dari buah-buahan dan sayuran. Berdasarkan jenis makanan pokok nasi yang dikonsumsi dengan frekuensi 3xhari dan jumlah konsumsi energi rata-rata yang dianjurkan sehari
dapat diduga melebihi dari kebutuhan. Sementara pencegahan utama untuk PJK adalah pengaturan pola konsumsi pangan yang baik.
Berdasarkan hal di atas penulis tertarik ingin mengetahui lebih lanjut sejauh mana hubungan pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada Pegawai
Negeri Sipil di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana hubungan pola konsumsi pangan
dengan tingkat kolesterol darah total pada Pegawai Negeri Sipil di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada Pegawai Negeri Sipil di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan
Provinsi Sumatera Utara Kota Medan Tahun 2013.
1.3.2. Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui jenis makanan dan frekuensi makanan yang di konsumsi
pada pegawai negeri sipil di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
2 Untuk mengetahui konsumsi energi dan lemak pada pegawai negeri sipil di
Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan.
3 Untuk mengetahui tingkat kolesterol darah total pada pegawai negeri sipil di
Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan.
4 Untuk mengetahui hubungan konsumsi energi dan lemak dengan tingkat
kolesterol darah total pada pegawai negeri sipil di Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara Kota Medan.
1.4. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pegawai negeri sipil untuk memperhatikan konsumsi pangan sebagai salah satu upaya mencegah penyakit
degeneratif.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pola Konsumsi Pangan
Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan pangan yang dimakan tiap hari oleh satu
orang atau merupakan ciri khas untuk sesuatu kelompok masyarakat tertentu Santoso, 2004.
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Pangan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahanya. Keadaan kesehatan
tergantung dari tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kuantitas hidangan menunjukan adanya semua zat gizi yang
diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas menunjukan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan
tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-
baiknya. Konsumsi yang menghasilkan kesehatan gizi yang sebaik-baiknya disebut konsumsi adekuat Sediaoetama, 2006.
Kebutuhan akan energi dan zat gizi tergantung pada beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, genetika dan keadaan fisiologis seperti ibu hamil
dan menyususi. Oleh karena itu, perlu disusun angka kecukupan gizi yang dianjurkan yang digunakan sebagai standart guna mencapai status gizi. Kebutuhan normal tubuh
adalah kebutuhan yang sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi AKG rata-rata yang
Universitas Sumatera Utara
dianjurkan per orang per hari. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, jenis kelamin, dan aktivitas
fisik. Angka Kecukupan Energi rata-rata yang dianjurkan untuk orang dewasa kelompok umur 30-64 dapat dilihat pada tabel berikut Almatsier, 2009
Tabel 2.1. Angka Kecukupan Gizi Energi Rata-Rata Yang Dianjurkan per orang per hari Pada Kelompok Umur 30-64 Tahun
No Golongan
Umur Berat
Badan Tinggi
Badan Energi
1. Pria
30-49 tahun 50-64 tahun
62 62
165 165
2350 2250
2. Wanita
30-49 tahun 50-64 tahun
55 55
156 156
1800 1750
Sumber : Almatsier, 2009 Bila konsumsi baik kuantitasnya maupun jumlahnya melebihi kebutuhan tubuh
dinamakan konsumsi berlebih, maka akan terjadi suatu keadaan gizi lebih. Gizi lebih disebabkan karena konsumsi pangan yang melebihi kebutuhan normal tubuh manusia.
Gizi lebih yang sering kali diikuti dengan timbulnya penyakit kronis diantaranya PJK, hipertensi, diabetes militus, dan kanker Sediaoetama, 2006.
Hasil yang diperoleh dari SKRT menunjukan bahwa PJK menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia dan prevalensinya meningkat dari tahun ke
tahun Muchtadi, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Boediharmojo 1993 dalam buku kumpulan orasi ilmiah guru besar teknologi pangan dan gizi mengatakan, naiknya prevalensi PJK bukan hanya disebabkan karena
bertambahnya usia manusia, tetapi lebih disebabkan oleh gaya hidup yang salah atau disebut juga disease of life style. Meskipun gizi lebih bukan penyebab satu-satunya
timbulnya PJK tetapi merupakan faktor yang sangat penting dalam mempercepat timbulnya penyakit. Sehingga, dapat timbul lebih dini. Yang dimaksud untuk
dikemukakan adalah lemak yang meningkatkan kadar kolesterol darah. Upaya pencegahan timbulnya PJK dalam gizi adalah peranan pola makan sehat dan gizi
seimbang. Pengaturan pola makan bagi pengendalian PJK dapat dilakukan dengan mengikuti Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS.
2.1.1. Komsumsi Makanan Beraneka Ragam
Makan makanan beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan seseorang
untuk tumbuh kembang menjadi sehat dan produktif. Makanan anekaragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur Anwar,
2008. Makanan sumber zat tenaga seprti beras, jagung, gandum, roti, dan ubi,
menghasilkan energi untuk aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang
berasal dari bahan makanan nabati seperti kacang-kacangan, tempe, dan tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah ikan, ayam, susu serta hasil olahannya. Makanan sumber
zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung
Universitas Sumatera Utara
berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ tubuh Arisman, 2008.
Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi minimal harus berasal dari setiap satu jenis makanan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur. Prinsip idealnya setiap kali makanan, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah. Dengan mengonsumsi makanan
beranekaragam termasuk sumber makanan berserat cukup 25 gramhari seperti padi- padian, kacang kacangan, sayur dan buah-buahan dapat mencegah atau memperkecil
terjadinya penyakit degeneratif seperti PJK.
2.1.2. Konsumsi Makanan Sesuai Kebutuhan Tubuh
Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Konsumsi energi yang berlebih mengakibatkan kenaikan berat badan, energi yang berlebih disimpan dalam
bentuk lemak dan jaringan tubuh lain. Apabila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan obesitas disertai berbagi gangguan kesehatan seperti penyakit hipertensi, penyakit
diabetes melitus, penyakit jantung, dll. Kecukupan masukan energi bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal. Berat badan merupakan petunjuk yang baik untuk
mengetahui keadaan gizi dan kesehatan, untuk itu dianjurkan untuk melakukan penimbangan berat badan secara teratur Michael, 2010.
Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Sumber karbohidrat komplek adalah padi-padian, ubi, jagung, singkong, sagu, dll. Batasi sumber
karbohidrat sederhana seperti gula sampai dengan 3 – 4 sdmhari, karena konsumsi gula
Universitas Sumatera Utara
yang berlebih akan menyebabkan konsumsi energi yang berlebih dan disimpan dalam jaringan tubuh sebagi lemak, akumulasi dalam waktu lama mengakibatkan obesitas.
2.1.3. Konsumsi Lemak dan Minyak
Lemak atau lipid adalah ikatan organik yang terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen yang bersifat larut dalam pelarut lemak seperti benzene dan eter.
Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi berbentuk padat pada suhu kamar disebut lemak, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah berbentuk cair disebut minyak
Achadi, 2007. Lemak dalam makanan terdiri dari trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid yang
terbanyak terdapat dalam bentuk trigliserida. Berdasarkan ikatan lemaknya dan kemudahan proses pencernaan, lemak terbagi 3 golongan yaitu lemak yang mengandung
asam lemak tak jenuh ganda yang paling mudah dicerna, lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang mudah dicerna, dan lemak yang mengandung asam lemak
jenuh yang sulit dicerna Soestyo, 2003. Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal
umumnya berasal dari makanan nabati, kecuali minyak kelapa. Makanan sumber asam lemak jenuh umumnya berasal dari hewan. Mengonsumsi lemak hewani secara
berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan beresiko PJK. Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita PJK, karena lemak
ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah Sulviana, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan jumlah atom karbon, asam lemak digolongkan menjadi asam lemak rantai pendek, asam lemak rantai sedang dan asam lemak rantai panjang. Berdasarkan
posisi atom hidrogen yang berada pada ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh dibagi menjadi cis dan trans. Kebutuhan lemak yang dianjurkan dalam sehari adalah 10-25
dari kebutuhan energi total. Kebutuhan lemak dalam keadaan sakit seperti dislipidemia membutuhkan modifikasi kebutuhan lemak tergantung dari berat dan ringannya kondisi
penyakit Almatsier, 2005.
2.1.4. Konsumsi Makanan Rendah Garam dan Tinggi Kalium
Dianjurkan untuk mengonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram 1 sendok teh per hari. Konsumsi natrium yang berlebih terutama yang berasal dari garam dan sumber lain
seperti produk susu dan bahan makanan yang diawetkan dengan garam merupakan pemicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi yang merupakan risiko untuk penyakit
jantung Sabriah, 2010. Berbeda halnya dengan natrium, kalium merupakan ion utama di dalam cairan
intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga
cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan dengan natrium. Rasio tersebut kemudian menjadi terbalik akibat
proses pengolahan yang banyak menambahkan garam ke dalamnya menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam bahan, sehingga cenderung menaikkan tekanan darah.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Sumber kalium yang baik
adalah buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain Anwar, 2008.
2.1.5. Alkohol
Minuman beralkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi lain. Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat menghambat proses penyerapan zat
gizi dan menghilangkan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi yang penting bagi tubuh sehingga menyebabkan peminum alkohol dapat menderita kurang gizi. Selain itu
konsumsi alkohol juga menyebabkan penyakit gangguan hati, kerusakan saraf otak dan jaringan di dalam tubuh Bull, 2007.
2.1.6. Serat
Banyak bukti yang menunjukan bahwa serat makanan memegang peranan spesifik dalam menurunkan kadar kolesterol serum darah. Penelitian Story dan Kristchevcky
1976 percobaan pada hewan dan manusia, menjelaskan bahwa beberapa komponen serat makanan menurunkan kadar kolestrol darah.
Dan teori Leveille 1977 yang paling banyak diterima adalah beberapa komponen serat makanan mampu mengikat asamgaram empedu dan dengan demikian
akan mencegah penyerapannya kembali dari usus dan meningkatkan ekskresi melalui feces sehingga akan meningkatkan konversi kolesterol dan serum darah menjadi
asamgaram empedu.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Kolesterol
Lemak tidak dapat dipisahkan dari kolestrol. Kolesterol diperlukan oleh tubuh antara lain untuk a Sintesis asamgaram empedu, yang diperlukan untuk proses
pencernaan lemak minyak b Sintesis hormon steroid, c Sintesis vitamin D dan d Sebagai komponen membran sel. Apabila seseorang tidak mengonsumsi kolesterol maka
hati akan mensistesisnya dari asam lemak. Demikian hati akan memproduksi kolesterol. Meskipun, kolesterol masuk melalui makanan sangat banyak. Akibat hal ini,
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah Muchtadi, 2000. Kolesterol tidak dapat dioksidasi di dalam tubuh untuk dijadikan sebagai sumber
energi. Oleh karena itu satu-satunya cara untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah adalah dengan memperbesar jumlah ekskresi asam empedugaram empedu. Hal ini dapat
dilakukan dengan meningkatkan konsumsi serat makanan dan mengurangi makanan yang mengandung kolesterol Muchtadi, 2000.
Tabel 2.2. Daftar Beberapa Bahan Makanan yang Mengandung Kolesterol No
Bahan Pangan Hewan Kadar Kolesterol mg100g
1 Susu cair
13,5 2 Susu
skim 1,6
3 Mentega 218,6
4 Keju 106,1
5 Daging ayam
84,7 6 Daging
sapi 102,4
7 Otak 2000,0
8 Hati sapi, kambing, babi
435,3 9 Jantung
sapi 270,6
10 Ginjal 800,0
11 Telur 274,0
12 Udang 152,9
13 Kepiting 100,0
Universitas Sumatera Utara
Sumber : G Ko
terdapat da tubuh cho
darah, emp Sed
kuning tel sayur dan b
Fun mengatur p
cairan emp penting da
membentu Kolesterol
Su Guthrie, 199
lesterol ada ari luar tubu
olesterol en pedu, bagian
dangkan pa lur, daging
buah-buaha ngsi utama
penyerapan pedu yang b
alam proses uk vitamin
memiliki ru
umber : Alm 96 dalam bu
alah salah s uh berupa ba
ndogen. Pa n luar kelenj
ada bahan merah, ota
an Manurun kolesterol
zat yang la befungsi seb
s pertumbuh D dan pen
umus strukt
Gamb
matsier, 2009 uku Pangan
satu sterol y ahan makan
ada tubuh m jar adrenal,
makanan y ak dan hati.
ng, 2004. adalah mem
arut dalam a bagai pence
han dan me nting bagi
tur sebagai b
ar 2.1. Stru
9 dan Gizi
yang termas n cholestero
manusia ko dan jaringa
yang meng . Kolesterol
mbentuk m air dan kuli
erna lemak, embantu dal
pembentuk berikut :
uktur Mole
suk dalam k ol eksogen
olesterol ba an saraf. Lu
andung tin l tidak disin
membran sel it, melindun
membentuk lam proses
kan hormon
kul Koleste
kelompok l dan dibentu
anyak dijum ubis, 2009.
nggi koleste ntesis oleh
l, yang berg ngi otak, pe
k hormon tu pencernaan
ne seks dal
erol
lemak yang uk di dalam
mpai dalam
erol adalah tumbuhan,
guna untuk embentukan
ubuh, unsur n makanan,
lam tubuh.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Muchtadi 1993, kolesterol diangkut oleh darah dalam bentuk terikat dalam lipoprotein plasma. Lipoprotein adalah gabungan molekul lemak lipid dan
protein yang disintesis di dalam hati. Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas dan mengangkut berbagai jenis lemak dalam jumlah yang berbeda pula. Partikel-
partikel lipoprotein memiliki sifat khusus dan berbeda pada proses pembentukan arterosklerosis, tubuh membentuk 4 empat jenis lipoprotein meliputi :
1. Kilomikron Merupakan jenis lipoprotein yang kandungan lemaknya tinggi, densita rendah,
komposisi trigliserida tinggi, dan membawa sedikit protein. Kilomikron adalah lipoprotein yang berukuran paling besar serta berfungsi mengangkut lipid berasal
makanan dari saluran cerna ke seluruh tubuh. Almatsier, 2009. 2. Very Low Density Lipoprotein VLDL
Very low density lipoprotein disintesis di hati, berfungsi untuk transport lemak. Jenis lipoprotein ini memiliki kandungan lipid tinggi. Kurang lebih sebanyak 20 persen
kolesterol terbuat dari lemak endogenous di hati. Bila VLDL meninggalkan hati, lipoprotein lipase kembali bekerja dengan memecah trigliserida. Kemudian, VLDL akan
mengikat kolesterol yang ada pada lipoprotein lain dalam sirkulasi darah. VLDL akan bertambah berat karena kekurangan trigliserida dan mejadi LDL Bull, 2010.
Universitas Sumatera Utara
3. High Density Lipoprotein HDL HDL disintesis di dalam hati dan usus, setelah HDL disekresikan ke dalam darah,
akan mengalami perubahan akibat berinteraksi dengan kilomikron dan VLDL. Jika sel-sel lemak membebaskan gliserol dan asam lemak, kemungkinan kolesterol dan fosfolipid
akan dikembalikan pula ke dalam aliran darah. Hati dan usus halus kemudian akan memproduksi HDL yang masuk ke aliran darah. HDL akan mengambil kolesterol dan
fosfolipid yang ada di dalam aliran darah dan menyerahkannya ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali ke hati guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh Almatsier,
2009. Jenis lipoprotein ini membawa lemak total rendah, protein tinggi, dan dibuat dari
lemak endogenous di hati. Oleh karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dan fungsinya sebagai pembuangan kolesterol maka HDL ini sering disebut kolesterol baik.
Jadi makin rendah kadar HDL kolesterol, makin besar kemungkinan risiko terjadinya PJK. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan cara berhenti merokok, mengurangi
berat badan dan menambah aktifitas Djohan, 2004. 4. Low Density Lipoprotein LDL
Jenis lipoprotein ini membawa lemak dan mengandung kolesterol yang sangat tinggi, dibuat dari lemak endogenous di hati. Kolesterol ini sering disebut sebagai
kolesterol jahat. Hal tersebut dikarenakan LDL yang teroksidasi di pembuluh darah oleh sel-sel perusak scavenger pathway sehingga tidak dapat kembali ke dalam aliran darah
Almatsier, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Hal tersebut akan mengakibatkan penumpukan dalam pembuluh darah dan apabila terjadi selama bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk pada dinding pembuluh darah
dan membentuk plak. Plak tersebut akan bercampur dengan protein dan ditutupi oleh sel - sel otot dan kalsium sehingga dapat menyebabkan aterosklerosis Almatsier, 2009.
Tabel 2.3. Kadar Kolesterol Darah dalam mgdl No
Jenis Kolesterol Diinginkan
Diwaspadai Berbahaya
1 Kolesterol Total
200 200-239
240 2
Kolesterol LDL 130
130-159 160
3 Kolerterol HDL
45 36-44
35 4
Trigliserida 200
200-399 400
Sumber : Depkes, 2007 Kadar kolesterol darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah berat badan berlebih dan aktifitas olahraga. Namun yang dapat memberikan kontribusi secara langsung adalah konsumsi pangan.
2.3. Konsumsi Pangan yang Mempengaruhi Peningkatan Kolesterol Darah