besar teknologi informasi menggunakan fasilitas antar muka dalam layanannya. Kesuksesan sebuah situs web, sangatlah tergantung dari ketergunaanya, hal ini
berlaku bagi semua jenis situs web. Menurut Ivory dalam Tatari dan ur-Rehman 2011: 707 situs web yang desainnya “miskin” dapat mengakibatkan kehilangan
produktivitas dan penghasilan. Situs web yang penggunaannya susah dapat mengakibatkan frustasi bagi pengguna yang akhirnya pengguna enggan untuk
terus berinteraksi dengan situs web tersebut.
2.3.4 Uji Usabilitas Web
Web Usability Testing
Evaluasi usabilitas secara langsung berkaitan dengan perilaku pengguna yang berinteraksi dengan antarmuka situs web. Banyak peneliti yang mengukur
dan mengevaluasi usabilitas sebuah situs web dengan mempertimbangkan apa yang lebih disukai pengguna dan bagaimana pengalamannya dalam berinteraksi
dengan sebuah situs web tertentu. Banati et al dalam Tatari dan ur-Rehman 2011: 707 mengusulkan beberapa kriteria dalam mengukur usabilitas situs web, yaitu:
1. Appearance of the site
2. Work satisfaction
3. Emotional satisfaction
4. State of features
5. Trustworthiness of the sites
Berbeda dengan Banati et al, ISO 9241-11 mendefinisikan usabilitas sebagai berikut: Usability is the extent to which a product can be used by specified
users to achieve specified goals with effectiveness, efficiency and satisfaction in a specified context of use. Artinya ada tiga hal yang diukur dari sebuah situs web,
yaitu efektivitas effectiveness, efisiensi efficiency, dan kepuasan satisfaction. Judi Jeng kemudian menambahkan learnability sebagai unsur yang juga turut
mempengaruhi usability sebuah situs web Judi, 2005: 52. Efektivitas dievaluasi dengan melihat bagaimana sistem sebagai satu
kesatuan yang utuh dapat menyediakan informasi dan secara efektif berfungsi dan kemudian akan diukur dari seberapa banyak pertanyaan yang dapat dijawab.
Efisiensi dievaluasi dengan melihat kemampuan sistem dalam menemubalikkan informasi secara efisien, dan akan diukur berapa banyak waktu yang digunakan
untuk menyelesaikan seluruh tugas yang diujikan. Kepuasan akan dapat dilihat dari tingkat kemudahan digunakannya sebuah sistem, pengorganisasian informasi,
Universitas Sumatera Utara
pelabelan yang jelas, penampilan visual, isi, dan perbaikan kesalahan. Ini semua akan diukur dengan skala likert dan pertanyaan kuesioner. Kemudahan digunakan
adalah menilai bagaimana persepsi pengguna tentang kemudahan sistem tersebut digunakan. Pengorganisasian informasi menilai bagaimana struktur sistem, layout,
dan bagaimana pengorganisasian tersebut dapat sesuai dengan kepuasan pengguna. Labeling adalah menguji berdasarkan persepsi pengguna apakah
sistem menyediakan pelabelan yang jelas, dan apakah terminologi yang digunakan mudah dipahami. Penampilan visual mengevaluasi desain sistem untuk melihat
apakah visualisasinya menarik. Kontenisi mengevaluasi mengenai
kepengarangan dan akurasi dari informasi yang disediakan. Test kesalahan, apakah pengguna dapat diperbaiki dengan mudah dari kesalahan yang dibuat, dan
apakah mereka dapat dengan mudah melakukan kesalahan dalam menggunakan sistem tersebut. Learnability mengukur upaya pembelajaran. Upaya pembelajaran
mengambil pertimbangan dari seberapa cepat pengguna mulai dapat mengetahui cara penyelesaian dari tugas yang disajikan peneliti, dan bagaimana tugas tersebut
dapat dilengkapi dengan benar. Berikut adalah sebuah diagram yang mengilustrasikan model evaluasi uji
usabilitas situs web. Terdapat adanya hubungan saling keterkaitan antara efektivitas, efisiensi dan kepuasan. Dan sebagai tambahan learnability sebagai
pelengkap pengujian.
Sumber:Judi, 2005: 52
Gambar 1. Karakteristik Usability
Universitas Sumatera Utara
2.4 Evaluasi Teknik Pengukuran Situs Web