2.4. Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh IMT adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan BB dan tinggi badan TB seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi
indikator atau menggambarkan kadar lemak dalam tubuh seseorang. IMT merupakan
altenatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh karena murah dan mudah dilakukan Supariasa, 2001.
Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Pada akhirnya
diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut HISOBI, 2007 :
Tabel 2.4. Kategori Indeks Massa Tubuh IMT IMT
Kategori
18,5 Berat Badan Kurang kurus
18,5 22,9
Berat Badan Normal ≥ 23
Berat Badan Lebih 23,0
24,9 Resiko Obesitas
25,0 29,9
Obesitas Tingkat I 30
Obesitas Tingkat II Sumber: Centre for Obesity Research and Education 2007
2.5. Aktifitas Olahraga
Aktivitas olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk
meningkatkan kebugaran. Menurut WHO 2003 anak - anak dan remaja membutuhkan aktivitas olahraga selama 20 menit 3 tiga kali seminggu, kontrol berat badan
memerlukan aktivitas olahraga yang sedang sekitar 60 menit setiap hari dan untuk
Universitas Sumatera Utara
membakar kalori dan memperoleh manfaat kardivaskuler, orang dewasa harus melakukan latihan minimal 20 – 30 menit, 3 sampai 4 kali seminggu.
Rekomendasi ini sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh semua orang diseluruh dunia, sehingga WHO menyarankan aktivitas jasmani tersebut dilakukan
dengan memasukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.6. Metode Penilaian Konsumsi Pangan
Asupan makan merupakan faktor utama yang berperan terhadap status gizi seseorang. untuk menilai status gizi individu dapat dilakukan melalui penilaian konsumsi
pangan individu. Penilaian asupan zat gizi individu ditujukan untuk mengetahui kebiasaan makan dan menghitung jumlah yang dimakan baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek Gibson, 1990. Menurut Gibson metode penilaian komsumsi pangan individu dapat
dikelompokan menjadi dua kelompok utama, yaitu : 1 Metode konsumsi harian kuantitatif dan 2 Metode riwayat makanan dan frekuensi konsumsi pangan. Kedua
metode ini memperoleh informasi retrospektif pola konsumsi pangan pada periode yang lama di masa lalu. Metode ini lazim digunakan untuk menilai asupan kebiasaan pangan
atau kelompok pangan spesifik. Dengan modifikasi, metode ini dapat menyediakan data asupan kebiasaan zat gizi.
Metode yang dipakai dalam penentuan asupan kebiasaan pangan tingkat individu dapat dibedakan atas 6 metode yaitu 1 Metode ingatan 24 jam 24-hours recall method 2
Metode pengulangan ingatan 24 jam repeated 24-hours recall method 3 Metode pencatatan makanan food record method 4 Metode penimbangan pangan weighed
Universitas Sumatera Utara
food method 5 Metode frekuensi konsumsi pangan food frequency method 6 Metode riwayat makanan dietary history Siagian, 2010.
Untuk mendapatkan informasi terhadap kejadian yang telah lalu yang harus digali dari subjek penelitian, metode konsumsi pangan yang dipakai adalah metode ingatan 24
jam 24-hour food recall dan metode frekuensi konsumsi pangan food frequensi Basuki, 2000.
2.7. Kerangka Konsep