Pengambilan Data Orangutan” dari Morrogh-Bernard et al. 2002. Tetapan minimal lama pengamatan dalam penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan
oleh Rijksen 1978 yang menggunakan minimal lama pengamatan aktivitas orangutan dalam satu harinya adalah 90 menit atau 1,5 jam.
Alasan pemilihan minimal pengamatan selama 3 jam ini adalah karena sifat dari orangutan, baik orangutan rehabilitan maupun orangutan liar yang dapat
melakukan perilaku tertentu hingga lebih dari 2 jam, seperti pada perilaku istirahat dan makan. Hal ini jelas akan cukup menimbulkan kesulitan saat analisa data
dilakukan, karena gambaran perilaku harian dari orangutan sasaran tidak secara lengkap tercatat dan tidak terwakili. Sehingga kemungkinan besar terjadi
dominasi data perilaku harian secara tidak proporsional apabila pengamatan berlangsung dibawah 3 jam. Untuk data pengamatan yang memiliki durasi
pengamatan dibawah 3 jam, maka data tersebut tidak digunakan dalam analisa penelitian ini Kuncoro, 2004.
Lama pengamatan pada orangutan dalam penelitian ini berkisar antara 3 jam sampai 12 jam, tergantung pada kondisi lapangan. Pengamatan dihentikan
apabila pergerakan orangutan sasaran tersebut keluar dari daerah penelitian atau kondisi cuaca yang buruk. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias pada data
penelitian. Untuk data pengamatan yang memiliki durasi pengamatan dibawah 3 jam, maka data tersebut tidak digunakan dalam analisa penelitian ini Kuncoro,
2004.
3.7. Pencarian
Sebagian besar kegiatan di stasiun penelitian Batang Toru adalah mencari orangutan. Pencarian orangutan masih difokuskan di sekitar camp penelitian saja
sekitar 4 km² atau 33,3 dari luas total stasiun penelitian. Pencarian orangutan dilakukan secara tim 2-3 orang, tergantung jumlah personil yang ada. Metode
pencarian orangutan yang kami lakukan adalah dengan berjalan cepat di jalur dapat melewati hutan yang lebih luas, berjalan pelan dengan tidak berisik sambil
banyak mendengar orangutan di lokasi ini cenderung menghindari perjumpaan dengan manusia atau terkadang mereka sembunyi, terkait perburuan orangutan
yang terjadi di masa lampau, dan diam atau menunggu di sekitar pohon pakan
Universitas Sumatera Utara
orangutan misal, menunggu di dekat Agathis borneensis yang berbuah YEL- SOCP, 2012.
Menurut Kuncoro 2004, orangutan adalah satwa soliter yang cenderung hidup sendiri dan memiliki pergerakan lambat sloths dalam rimbunan pohon-pohon
di hutan. Hal ini menyebabkan orangutan menjadi sulit untuk ditemukan.
Apabila orangutan focal berhasil ditemukan hingga individu tersebut membuat sarang
untuk tidur, maka pengambilan data untuk keesokan harinya cukup dilakukan dengan mengunjungi sarang terakhir yang dibuat sebelumnya. Apabila orangutan
tidak bisa diikuti sampai sarang maka proses pencarian diulangi lagi dari awal.
3.8. Analisis Data
Dalam menguji hipotesis digunakan teknik pengujian non-parametrik. Menurut Siegel 1986 data-data yang diperoleh merupakan distribusi bebas, sehingga tidak
ada anggapan bahwa data-data yang diperoleh telah ditarik dari suatu populasi dengan distribusi tertentu. Dengan kata lain tidak adanya perlakuan yang
diberikan terhadap obyek penelitian. Data-data yang diperoleh dideskripsikan dalam bentuk tabel dan gambar
serta dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak “Statistic Programme for
Scientific and Social science ” SPSS 19,0 untuk windows. Penganalisaan data
yang diperoleh yaitu dengan menggunakan Crostabs, uji Krusskall Wallis; yaitu suatu uji non-parametric yang digunakan apabila yang didapat lebih dari dua
individu orangutan betina dewasa, betina remaja dan jantan remaja dan dilanjutkan dengan uji Man Whitney.
Tes tersebut dilakukan untuk menganalisis pemilihan makanan orangutan sasaran dan untuk menganalisis pola penggunaan
kanopi pohon pada saat aktifitas makan. Keseluruhan tes yang diujikan, kemudian dianalisis dengan menggunakan tingkat beda nyata pada nilai P 0,05.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Persentase Jenis Makanan Orangutan Sumatera
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan 65 jenis makanan yang terdiri dari 63 jenis tumbuhan dan dua jenis serangga. Tabel 4.1 berikut ini
adalah daftar pakan orangutan yang ditemukan di Stasiun Penelitian Kawasan Hutan Batang Toru Bagian Barat Tapanuli Utara.
Tabel 4.1. Pakan Orangutan di Stasiun Penelitian Hutan Batang Toru
Famili Jenis Tumbuhan
Kategori Makanan
Alangiaceae 1
Alangium sp. Daun
Anacardiaceae 2
Camnosperma auriculatum Buah
3 Dracontomelum mangiferum
Daun Araucariaceae
4 Agathis borneensis
Buah Arecaceae
5 Calamus caesus
Umbut 6
Daemonorops sp. Umbut
7 Khorthalsia grandis
Umbut Casuarinaceae
8 Gimnostoma sumaterana
Bunga Clusiaceae
9 Garcinia sp.
Buah Euphorbiaceae
10 Baccaurea sp.
Buah Fabaceae
11 Parkia speciosa
Buah Fagaceae
12 Castanopsis costata
Buah 13
Lithocarpus sp. Buah
Flacourtinaceae 14
Hydnocarpus sp. Kulit Kayu
Flagellariaceae 15
Flagellaria indica Daun
Lauraceae 16
Cinnamomun sp. Daun
17 Cinnamomun iners
Daun Marantaceae
18 Clinogyne sp.
Kulit Kayu Moraceae
19 Antiaris toxicaria
Buah 20
Artocarpus sp. Buah
21 Artocarpus elasticus
Umbut 22
Ficus sp. Buah
23 Ficus deltoidea
Daun 24
Ficus fistulosa Buah
25 Ficus grossularioides
Buah 26
Ficus magnoliaefolia Buah
27 Ficus ribes
Buah 28
Ficus sinuate Buah
Myrsinaceae 29
Labisia sp. Buah
30 Melaleuca sp.
Buah Myrtaceae
31 Rhodamnia sp.
Buah 32
Syzygium sp. Buah
33 Syzygium claviflora
Buah 34
Syzygium cymosa Buah
35 Syzygium helferi
Buah Orchidaceae
36 Bulbophyllum sp.
Umbut
Universitas Sumatera Utara