dan Prestasi Belajar Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok (PTK Pembelajaran Matematika pada

0 1 15

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA Peningkatan Kemandirian dan Prestasi Belajar Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok (PTK Pembelajaran Matematika pada

0 1 1