Karakteristik Responden Konsumsi Energi dan Lemak

4.2. Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada responden yang berjumlah 60 orang, adapun karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan indeks massa tubuh IMT dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013 No Karakteristik Responden n 1. Umur Responden  40  40 – 49  ≥ 50 23 24 13 38,3 40,0 21,7 Jumlah 60 100,0 2. Jenis Kelamin  Laki-laki  Perempuan 24 36 40,0 60,0 Jumlah 60 100,0 3. Tingkat Pendidikan  SMA  Akademi Diploma  S1  S2 16 8 29 7 26,7 13,3 48,3 11,7 Jumlah 60 100,0 4. Indeks Massa Tubuh IMT  Berat badan kurang 18,5  Berat badan normal 18,5-22,9  Berat badan lebih 23,0-24,9  Obesitas tingkat I 25,0-29,9 3 14 17 26 3,3 25,0 28,4 43,3 Jumlah 60 100,0 Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa karakteristik responden menurut umur, yang lebih banyak pada kelompok umur 40-49 tahun yaitu sebanyak 24 orang 40,0 dibandingkan kelompok umur responden yang lain. Seacara keseluruhan kelompok umur yang terbanyak adalah kelompok umur 40 tahun dengan jumlah 37 orang 61,7. Universitas Sumatera Utara Umur responden antara umur 30 tahun sampai dengan 56 tahun. Umur merupakan faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan pada PJK, sehingga dianggap perlu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara dini. Dilihat menurut jenis kelamin, responden lebih banyak pada jenis kelamin perempuan sebanyak 36 orang 60. Dan tingkat pendidikan responden lebih banyak pada tingkat pendidikan S1 sebanyak 29 orang 48,3 dan SMA sebanyak 16 orang 26,7. Karakterstik responden menurut indeks massa tubuh IMT lebih banyak pada obesitas tingkat I yaitu sebanyak 26 orang 43,3 dan berat badan lebih sebanyak 17 28,4. Berat badan berlebih merupakan faktor resiko terhadap tingginya kolesterol darah yang dapat menyebabkan PJK.

4.3. Pola Konsumsi Pangan Responden

Pola konsumsi pangan responden meliputi jenis dan frekuensi makanan yang diperoleh melalui alat ukur formulir food frequency dan jumlah makan yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur metode food recall 24 jam.

4.3.1. Jenis dan Frekuensi Makanan

Jenis bahan makanan yang dikonsumsi terdiri dari bahan makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah dan jenis-jenis lain. Jenis dan frekuensi makanan yang dikonsumsi oleh PNS pada Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden mengonsumsi setiap jenis bahan makanan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah, dan jenis lainnya secara bergantian dengan frekuensi makanan beragam sebagai berkut : Dari hasil penelitian berdasarkan jenis dan frekuensi bahan makanan pokok bahwa, hampir seluruh responden mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok yaitu sebanyak 57 orang 95 dengan frekuensi makan 2-3xhari. Mie dan roti jarang dikonsumsi responden. Untuk bahan makanan pokok singkong sebayak 18 orang 30 tidak pernah mengonsumsi bahan pokok tersebut. Untuk jenis bahan makanan lauk pauk, responden lebih sering mengonsumsi ikan segar sebanyak 37 orang 61,6 dengan frekuensi 2-3xhari, sedangkan untuk konsumsi daging yaitu daging ayam sebanyak 29 orang 48,3, daging sapi sebanyak 27 orang 45, telur ayam sebanyak 39 orang 65 dan konsumsi udang dan cumi sebanyak 29 orang 48,3 dengan frekuensi makan 1-3xminggu, Pada jenis bahan makanan sayuran, yang paling sering dikonsumsi responden adalah sawi dengan frekuensi 1xhari sebanyak 21 orang 35, bayam, kacang panjang, wortel dan timun dengan frekuensi 1-3xminggu, rata-rata konsumsi responden sebanyak 35 orang 25 sedangkan untuk konsumsi sayur daun ubi sebanyak 8 orang 13,7 tidak pernah mengonsumsi. Untuk konsumsi jenis bahan makanan buah, 23 orang 38,3 makan buah pisang dengan frekuensi 1xhari dan 33 orang 55 dengan frekuensi 1-3xminggu, sedangkan jeruk sebanyak 36 orang 60 dan pepaya sebanyak 39 orang 65. Universitas Sumatera Utara Jenis bahan makanan lain-lain, responden yang mengonsumsi kopi sebanyak 23 orang 38,3 dan teh manis sebanyak 31 orang 51,6 dengan frekuensi 1xhari. Untuk makanan gorengan sebanyak 39 orang 65, makanan bersantan 11 orang 18,4 dan konsumsi sate sebanyak 31 orang dengan frekuensi 1-3xminggu.

4.4. Konsumsi Energi dan Lemak

Dari hasil penelitian diperoleh konsumsi energi responden dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.3. Distribusi Berdasarkan Konsumsi Energi Pada PNS Di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013. No Konsumsi Energi 1 Konsumsi Energi  Kurang 70-80 AKG  Cukup 80-99 AKG  Baik ≥100 AKG 2 10 48 3,3 16,7 80,0 Jumlah 60 100,0 2 Konsumsi Lemak  Kurang 10 AKE  Baik 10-25 AKE  Lebih 25 AKE 2 13 45 6,7 18,3 75,0 Jumlah 60 100,0 Jika dilihat dari tabel diatas, konsumsi energi responden lebih banyak pada kategori konsumsi energi baik sebanyak 48 orang 80. Hal ini menunjukan bahwa konsumsi energi responden sebagian besar sudah memenuhi dari kebutuhan yang dianjurkan. Adapun jumlah asupan energi responden paling rendah sebanyak 1313 kkal dan asupan yang paling tinggi dikonsumsi sebanyak 3248 kkal dengan rata-rata konsumsi sebanyak 2246,2 kkal. Universitas Sumatera Utara Distribusi responden berdasarkan konsumsi lemak lebih banyak pada kategori lebih sebanyak 45 orang 75,0. Jumlah asupan lemak yang paling rendah sebanyak 32 gram dan yang paling tinggi dikonsumsi sebanyak 155 gram dengan rata-rata konsumsi lemak sebanyak 83,6 gram.

4.5. Asupan Lemak