yang signifikan. Hal ini kemungkinan disebabkan aktifitas dan kebutuhan yang berbeda sehingga perilaku makannya berbeda. Knott 1998 menjelaskan ukuran
tubuh dari orangutan jantan remaja lebih besar di bandingkan orangutan betina remaja sehingga dibutuhkan energi yang lebih banyak oleh orangutan jantan
remaja.
4.3. Penggunaan Kanopi Pohon oleh Orangutan
Dari hasil penelitian diperoleh penggunaan kanopi pohon pada saat aktifitas makan oleh orangutan di Stasiun Penelitian Batang Toru Bagian Barat didapatkan
cukup bervariasi, seperti terlihat pada Gambar 4.6 di berikut ini.
Gambar 4.6 Penggunaan Kanopi Pohon Untuk Aktifitas Makan Oleh Orangutan Sasaran di Stasiun Penelitian Hutan Batang Toru
Blok Barat
Dari Gambar 4.6 terlihat bahwa penggunaan kanopi yang paling tinggi didapatkan pada ketinggian 10-25 m di atas permukaan tanah Kanopi Tengah,
yaitu pada orangutan jantan remaja sebesar 78,06, orangutan betina dewasa sebesar 63,82, orangutan betina remaja sebesar 62,45. Penggunaan kanopi
tertinggi kedua didapatkan pada ketinggian 25 m di atas permukaan tanah Kanopi Atas, yaitu pada orangutan betina remaja sebesar 33,72, orangutan betina
remaja sebesar 25,97, orangutan jantan remaja sebesar 16,31. Penggunaan kanopi selanjutnya didapat pada ketinggian 1-10 m di atas permukaan tanah
Kanopi Bawah, yaitu orangutan betina dewasa sebesar 10,19, orangutan jantan remaja sebesar 5,61 dan betina remaja sebesar 3,81.
10.19 63.82
25.97 3.81
62.45 33.72
5.61 78.06
16.31 10
20 30
40 50
60 70
80 90
1-10 m 10-25 m
25 m
Tinggi Kanopi P
er se
n tas
e
Betina Dewasa Betina Remaja
Jantan Remaja
Universitas Sumatera Utara
Jenis pohon yang digunakan oleh orangutan pada saat aktifitas makan adalah dari famili Moraceae, Sapotaceae, Myrsinaceae, Anacardiaceae,
Lauraceae, Myrtaceae, Theaceae, Podocarpaceae, Clusiaceae, Ulmaceae, Araucariaceae, Casuarinaceae, Fagaceae, Fabaceae, Polygalaceae, Pandanaceae,
Euphorbiaceae, Alangiaceae, dan Liana yang besar. Lama penggunaan pohon pakan oleh orangutan bergantung pada ketersediaan makanan. Apabila buah
melimpah, orangutan menggunakan pohon pakan bisa lebih dari tiga atau empat jam lamanya berada di pohon pakan dan membuat sarang siang untuk istirahat di
sekitar pohon pakan. Kejadian seperti itu pernah terjadi di Stasiun Penelitian Hutan Batang Toru Blok Barat ketika buah dari Moraceae, Sapotaceae, dan Liana
sedang melimpah. Orangutan jantan remaja paling banyak menggunakan kanopi tengah di
bandingkan orangutan betina dewasa dan orangutan betina remaja. Hal ini disebabkan karena orangutan remaja merupakan sasaran predator yang lebih
mudah dibandingkan orangutan dewasa. Orangutan betina remaja memang menggunakan kanopi tengah paling sedikit, tapi penggunaan kanopi atas adalah
yang paling banyak digunakan oleh orangutan betina remaja. Hal tersebut dapat diasumsikan sebagai strategi perlindungan diri orangutan betina remaja.
Penggunaan kanopi pada saat makan oleh orangutan yang paling banyak, yaitu pada kanopi tengah 10-25 m di atas permukaan tanah. Selanjutnya,
orangutan menggunakan kanopi atas 25 m di atas permukaan tanah dan kanopi bawah 1-10 m di atas permukaan tanah. Hal itu disebabkan letak makanan di
hutan Batang Toru lebih banyak pada kanopi tengah dan atas yang menunjukkan ketersediaan makanan dihabitatnya masih mendukung. Selain itu, penggunaan
kanopi tengah dan atas merupakan bentuk strategi makan yang dilakukan oleh orangutan Batang toru yang menunjukkan orangutan bersifat arboreal. Menurut
Rijksen 1978 fungsi lain dari kehidupan arboreal adalah berhubungan dengan masalah ketersediaan pakan yang sesuai.
Salah satu fungsi kehidupan arboreal adalah untuk melindungi diri dari predator. Orangutan Batang Toru memiliki sejarah perburuan yang panjang
sehingga orangutan selalu berada pada kanopi tengah dan atas. Orangutan Batang Toru selalu menghindar dari kehadiran manusia, sembunyi dibalik pohon dan
Universitas Sumatera Utara
daun yang rimbun jauh dari permukaan tanah. Menurut Rijksen 1978 bahwa orangutan di Ketambe yang sering terdapat pada kanopi bawah terbunuh oleh
Harimau Panthera tigris dan Macan Dahan Neofelis nebulosa. Orangutan merupakan satwa arboreal yang menghabiskan sebagian besar
waktunya berada pada kanopi hutan. Orangutan Batang Toru hanya sekali tercatat turun ke tanah saat mengambil akar pandan duri. Orangutan liar di Ketambe hanya
terlihat berada di permukaan tanah apabila mereka akan menyeberangi fragmen-fragmen hutan yang gundul. Kuncoro 2004 menjelaskan untuk
orangutan rehabilitan di hutan lindung pegunungan Merratus Kalimantan Timur yang lebih dominan menggunakan kanopi tanah karena sudah terbiasa di tanah.
Dari Gambar 4.6 memperlihatkan bentuk dari strategi makan orangutan sasaran yang berhubungan dengan ketersediaan buah di hutan. Orangutan yang
selalu berada pada kanopi tengah dan atas menunjukkan bahwa makanan orangutan di habitat aslinya masih tersedia. Frederiksson 1995 mengatakan
bahwa orangutan rehabilitan di Sungai Wain, yaitu terjadi perubahan penggunaan kanopi pohon saat musim banyak buah dan sedikit buah dengan tujuan untuk
mencari sumber makanan lain. Hasil penelitian ini secara lebih jauh menunjukkan pengaruh dari strategi makan yang berhubungan dengan ketersediaan buah
terhadap penggunaan kanopi pohon dan keseluruhan pola aktivitas harian orangutan sasaran tersebut. Gambar 4.7 berikut adalah orangutan yang sedang
melakukan perilaku makan pada ketinggian di atas 15 m di atas permukaa tanah.
Gambar 4.7 Orangutan Betian Dewasa Inda Berada Pada Ketinggian di Atas 15m Saat
Memakan Buah Pandanus artocarpus
Universitas Sumatera Utara
Analisis statistik untuk penggunaan kanopi pohon oleh orangutan Lampiran 6 pada saat perilaku makan dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini
yang dilihat dari nilai asympro signifikansinya. Tabel 4.3 Analisis Statistik Untuk Penggunaan Kanopi Pohon
No Uji Statistik
Orangutan Nilai Signifikansi
1 Kruskal Wallis
Betina Dewasa Betina Remaja
Jantan Remaja 2
Mann Whitney Betina Dewasa
Betina Remaja 3
Mann Whitney Betina Dewasa
0.001 Jantan Remaja
4 Mann Whitney
Jantan Remaja Betina Remaja
Dari Tabel 4.3 statistik Kruskall-Wallis menunjukkan perbedaan yang sangat nyata dalam hal penggunaan kanopi pada saat makan antara orangutan
betina dewasa, betina remaja dan jantan remaja dengan nilai signifikansi 0,00. Uji selanjutnya adalah uji Mann-Whitney untuk membandingkan dua kelompok atau
individu. Uji Mann-Whitney antara orangutan betina dewasa dengan betina remaja menunjukkan perbedaan yang sangat nyata dengan nilai signifikansi 0,00. Uji
Mann-Whitney antara orangutan betina dewasa dengan jantan remaja menunjukkan perbedaan yang nyata dengan nilai signifikansi 0,001. Uji Mann-
Whitney antara orangutan betina remaja dengan jantan remaja menunjukkan
perbedaan yang sangat nyata dengan nilai signifikansi 0,00.
Perbedaan penggunaan kanopi pada saat makan pada orangutan betina dewasa, betina remaja dan jantan remaja kemungkinan disebabkan ukuran tubuh.
Orangutan betina dewasa terlihat lebih banyak menggunakan kanopi bawah dibandingkan orangutan betina dan jantan remaja. Hal ini disebabkan ukuran
tubuh orangutan betina dewasa lebih besar. Orangutan betina remaja yang paling rendah penggunaan kanopi tengah tapi penggunaan kanopi atas yang paling tinggi.
Orangutan jantan remaja adalah yang paling tinggi dalam penggunaan kanopi tengah dan kanopi atas paling sedikit.
Menurut Rodman Mitani 1987 bahwa perbedaan penggunaan kanopi pohon pada orangutan disebabkan oleh ukuran tubuh. Hal tersebut didukung oleh
Galdikas 1978 namun lebih melihat hal tersebut hanya sebagai variasi pada
Universitas Sumatera Utara
masing-masing individu orangutan. Musim buah juga berpengaruh terhadap penggunaan kanopi. Menurut Kuncoro 2004 bahwa pada saat musim buah
datang orangutan cenderung lebih arboreal.
4.4. Perilaku Harian Orangutan Sumatera