BAB 3 BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian  dilaksanakan  pada  bulan  Februari  sampai  April  2013.  Lokasi penelitian berada di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat, Kabupaten Tapanuli
Utara-Sumatera  Utara  Gambar  3.1,  tepatnya  di  Stasiun  Penelitian  Yayasan Ekosistem  Lestari  Sumateran  Orangutan  Conservation  Program  YEL-SOCP.
Kegiatan penelitian dilakukan pada area seluas 2.400 ha.
Gambar 3.1  Peta  Lokasi  Penelitian  di  Kawasan  Hutan  Batang  Toru  Bagian  Barat YEL-SOCP.
Universitas Sumatera Utara
3.2.Deskripsi Area
Hutan Batang Toru HBT memiliki luasan  sekitar 136.000 ha dan terbagi dalam dua  blok,  yaitu  blok  Timur  dan  blok  Barat.  Secara  administratif  Hutan  Batang
Toru  terletak  di  Kabupaten  Tapanuli  Utara,  Tapanuli  Tengah,  dan  Tapanuli Selatan, sedangkan secara geografis berada antara 98
o
53’ – 99
o
26’ Bujur Timur dan  02
o
03’  –  01
o
27’  Lintang  Utara.  Stasiun  penelitian  Batang  Toru  SOCP– YEL  sendiri  termasuk  dalam  kawasan  hutan  lindung,  berada  di  Hutan  Batang
Toru Blok Barat Kabupaten Tapanuli Utara, dengan luas area sekitar 2.400 Ha. Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat memiliki ketinggian mulai dari 50
mdpl  sampai  dengan  1875  mdpl.  Titik  terendahnya  berada  di  Sungai  Sihaporas dekat  kota  Sibolga,  dan  titik  tertingginya  berada  pada  Dolok  Lubuk  Raya  di
bagian  Selatan  Kawasan  Hutan  Batang  Toru.  Kelerengan  antara  16  sampai dengan lebih dari 60, bentuk medan di wilayah tersebut didominasi oleh bentuk
topografi  yang  berbukit  dan  bergunung.  Tanah  di  Hutan  Batang  Toru  termasuk yang peka terhadap erosi.
PT.  Newmont  Horas  Nauli,  LIPI  dan  Hatfield  2005  dalam  kajian biodiversitasnya  menyimpulkan  adanya  kekayaan  flora  cukup  tinggi  dan  telah
teridentifikasi  194  jenis  pohon  dari  127  genus  dan  54  famili  dan  10  jenis dikategorikan jenis tumbuhan langka, diantaranya 2 jenis tumbuhan endemik dan
langka,  yaitu  Bunga  raksasa  Amorphophalus  baccari  dan  Amorphophalus  gigas dan tumbuhan langka lainnya, yaitu Bunga Bangkai Raksasa Raflesia gadutnensis
dan  3  jenis  tumbuhan  kantong  semar  yang  terancam  bahaya  kepunahan,  yaitu Nephentes  sumatrana,  Nephentes  eustachya  dan  Nephentes  albomarginata.
Disamping itu diantaranya juga ditemukan jenis-jenis baru, seperti Bahaunia  sp., Macaranga  sp.  dan  Wrigtea  sp.  Menurut  YEL  2007  Hutan  Batang  Toru  juga
memiliki diversitas anggrek yang sangat tinggi. PT.  Newmont  Horas  Nauli,  LIPI,  Hatfield  2005  dalam  kajian
biodiversitasnya  menyimpulkan  bahwa  Kawasan  Hutan  Batang  Toru  Barat, termasuk Blok Anggoli dapat ditemukan 60 jenis satwa liar, diantaranya 15 jenis
satwa  liar  yang  terancam  punah  secara  global,  diantaranya  orangutan  Sumatra Pongo  abelii,  harimau  Sumatera  Panthera  tigris  sumatrae,  kambing  hutan
Sumatera  Naemorhedus  sumatrensis,  Tapir  Tapirus  indicus,  landak  Hystrix
Universitas Sumatera Utara
brachyura,  beruk  Macaca  nemestrina,  beruang  madu  Helarctos  malayanus, kucing  emas  Pardofelis  marmomata.  Hutan  Batang  Toru  merupakan  habitat
terakhir bagi populasi orangutan Sumatera Pongo abelii yang jauh terpisah dari orangutan lain di Sumatera Utara dan Aceh YEL, 2007.
Survey yang dilakukan oleh PT. Newmont Horas Nauli, LIPI dan Hatfield 2005  telah  menemukan  jumlah  jenis  yang  lebih  besar,  yaitu  247  jenis  burung,
diantaranya  3  jenis  terancam  punah  secara  global,  yaitu  Bucheros  sp.  Ictinaetus malayensis  dan  Spilornis  cheela  dan  52  jenis  sedang  menuju  kepunahan  dan  20
jenis  diantaranya  merupakan  jenis  burung  migran.  Untuk  herfetofauna  sebanyak 48  jenis  satwa  reptilia  dan  36  jenis  amphibia  yang  ditemukan,  5  jenis  reptilia
diantaranya  terancam  punah  secara  global,  seperti  Phyton  reticulates,  Manouria emys,  Cyclemis  detante,  Cuoraam  boinensis.  Disamping  itu  masih  ditemukan
jenis-jenis baru, seperti 8 jenis reptilia dan 4 jenis amphibia.
3.3. Alat dan Bahan