Perilaku Makan Orangutan HASIL DAN PEMBAHASAN

paling rendah dibandingkan dengan orangutan betina dewasa dan jantan remaja. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Meijard et al. 2001 bahwa ketika ketersediaan buah di alam berkurang, konsumsi makanan alternatif akan meningkat. Jenis bunga yang dijadikan sebagai makanan di Hutan Batang Toru Bagian Barat adalah bunga Frecinetia sumaterana, Palakium rostratum, Eurya trichocarpa dan Palakium hexandrum. Bunga yang paling sering dimakan adalah bunga Palakium rostratum. Untuk kebutuhan protein, selain daun muda orangutan menggunakan serangga sebagai solusi. Orangutan betina dewasa menggunakan serangga sebagai pakan 2,1, orangutan betina remaja 0,9 dan orangutan jantan remaja 1,5. Konsumsi serangga paling banyak digunakan oleh orangutan betina dewasa. Hal ini dimungkinkan karena orangutan betina dewasa sedang menyusui sehingga dibutuhkan protein yang lebih banyak. Makanan hewani tersebut kaya akan protein yang diperlukan untuk kebutuhan dalam mengasuh anak Knott, 1999 . Konsumsi serangga untuk orangutan jantan remaja adalah yang tertinggi ke-2. Hal ini disebabkan orangutan jantan remaja sangat aktif bergerak. Menurut Meijard 2001, jantan remaja bersifat pengembara, yang tidak pernah atau sangat jarang kembali ke tempat semula sehingga dibutuhkan serangga berupa rayap, semut dan bahkan telurnya sebagai penyuplai protein bagi orangutan tersebut. Menurut Galdikas 1978 dan Rijksen 1978 bahwa kemampuan untuk mencari dan menemukan sumber makanan subtitusi saat musim sedikit buah adalah mutlak untuk dimiliki oleh orangutan liar. Disamping itu kemampuan tersebut akan mendorong orangutan liar melakukan pergerakan musiman untuk mencari makanan sebagai bagian dari strategi makannya.

4.2. Perilaku Makan Orangutan

Dari hasil penelitian diperoleh perilaku makan orangutan cukup bervariasi seperti orangutan jantan remaja memakan lebih banyak buah, kemudian diikuti dengan memakan daun, umbut, bunga dan serangga. Perilaku makan orangutan betina dewasa juga memakan buah lebih banyak kemudian diikuti dengan memakan daun, umbut, kulit kayu, bunga dan serangga. Perilaku makan orangutan betina remaja juga lebih banyak memakan buah kemudian diikuti dengan memakan Universitas Sumatera Utara daun, umbut, bunga, kulit kayu dan serangga. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan utama orangutan adalah buah kemudian sebagai tambahan atau makanan alternatif adalah daun, umbut, bunga, kulit kayu dan serangga. Perilaku makan orangutan Batang Toru untuk memakan jenis buah yaitu dengan mengambil buah yang berada di ranting pohon atau yang menempel di batang utama pohon. Orangutan biasanya mengambil buah dengan posisi menggantung dan bertumpu pada salah satu batang dan orangutan juga mengambil buah dengan posisi badan terbalik kepala ke bawah. Buah Pandanus artocarpus yang dimakan dengan posisi menggantung dalam waktu yang lama, kemudian karena buah Pandanus artocarpus besar dan sangat keras, orangutan tersebut membawa buah pandan tersebut ke pohon lain. Di pohon tersebut, orangutan memakan buah pandan tersebut dengan santai tanpa menggantung. Selain buah Pandan, orangutan juga memakan buah dari famil moraceae, sapotaceae, myrtaceae, dan buah liana. Orangutan sangat menyukai pohon yang berbuah lebat yang terlihat saat sedang melaksanakan perilaku makan buah Gambar 4.2 berikut ini. Gambar 4.2 Orangutan Betina Dewasa Inda Sedang Melakukan Perilaku Makan Buah Liana Perilaku makan daun yaitu dengan cara menarik daun dari ranting dengan cepat bersamaan menggunakan tangan Leaf stripping with hand, yaitu orangutan Universitas Sumatera Utara memegang ranting atau bagian liana kemudian menarik daun dari pangkal ke ujung ranting dan baru memakan daun yang ada di tangannya. Menarik daun dari ranting dengan cepat bersamaan menggunakan mulut Leaf stripping with mouth, yaitu dengan mulutnya orangutan mengambil ranting atau daun kemudian dengan tangannya ia menarik ranting dan makan daun yang ada di mulutnya. Salah satu daun yang paling disukai oleh orangutan adalah daun muda Gironera subaequalis Gambar 4.3 berikut ini, Gironera farvifolia, Cinnamomun iners, dan Xanthophyllum sp. Gambar 4.3 Orangutan Betina Remaja Beti Sedang Melakukan Perilaku Makan Daun Muda Gironera subaequalis. Perilaku makan umbut dilakukan dengan cara mengambil bagian muda tanaman. Umbut pandan, bambu dan rotan diambil pada bagian pucuk tanaman atau ujung akar yang masih muda. Biasanya, orangutan akan merusak tanaman kemudian menyepah umbut untuk diserap sari makanannya dan sisanya akan dibuang. Selama pengamatan pernah tercatat sekali bahwa orangutan Inda turun ke tanah untuk mengambil umbut akar muda dari pandan duri Pandanus helicopus di bulan maret 2013 bulan ke-2 penelitian. Orangutan Batang Toru belum pernah tercatat turun ke tanah untuk mengambil atau mencari makanan. Hal ini disebabkan karena pada bulan maret tersebut ketersediaan buah alam menurun membuat orangutan mencari makanan tambahan untuk kebutuhan tubuhnya. Universitas Sumatera Utara Ketersedian buah yang langka mengakibatkan orangutan harus mencari solusi agar orangutan tidak kelaparan. Proporsi makan buah pada bulan maret untuk semua orangutan berkurang. Strategi yang digunakan oleh orangutan pada bulan maret adalah lebih banyak memakan daun, umbut, bunga dan kulit kayu. Gambar 4.4 berikut ini adalah orangutan betina dewasa Inda yang sedang memakan umbut akar pandan duri Pandanus helicopus setelah turun ke tanah untuk mengambilnya. Gambar 4.4 Orangutan Betina Dewasa Inda Sedang Memakan Akar Pandan Duri Pandanus helicopus Perilaku makan bunga dilakukan dengan cara mengambil bunga dan langsung dimakan dengan posisi menggantung. Letak bunga yang jauh dari pohon utama membuat orangutan harus menjaga keseimbangan tubuh. Orangutan Batang Toru memakan bunga dalam jumlah sedikit dan hanya makan bunga saat bunga lagi musim. Para Orangutan Suaq juga ditemukan sangat jarang memakan bunga. Cara orangutan mengambil bunga adalah dengan menarik ranting dengan pelan- pelan agar bunga tidak banyak yang jatuh ke lantai hutan kemudian langsung dimakan menggunakan mulut. Cara orangutan Batang Toru mengkonsumsi kulit kayu sangat unik. Mereka menguliti kulit kayu sampai kambium kelihatan dengan menggunakan mulut. Mulut orangutan ternyata sangat kuat dan hampir seperempat dari batang pohon dikuliti orangutan pada saat buah berkurang. Dalam konsumsi kulit kayu Universitas Sumatera Utara dibutuhkan energi yang besar. Orangutan mengunyah sari kulit kayu dan membuang ampasnya. Dengan cara menggantung atau bersandar pada tangkai pohon, orangutan menguliti batang. Gambar 4.5 Orangutan Betina Dewasa Inda Sedang Memakan Kulit Kayu di Hutan Batang Toru Blok Barat Perilaku makan orangutan Batang Toru untuk memakan serangga dengan merusak sarang rayap, yaitu sarang rayap yang berada di pohon di bongkar menggunakan tangan kemudian tangan dimasukkan ke dalam sarang. Rayap yang berada pada telapak tangan akan dijilati oleh orangutan dan terkadang telur rayap juga ikut berada pada telapak tangan orangutan. Mengisap serangga dari batang atau ranting mati Dead twig sucking, yaitu di dalam beberapa populasi orangutan mereka membuka ranting yang berlubang dan makan semut yang ada di dalam dengan menghisap serangga dari ranting yang sudah dipatahkan dan berlubang. Menurut van Schaik 2006 bahwa orangutan untuk memperoleh banyak serangga biasanya orangutan menjadi perusak. Selain itu, menggigit semua kayu mati yang sudah lembut di bagian luar agar mencapai bagian dalam yang penuh dengan larva, pupa dan serangga dewasa. Menurut Meijard et al. 2001 sekitar 6 waktu makan orangutan digunakan untuk menangkap serangga semut, rayap, dan lain-lain. Telur di dalam sarang burung yang kadang ditemukan mungkin dirampasnya, demikian juga vertebrata kecil yang akan dimakan jika binatang ini dalam keadaan mudah ditangkap. Universitas Sumatera Utara Penggunaan alat dalam memproses makanan tidak ditemukan di Hutan Batang Toru Blok Barat. Hal ini mungkin disebabkan makanan yang selama ini dimakan oleh orangutan belum membutuhkan peralatan untuk mengolahnya. Buah yang mudah untuk di proses masih banyak dan tidak memerlukan proses yang rumit. Buah-buahan yang lezat seperti buah Cemengang tetapi susah untuk mendapatkannya kemungkinkan orangutan Batang Toru tidak tahu cara untuk memproses buah tersebut. Selain itu, asumsi selanjutnya adalah pohon buah Cemengang yang ada di Hutang Batang Toru Blok Barat jarang dikunjungi oleh orangutan dan jumlah pohon cemengang juga sedikit dibandingkan jenis pohon lain sehingga orangutan tidak tahu cara mengolahnya. Pernah tercatat sekali bahwa orangutan betina remaja Riti melintasi buah Cemengang. Riti ternyata tidak tertarik dengan buah tersebut dan kenyataan ini berbeda dengan orangutan di Suaq Taman Nasional Gunung Leuser yang sangat tertarik dengan buah Cemengang. Hal ini kemungkinan disebabkan orangutan Batang Toru belum mampu memecahkan masalah bagaimana cara untuk memakan buah Cemengang. Adanya isolasi geografis antara orangutan Sumatera di Batang Toru dan orangutan Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser berupa danau, pegunungan dan sungai menyebabkan orangutan ini berbeda dalam hal penyelesaian teknik atau cara makan. Letusan gunung berapi toba yang mengakibatkan spesies ini terisolasi. Menurut van Schaick 2006 bahwa penggunaan peralatan oleh orangutan Suaq dilakukan dalam mengambil biji-biji buah Cemengang Neesia cf. aquatic dari famili Bombacaceae. Biji dan buah yang penuh lemak dan sangat lezat itu tersembunyi dalam sejumlah besar jarum-jarum yang tajam sekali. Para orangutan yang bermukim di Suaq telah menemukan solusi terhadap masalah ini dengan menggunakan alat untuk mengambil biji-bijinya. Alat ini adalah batang kayu pendek dan lurus, yang kulit kayunya di kupas. Orangutan menggenggam alat itu dalam mulutnya, dan memasukkannya dalam celah-celah diantara dua katup, dan kemudian menggerak-gerakkan alat itu naik turun di dalam celah itu dan dengan demikian melepaskan biji-biji cemengang itu dari tangkainya. Relung orangutan di alam raya ini sangat intensif menggunakan keterampilan. Banyak diantara makanannya memerlukan penanganan atau Universitas Sumatera Utara pengolahan tertentu sebelum bisa dimakan. Teknik-teknik keterampilan semacam itu jarang muncul sebagai bakat alamiah, dalam arti kata muncul dalam periode perkembangan, karena pada orangutan di daerah yang berbeda akan mendapatkan sejumlah besar jajaran makanan yang berbeda pula sifatnya, dan memiliki beraneka ragam cara untuk memakannya van Schaik, 2006. Kebanyakan jenis primata tidak begitu mahir menggunakan alat. Di kebun binatang, para primata akan menggunakan alat apabila kita menyediakan banyak waktu luang, kemungkinan-kemungkinan, dan insentif. Penggunaan alat di alam bebas sangat jarang terjadi dan bersifat kebetulan saja, dengan perkecualian yang menakjubkan, yaitu monyet- monyet ”caphuchin” Ottoni Mannu, 2001. Analisis statistik perilaku makan orangutan Lampiran 6 di Stasiun Penelitian Hutan Batang Toru Blok Barat ditunjukkan dalam Tabel 4.2 berikut ini yang dilihat dari nilai asympro signifikansinya. Tabel 4.2 Analisis Statistik Perilaku Makan Orangutan No Uji Statistik Orangutan Nilai Signifikansi 1 Kruskal-Wallis Betina Dewasa Betina Remaja Jantan Remaja 2 Mann-Whitney Betina Dewasa Betina Remaja 3 Mann-Whitney Betina Dewasa 0.163 Jantan Remaja 4 Mann-Whitney Betina Remaja 0.031 Jantan Remaja Dari Tabel 4.2 hasil analisis statistik Kruskal-Wallis untuk perilaku makan ketiga kelompok orangutan diperoleh nilai signifikansi 0,00 yang artinya terdapat perbedaan perilaku makan yang signifikan antara orangutan betina dewasa, betina remaja dan jantan remaja. Perilaku makan yang berbeda dapat disebabkan oleh kebutuhan dan aktifitas yang berbeda antara orangutan betina dewasa, orangutan betina remaja dan orangutan jantan remaja. Orangutan betina dewasa memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan orangutan betina dan jantan remaja sehingga membutuhkan energi yang banyak. Dari hasil penelitian terlihat bahwa orangutan betina dewasa akan memilih daun, umbut, kulit kayu, bunga dan serangga untuk menutupi kekurangan asupan energi dari buah. Hasil pengamatan pada orangutan betina remaja terlihat lebih memilih daun, umbut, bunga, kulit Universitas Sumatera Utara kayu dan serangga untuk menutupi asupan energi dari buah. Hasil pengamatan pada orangutan jantan remaja terlihat lebih memilih daun, umbut, bunga, serangga dan tidak memakan kulit kayu dan sebagai gantinya jantan remaja lebih banyak memakan daun. Menurut van Schaik 2006 bahwa makanan alternatif orangutan yang terdiri dari daun tua, bunga, serangga, vegetasi dan kategori lain-lain kebutuhannya berbeda-beda antara tingkatan umur dan jenis kelamin. Orangutan betina dewasa lebih memilih kulit kayu dibandingkan dengan bunga sebagai makanan tambahan sedangkan orangutan betina dan jantan remaja lebih memilih bunga daripada kulit kayu. Hal ini disebabkan kulit kayu mengandung pati yang tinggi sehingga sulit untuk dicerna oleh orangutan remaja. Nilai pati yang tinggi pada makanan alternatif dikarena molekul polisakarida yang menyusunnya lebih kompleks Tillman et al. 1991, sehingga makanan tersebut lebih sulit dicerna oleh primata frugivorus Hohmann et al. 2010. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian dari Cunningham et al. 2010 yang menyatakan bahwa, orangutan memilih buah sebagai makanan utamanya dengan kandungan pati yang rendah sehingga mudah dicerna. Uji selanjutnya adalah Mann-Whitney untuk membandingkan antara dua kelompok. Uji Mann-Whitney antara orangutan betina dewasa dengan betina remaja dengan nilai signifikansi 0,00 yang artinya terdapat perbedaan perilaku makan yang signifikan. Hal ini mungkin disebabkan perbedaan ukuran tubuh, usia dan aktifitas harian sehingga perilaku makannya berbeda. Orangutan betina dewasa yang masih mengasuh anak membutuhkan asupan makanan yang baik agar diperoleh Air Susu Ibu ASI yang berkualitas. Uji Mann-Whitney antara orangutan betina dewasa dengan jantan remaja dengan nilai signifikansi 0,163 yang artinya perilaku makan orangutan tersebut tidak memiliki perbedaan. Hal ini kemungkinan disebabkan orangutan jantan remaja yang aktif bergerak untuk menjelajahi hutan dan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan sedangkan orangutan betina dewasa yang mengasuh anak sehingga mereka membutuhkan asupan makanan dalam jumlah yang sama banyak. Uji Mann-Whitney antara orangutan betina remaja dengan jantan remaja dengan nilai signifikansi 0,031 yang artinya terdapat perbedaan perilaku makan Universitas Sumatera Utara yang signifikan. Hal ini kemungkinan disebabkan aktifitas dan kebutuhan yang berbeda sehingga perilaku makannya berbeda. Knott 1998 menjelaskan ukuran tubuh dari orangutan jantan remaja lebih besar di bandingkan orangutan betina remaja sehingga dibutuhkan energi yang lebih banyak oleh orangutan jantan remaja.

4.3. Penggunaan Kanopi Pohon oleh Orangutan