Alat dan Bahan Objek Penelitian Lama Pengamatan

brachyura, beruk Macaca nemestrina, beruang madu Helarctos malayanus, kucing emas Pardofelis marmomata. Hutan Batang Toru merupakan habitat terakhir bagi populasi orangutan Sumatera Pongo abelii yang jauh terpisah dari orangutan lain di Sumatera Utara dan Aceh YEL, 2007. Survey yang dilakukan oleh PT. Newmont Horas Nauli, LIPI dan Hatfield 2005 telah menemukan jumlah jenis yang lebih besar, yaitu 247 jenis burung, diantaranya 3 jenis terancam punah secara global, yaitu Bucheros sp. Ictinaetus malayensis dan Spilornis cheela dan 52 jenis sedang menuju kepunahan dan 20 jenis diantaranya merupakan jenis burung migran. Untuk herfetofauna sebanyak 48 jenis satwa reptilia dan 36 jenis amphibia yang ditemukan, 5 jenis reptilia diantaranya terancam punah secara global, seperti Phyton reticulates, Manouria emys, Cyclemis detante, Cuoraam boinensis. Disamping itu masih ditemukan jenis-jenis baru, seperti 8 jenis reptilia dan 4 jenis amphibia.

3.3. Alat dan Bahan

Dalam melakukan pengamatan perilaku makan orangutan di lapangan menggunakan peralatan antara lain: teropong binokuler, papan kerja, jam tangan digital, peta lokasi, alat tulis, pita berwarna, camera digital, Global Positioning System, kompas, parang, jas hujan. Adapun bahan yang digunakan adalah form tabulasi data pengamatan perilaku harian orangutan Lampiran 2, alkohol 96, koran, spidol, label gantung.

3.4. Objek Penelitian

Dalam pengamatan perilaku makan, orangutan yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah 7 individu orangutan yang terdiri dari 3 betina dewasa, 2 betina remaja dan 2 jantan remaja. Setiap individu orangutan yang menjadi objek penelitian dibedakan melalui ciri-ciri fisik, antara lain dapat dilihat dari bekas luka, bentuk muka, mata atau bibir. Untuk memudahkan dalam pengamatan yang berkelanjutan, maka tiap individu orangutan telah diberi nama. Menurut Peterson 1992 bahwa proses identifikasi juga dibantu dengan pencatatan morfologi penting dan pemotretan orangutan sasaran. Tabel 3.1 berikut ini adalah biodata singkat orangutan sasaran dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Biodata Singkat Orangutan Target di Kawasan Hutan Batang Toru Jenis Kelamin Nama Orangutan Estimasi Usia Lama Pengamatan Betina Dewasa Beta 30-40 tahun 80 jam 13 menit Inda 30-40 tahun 53 jam 24 menit C 30-40 tahun 9 jam 38 menit Betina Remaja Beti 6-10 tahun 119 jam 16 menit Riti 10-15 tahun 35 jam 22 menit Jantan Remaja Ipank 10-15 tahun 28 jam 24 menit Lappet 10-15 tahun 13 jam 14 menit Total 339 jam 31 menit

3.5. Metode Penelitian

Perilaku makan yang diteliti meliputi persentase jenis makanan, teknik makan dan penggunaan kanopi pohon saat makan oleh orangutan. Pengamatan perilaku dilakukan dengan metode focal animal sampling, yaitu mengamati orangutan dengan mengikuti individu tersebut sepanjang hari, sedangkan pencatatan data dilakukan secara instantaneous, yaitu mencatat segala perilaku dalam satuan interval waktu setiap 2 menit. Selain itu, dalam penelitian juga digunakan metode ad libitum sampling, yaitu mengamati individu orangutan dan mencatat kejadian-kejadian yang tidak secara sistematis terdapat pada interval waktu pengamatan van Schaik, 2003. Pengumpulan data penunjang lain yang dilakukan selama pengamatan berlangsung adalah identifikasi spesies tumbuhan dan satwa insekta yang menjadi makanan orangutan. Selain itu, pohon yang menjadi tempat orangutan melakukan aktifitas makan juga dicatat. Pengumpulan data dalam penelitian ini difokuskan pada satu individu orangutan sebagai objek atau sasaran dalam setiap pengamatan. Pencatatan data perilaku makan orangutan dilakukan setiap dua menit sebagai “point sample”. Metode ini cocok dengan orangutan yang semi soliter dan memiliki karakter pergerakan yang lambat. Pengamatan aktifitas atau perilaku makan orangutan dilakukan satu hari penuh, mulai orangutan tersebut bangun di pagi hari sekitar pukul 06.00-07.00 WIB sampai dengan tidur dan tidak melakukan aktifitas di malam hari sekitar pukul 18.00-19.00 WIB karena orangutan termasuk ke dalam hewan diurnal atau hewan yang aktifitasnya berlangsung di siang hari. Universitas Sumatera Utara

3.5.1. Pengamatan Perilaku Makan

Pengambilan data perilaku makan untuk melihat pemilihan makanan oleh orangutan dilakukan berdasarkan metode dari Russon 2007 dan van Schaik 2003. Perilaku makan yang diamati dalam penelitian ini adalah pemilihan jenis makanan berupa buah, daun, kulit kayu, bunga, umbut dan serangga. Perilaku makan tersebut juga dihitung bila orangutan berpindah dari pohon pakan ke pohon lain sambil membawa atau mengunyah makanan sampai ada atau tidak ada sisa makanan yang dibuang. Pengambilan data dilakukan dengan mencatat perilaku makan yang dibagi menjadi enam kategori, yaitu: buah Fr; daun Lv; bunga Fl, kulit kayu bark, empulurumbut pith; serangga Ins. Tiap kategori makanan dicatat dan diidentifikasi nama jenis makanan tersebut misalnya: jenis tumbuhan dan jenis serangga.

3.5.2. Teknik Makan Orangutan

Apabila individu target orangutan sedang melakukan makan lalu teramati teknik makannya maka dicatat dalam lembar data sedang makan apa dan bagaimana teknik makannya. Teknik makan tersebut dilihat dari cara orangutan mengambil atau meraih makanan, misalnya dengan menggunakan alat bantu berupa ranting pohon, menggunakan mulut untuk serangga-serangga kecil, dengan tangan, dan lain-lain.

3.5.3. Penggunaan Kanopi Pohon

Perilaku orangutan liar hampir seluruhnya di atas pohon. Orangutan yang sedang makan dicatat berapa ketinggian orangutan dari permukaan tanah dengan cara estimasiperkiraan dan juga pohon yang dijadikan sebagai tempat makan. Apabila orangutan berada pada ketinggian 1-10 m disebut kanopi bawah, 10-25 m kanopi tengah dan 25 m disebut kanopi atas.

3.6. Lama Pengamatan

Minimum durasi pengamatan perilaku makan orangutan dalam satu hari yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 3 jam. Tetapan ini mengacu pada “Standar Universitas Sumatera Utara Pengambilan Data Orangutan” dari Morrogh-Bernard et al. 2002. Tetapan minimal lama pengamatan dalam penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Rijksen 1978 yang menggunakan minimal lama pengamatan aktivitas orangutan dalam satu harinya adalah 90 menit atau 1,5 jam. Alasan pemilihan minimal pengamatan selama 3 jam ini adalah karena sifat dari orangutan, baik orangutan rehabilitan maupun orangutan liar yang dapat melakukan perilaku tertentu hingga lebih dari 2 jam, seperti pada perilaku istirahat dan makan. Hal ini jelas akan cukup menimbulkan kesulitan saat analisa data dilakukan, karena gambaran perilaku harian dari orangutan sasaran tidak secara lengkap tercatat dan tidak terwakili. Sehingga kemungkinan besar terjadi dominasi data perilaku harian secara tidak proporsional apabila pengamatan berlangsung dibawah 3 jam. Untuk data pengamatan yang memiliki durasi pengamatan dibawah 3 jam, maka data tersebut tidak digunakan dalam analisa penelitian ini Kuncoro, 2004. Lama pengamatan pada orangutan dalam penelitian ini berkisar antara 3 jam sampai 12 jam, tergantung pada kondisi lapangan. Pengamatan dihentikan apabila pergerakan orangutan sasaran tersebut keluar dari daerah penelitian atau kondisi cuaca yang buruk. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias pada data penelitian. Untuk data pengamatan yang memiliki durasi pengamatan dibawah 3 jam, maka data tersebut tidak digunakan dalam analisa penelitian ini Kuncoro, 2004.

3.7. Pencarian