Label untuk konten yang ditampilkan b.
Link Tertanam Embedded Links Link ke dalam teks
c. Metadata Tertanam Embedded Metadata
Informasi yang dapat digunakan sebagai metadata. d.
Chunk Unit logis dari konten, dapat bervariasi dalam glunarity
e. Lists
Link ke potongan-potongan konten f.
Alat Bantu Urutan Sequential Aids
Petunjung yang menunjukkan dimana pengguna berada dalam proses atau tugas, dan seberapa jauh dia harus pergi untuk menyelesaikan itu
misalnya :”petunjuk 3 dari 8” g.
Tanda Pengenal Situs Web Identifiers
Petunjuk yang menunjukkan dimana pengguna berada dalam sistem informasi misalnya menspesifikan logo apa situs yang digunakan, atau
breadcrumb yang menjelaskan dimana situs web tersebut berada
4 Komponen Tidak Terlihat Invisible Component
Komponen arsitektur tertentu terwujud sepenuhnya pada bagian latarbelakang atau yang mungkin tidak pernah berinteraksi dengan pengguna. Komponen-
komponen ini sering sangat mendukung komponen lainnya, seperti thesaurus yang digunakan untuk meningkatkan pencarian. Berikut komponen arsitektur
tidak terlihat:
a. Kosa kata terkontrol dan Thesaurus
Kosa kata terkontrol dari kosa kata yang merujuk yang menggambarkan domain yang spesifik, biasanya menyertakan istilah varian. Tesaurus
adalah kosa kata terkontrol yang umumnya menyertakan link kepengertian yang lebih luas dan sempit, istilah yang terkait, dan deskripsi
istilah yang merujuk. Sistem pencarian dapat meningkatkan query dengan
mengekstraksi sinonim query dari sebuah kosa kata terkontrol. b. Algoritma Temubalik
Retrieval Algorithms
Universitas Sumatera Utara
Digunakan untuk merangking hasil penelusuran berdasarkan urutan
relevansi data yang terpanggil. c.
Best Bets
Hasil penelusuran manual yang dipadu dengan hasil penelusuran
menggunakan query untuk menilai hasil yang mana yang lebih relevan.
2.3 Evaluasi Situs web
2.3.1 Usabilitas
Dalam ISOIEC 14598-1 secara sederhana usabilitas didefinisikan sebagai a Quality in Use. Produktivitas dan kenyamanan seseorang secara langsung
ditentukan oleh ketergunaan dari perangkat lunak yang mereka gunakan. Usabilitas bukanlah sebuah barang mewah tetapi merupakan sebuah bahan dasar
dari sebuah sistem perangkat lunak. Selama beberapa dekade, usabilitas memperoleh banyak perhatian dari para peneliti, khususnya mereka yang bergelut
dibidang pengembangan perangkat lunak. dan komunitas Human Interaction Computer HCI. Konsep dari usabilitas tidaklah mudah untuk digambarkan, ada
banyak peneliti yang memberikan definisi dalam konteks yang berbeda-beda. ISOIEC 9126-1, 2000 memberikan definisi sebagai berikut: “Usability is
the capability of the software product to be understood learned, used and attractive to the user, when used under specified condition.” Atau Usability
adalah kemampuan sebuah produk perangkat lunak untuk dapat dipahami, dipelajari, sesuatu yang biasa dan menarik bagi pengguna, saat digunakan dalam
kondisi tertentu. Dalam ISO9241-11, 1998 mendefinisikan sebagai berikut: “Usability is
the extent to which a product can be used by specified users to achieve specified goals with effectiveness, efficiency and satisfaction in a specified context of use.”
Atau dalam terjemahan bebasnya, Usability adalah sejauh mana suatu produk dapat digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuan tertentu dengan
efektivitas, efisiensi dan kepuasan dalam penggunaan pada konteks tertentu. Sedangkan IEEE std.610, 12-1990 Tatari dan ur-Rehman, 2011: 705
“Usability is the easy with which a user can learn to operate, prepares inputs for, and interprets outputs of a system or component.” Atau Usability adalah
Universitas Sumatera Utara
kemudahan dimana pengguna dapat belajar untuk beroperasi, mempersiapkan input, dan menginterpretasikan output dari sistem atau komponen.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas usabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan sebuah perangkat lunak untuk mudah digunakan dan dipelajari oleh
pengguna dan sejauh mana perangkat lunak tersebut berhasil membantu pengguna mencapai tujuannya.
2.3.2 Karakteristik Usabilitas
Berdasarkan ISO 9126-1, terdapat empat karakteristik dari usabilitas, yaitu:
1. Understandability
2. Operability
3. Learnability
4. Attractiveness
Dan berdasarkan ISO 9241-11, dijelaskan empat karakteristik sebagai berikut
Tabel 3. Karakteristik Usability
Karakteristik Usability
Description
Understandability Does the user comprehend how to use the
system easily? Operability
Can the user learn to use the system without much effort?
Learnability Can the user use the system without much
effort? Attractiveness
Does the interface look good?
Sumber: Tatari dan ur-Rehman, 2011: 705
Hampir sama dengan karakteristik yang diberikan oleh ISO9241-11, 1998, Wixon dalam Tatari dan ur-Rehman 2011: 705 memberikan penjelasan
mengenai karakteristik dari usability sebagai berikut: 1.
Effectivenes : How well do the users achieve their goals
using the system? 2.
Efficiency : What resources are consumed in order to
achieve goals? 3.
Satisfaction : How do the users feel about their use of the
system?
Universitas Sumatera Utara
Sebenarnya ada banyak pakar usability yang telah merumuskan apa saja yang menjadi karakteristik atau atribut dari usability. Seperti yang disajikan dalam tabel
berikut ini.
Tabel 4. Atribut Usability Menurut para Ahli
Standard model
Constansti ne
Lockwood 1999
ISO 9241-11
1998 Scheineid
erman 1992
Nielsen 1993
Preece et al.
1994 Shackel
1991
Attributes Efficiency
in use Efficien
ce Speed of
performen ce
Efficienc e of use
Throug hput
-
Learnabilit y
- Time to
learn Learnabi
lity Learna
bility -
Remember abillity
- Retention
over time Memora
billity -
Retentio n
Relialibility in use
- Rate of
errors Errorss
afety Throug
hput Error
User satisfaction
Satisfact ion
Satisfactio n
Satisfacti on
Attitude Attitude -
Effectiv eness
- -
Effectife ness
Effectife ness
- -
- -
- Fleksibi
lity -
- -
- Utility
- -
- -
- Safety
-
Sumber: Judi, 2005
2.3.3 Usabilitas Web
Web Usability
Thomas Powell dalam Tatari dan ur-Rehman 2011: 707 menjelaskan bahwa usabilitas web adalah sesuatu yang mana pengguna dimungkinkan
menavigasi dan memanipulasi fitur situs untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Usabilitas sebuah situs web adalah merupakan sesuatu yang
kompleks dikarenakan melibatkan seluruh unsur dari situs web tersebut, bagaimana menggabungkan elemen teks, link, dan grafik menjadi sebuah
kesatuan yang baik dan hal inilah yang sangat berperan dalam menentukan kualitas sebuah situs web. Dikarenakan jaman globalisasi seperti saat ini, dimana
masalah jarak yang jauh dapat diatasi hanya dengan menggunakan web browser dan mengklik mouse saja, tentu saja usabilitas web memegang peranan penting
dalam berinteraksi dengan end user melalui world wide web karena sebagian
Universitas Sumatera Utara
besar teknologi informasi menggunakan fasilitas antar muka dalam layanannya. Kesuksesan sebuah situs web, sangatlah tergantung dari ketergunaanya, hal ini
berlaku bagi semua jenis situs web. Menurut Ivory dalam Tatari dan ur-Rehman 2011: 707 situs web yang desainnya “miskin” dapat mengakibatkan kehilangan
produktivitas dan penghasilan. Situs web yang penggunaannya susah dapat mengakibatkan frustasi bagi pengguna yang akhirnya pengguna enggan untuk
terus berinteraksi dengan situs web tersebut.
2.3.4 Uji Usabilitas Web
Web Usability Testing
Evaluasi usabilitas secara langsung berkaitan dengan perilaku pengguna yang berinteraksi dengan antarmuka situs web. Banyak peneliti yang mengukur
dan mengevaluasi usabilitas sebuah situs web dengan mempertimbangkan apa yang lebih disukai pengguna dan bagaimana pengalamannya dalam berinteraksi
dengan sebuah situs web tertentu. Banati et al dalam Tatari dan ur-Rehman 2011: 707 mengusulkan beberapa kriteria dalam mengukur usabilitas situs web, yaitu:
1. Appearance of the site
2. Work satisfaction
3. Emotional satisfaction
4. State of features
5. Trustworthiness of the sites
Berbeda dengan Banati et al, ISO 9241-11 mendefinisikan usabilitas sebagai berikut: Usability is the extent to which a product can be used by specified
users to achieve specified goals with effectiveness, efficiency and satisfaction in a specified context of use. Artinya ada tiga hal yang diukur dari sebuah situs web,
yaitu efektivitas effectiveness, efisiensi efficiency, dan kepuasan satisfaction. Judi Jeng kemudian menambahkan learnability sebagai unsur yang juga turut
mempengaruhi usability sebuah situs web Judi, 2005: 52. Efektivitas dievaluasi dengan melihat bagaimana sistem sebagai satu
kesatuan yang utuh dapat menyediakan informasi dan secara efektif berfungsi dan kemudian akan diukur dari seberapa banyak pertanyaan yang dapat dijawab.
Efisiensi dievaluasi dengan melihat kemampuan sistem dalam menemubalikkan informasi secara efisien, dan akan diukur berapa banyak waktu yang digunakan
untuk menyelesaikan seluruh tugas yang diujikan. Kepuasan akan dapat dilihat dari tingkat kemudahan digunakannya sebuah sistem, pengorganisasian informasi,
Universitas Sumatera Utara
pelabelan yang jelas, penampilan visual, isi, dan perbaikan kesalahan. Ini semua akan diukur dengan skala likert dan pertanyaan kuesioner. Kemudahan digunakan
adalah menilai bagaimana persepsi pengguna tentang kemudahan sistem tersebut digunakan. Pengorganisasian informasi menilai bagaimana struktur sistem, layout,
dan bagaimana pengorganisasian tersebut dapat sesuai dengan kepuasan pengguna. Labeling adalah menguji berdasarkan persepsi pengguna apakah
sistem menyediakan pelabelan yang jelas, dan apakah terminologi yang digunakan mudah dipahami. Penampilan visual mengevaluasi desain sistem untuk melihat
apakah visualisasinya menarik. Kontenisi mengevaluasi mengenai
kepengarangan dan akurasi dari informasi yang disediakan. Test kesalahan, apakah pengguna dapat diperbaiki dengan mudah dari kesalahan yang dibuat, dan
apakah mereka dapat dengan mudah melakukan kesalahan dalam menggunakan sistem tersebut. Learnability mengukur upaya pembelajaran. Upaya pembelajaran
mengambil pertimbangan dari seberapa cepat pengguna mulai dapat mengetahui cara penyelesaian dari tugas yang disajikan peneliti, dan bagaimana tugas tersebut
dapat dilengkapi dengan benar. Berikut adalah sebuah diagram yang mengilustrasikan model evaluasi uji
usabilitas situs web. Terdapat adanya hubungan saling keterkaitan antara efektivitas, efisiensi dan kepuasan. Dan sebagai tambahan learnability sebagai
pelengkap pengujian.
Sumber:Judi, 2005: 52
Gambar 1. Karakteristik Usability
Universitas Sumatera Utara
2.4 Evaluasi Teknik Pengukuran Situs Web
Mengingat bahwa evaluasi ketergunaan sebuah situs web adalah merupakan sesuatu yang sangat penting bagi perancang situs web, dimana sebuah
situs web dirancang untuk akhirnya ramah bagi pengguna akhir, maka sudah seharusnya metodologi usability menjadi bagian yang penting dalam
pengembangan situs web. Tidak hanya pada saat situs web dirancang, tetapi juga setelah situs web telah diluncurkan ke pengguna akhir. Sebenarnya ada beberapa
model evaluasi yang dapat digunakan untuk menguji tingkat ketergunaan sebuah situs web perpustakaan digital, yaitu:
1. Evaluasi Heuristic Heuristic Evaluation dan Walk-Through Design
Menurut Nielsen dalam Dickstein dan Mills 2000: 145, Heuristic Evaluation adalah sebuah tinjauan yang sistematik kepada pengguna antarmuka
untuk menguji apabila desain situs web didapati tidak sesuai dengan standard usability yang diakui. Sedangkan Design Walk-Through menurut Goel 2009: 1
adalah “A design walkthrough is a quality practice that allows designers to obtain an early validation of design decisions related to the development and treatment
of content, design of the graphical user interface, and the elements of product functionality.” Desain Walk-Through memberikan jalan bagi seorang desainer
untuk mengidentifikasi dan menguji diawal sebelum produk digunakan pengguna, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan awal sebuah situs web.
2. Card Sorting
Card Sorting adalah sebuah metode untuk menguji organisasi dan struktur menu. Card sorting mengidentifikasi bagaimana orang mengelompokkan suatu
item atau menu, sehingga kita bisa mengembangkan suatu struktur menu yang memaksimalkan kemungkinan pengguna dapat menemukan suatu item atau menu.
Teknik Card Sorting dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dengan menggunakan berbagai cara, bisa secara langsung, atau melalui surat atau email.
Teknik dari card sorting adalah dengan memberi nama kepada produk yang akan dikategorikan, dan mencetaknya ke dalam kartu-kartu. Partisipan akan diminta
untuk mengelompokkan setiap item kedalam kategori yang sesuai menurut mereka, dan partisipan juga diminta untuk menamai kategori yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
Setelah semua partisipan selesai mengelompokkan setiap item dan kategori, maka data dimasukkan ke dalam aplikasi spreadsheet untuk memeriksa
hasil pengelompokkan. Seperti misalnya apakah nama sebuah menu adalah dukungan teknis, atau keluhan, atau bantuan produk, itu dapat ditentukan lewat
hasil Sort Card tersebut.
3. Uji Usabilitas Formal Formal Usability Testing
Formal Usability Testing adalah sebuah hasil observasi dan analisis terhadap tingkah laku pengguna ketika menggunakan sebuah produk untuk
menghasilkan sebuah tujuan. Dengan metode usability test formal kita dapat belajar bagaimana peserta menyelesaikan perintah-perintah tertentu dan berhasil,
mengidentifikasikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan perintah-perintah tertentu, mencari tahu apakah pengguna mengalami kepuasan
dalam menggunakan sistem tersebut, mengidentifikasi perubahan yang digunakan untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan pengguna, serta menganalisis apakah
web tersebut sudah mencapai tujuan yang sudah ditentukan diawal. Metode usability test formal meminta pengguna untuk mengerjakan sebuah tugas yang
berisi perintah-perintah yang harus dikerjakan dengan menggunakan situs web yang sedang diujikan.
4. Transaction Log Survey
Seorang ahli bernama Peter, T.A dalam Rufaidah 2009: 45 menyatakan bahwa log survey adalah “...studi pencatatanperekaman secara elektronik
interaksi antara sistem temu kembali informasi dengan pengguna yang mengadakan pencarian untuk menemukan informasi dalam sistem yang
bersangkutantersebut...” Selanjutnya Peter mengidentifikasikan kegunaan Transaction Log Survey
yaitu: 1
Meningkatkanmemperbaiki sistem temu balik informasi 2
Meningkatkan pemanfaatan sistem oleh manusia 3
Meningkatkan pemahaman manusia dan sistem, bagaimana suatu sistem digunakan oleh pencari informasi
4 Mengidentifikasi bagaimana suatu sistem digunakan oleh enduser
5 Studi sistem prototype atau pengembangan sistem yang potensial.
Universitas Sumatera Utara
Secara teknis Transaction Log Survey dilakukan dengan menggunakan server log, dimana dalam server ini tersimpan File Log yang berisi informasi seperti IP address
pengguna, waktu dan tanggal permintaan pengguna, subjek pencarian, dan seterusnya. Data inilah yang kemudian dianalisis untuk mengevaluasi perpustakaan digital dan
mengetahui bagaimana pengguna memanfaatkan suatu perpustakaan digital.
5. Grup Fokus Focus Groups
Focus Groups adalah wawancara yang dilakukan dengan sekelompok orang yang terdiri dari 6 sampai 12 orang yang memiliki karakteristik serupa atau
kepentingan bersama. Seorang fasilitator memandu kelompok berdasarkan seperangkat topik yang telah ditentukan sebelumnya. Fasilitator akan menciptakan
suasana yang mendorong peserta untuk berbagi persepsi dan sudut pandang mereka. Focus Groups adalah metode pengumpulan data kualitatif, yang berarti
bahwa data bersifat deskriptif dan tidak dapat diukur secara numerik. Focus Groups memiliki keuntungan sebagai berikut:
1 Cepat dan relatif mudah dalam pengerjaannya.
2 Dinamika kelompok dapat memberikan data yang dibutuhkan apabila
pengumpulan data secara individu tidak tersedia 3
Berguna untuk pengumpalan data yang sulit digunakan jika menggunakan metode pengumpulan data yang lain.
Selain itu juga terdapat kerugian dalam menggunakan Focus Groups, yaitu:
1 Diskusi dapat didominasi atau dialihkan oleh beberapa individu
2 Analisis data memakan banyak waktu dan perlu perencanaan yang
matang diawal 3
Tidak memberikan informasi yang valid pada tingkat individu 4
Informasi yang dihasilkan tidak mewakili kelompok yang lain 5
Rentan terhadap asumsiprasangka dari fasilitator. Dibawah ini akan disajikan tabel mengenai model yang digunakan untuk
mengusability test situs web perpustakaan digital dari berbagai penelitan yang pernah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Beberapa Metode Pengukuran Situs Web
Site Metode
Subjects Area
Author ACM, IEEE-
CS, NCSTRL, NDLT
Formal usability test,
questionnaire 48 students 38
graduate, 10 undergraduate
interface Kengeri, et
al 1999
ACMDL, NCSTRL,
NZDL Questionnaire,
heuristic evaluation
45 undergraduate
Design and structure
Theng et al 2000a,
2000b
Alexandria Questionnaire,
formal usability
testing 23 students
interface Thomas
1998
CUNI+ Questionnaire
10 students interface
Oulanov Pajarillo
2002
DeLIver Transaction
log survey, interview,
focus groups, formal
usability testing
1900 graduate, 420 faculty
accessibility Neumann
Bishop 1998,
Bishop 2001
DLESE, NSDL
Focus groups 36 teachers, 2
librarians design
Sumner et al. 2003
Instructional Architect
Formal usability test,
focus groups 26 teachers
Interface, content
Dorward et al. 2002
London Hospital
Focus groups, interviews
73 clinicians accessibility
Adams Blandford
2002
MARIAN Virgina
Tech Formal
usability test, log analysis,
questionnaire Students,
faculty, staff interface
France et al. 1999
MIT Formal
usability test 29 faculty,
graduate, undergraduate,
staff Site design
I Lennig 1999
National Taiwan
University Questionnaire
1784 faculty and students
Information architecture,
browsing searching,
mechanism, layout and
display. Lan 2001
NCSTRL Usability
3 usability Design,
Hartson et
Universitas Sumatera Utara
inspection expert
interface, functionality
al 2004
SABIO Formal
usability testing,
heuristic evaluation,
design walk- through, card
sorting students
design Disckstein
Mills 2000
University of Illinois at
Chicago Formal
usability test 12 students
navigation Augustine
Greene 2002
University of South Florida
Formal usability test
26 undergraduate
interface Allen 2002
University of the Pacific
Formal usability test
134 students Awareness of
library resources
Kreuger et al. 2004
Washington State
University Formal
usability test 12 students
navigation Chisman et
al 1999
Sumber: Judi, 2005: 51
2.5 Usabilitas dalam Konteks Arsitektur Informasi