39 tertentu di pedalaman hutan tropis. Bahan-bahan metabolit
sekunder yang diperoleh dari Strychnos nux-vomica, S. toxifera, Chondrodendron tomentosum, Derris elliptica, Fordia coriacea,
Diospyros
sp., Parartocarpus venenosus, Antiaris toxicaria dan banyak jenis lainnya adalah racun-racun efektif yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari suku-suku dipedalaman untuk berburu dan melumpuhkan lawannya. Racun-racun tersebut terbukti
efektif untuk melumpuhkan hewan buruan di hutan-hutan tropic.
Sebagaimana alkaloid, glikosid adalah senyawa yang tersebar luas pada tumbuhan. Glikosid berbeda dengan alkaloid
karena struktur kimiawinya dilengkapi dengan molekul gula glyco-, sehingga dikenal sebagai glikosid. Komponen-
komponen bukan gula dalam struktur kimianya seringkali digunakan sebagai pedoman dalam kategorisasi glokosid.
Glikosid-glikosid yang umum dijumpai adalah cyanogenic, glicosides, cardioactive glycosides
dan saponins.
2.3.3. Minyak Atsiri
Bau dan aroma adalah hal-hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia mulai jaman lampau sampai saat ini. Jaman
dahulu, bau dan aroma adalah bagian penting dari upacara– upacara kerajaan, pesta, perjamuan tamu dan kegiatan lainnya.
Eksplorasi sumber-sumber bau dan aroma saat ini semakin gencar dilakukan tidak hanya karena pemenuhan akan selera
bau dan aroma baru, tetapi juga sebagai bagian dari terapi kesehatan.
Bau dan aroma tidak pernah lepas dari minyak atsiri, karena memang fungsi minyak atsiri yang paling luas adalah
sebagai pengharum, baik itu pengharum tubuh, ruangan, sabun, pemberi cita rasa masakan dan makanan serta lainnya. Minyak
atsiri dari suatu tumbuhan diketahui berbeda dengan tumbuhan lainnya, dan ini tentunya memperkaya jenis-jenis minyak atsiri.
Famili dari tumbuh-tumbuhan seperti Lauraceae, Myrtaceae, Rutaceae, Myristicaceae, Astereaceae, Apocynaceae,
40 Umbeliferae, Pinaceae, Rosaceae dan Labiatae adalah famili-
famili tumbuhan yang sangat terkenal sebagai sumber minyak atsiri di alam.
Selain famili yang telah dikenal diatas, penyumbang bahan dasar minyak atsiri lainnya adalah dari famili Gramineae. Dari
famili Gramineae ini antara lain dihasilkan produk-produk antara lain Minyak Palmarosa, Minyak Rumput Gingger,
Minyak Sereh, Minyak Andropogon, Minyak akar wangi dan lainnya. Di Jawa, Minyak Palmarosa telah dikembangkan oleh
masyarakat Jawa beberapa tahun menjelang perang Dunia II. Pulau Jawa memulai memproduksi Minyak Palmarosa secara
komersial dari Palmarosa yang merupakan palmarosa asli. Minyak palmarosa dari Jawa ini terkenal sangat baik dalam hal
kualitas karena sumbernya diambil dari rumpun-rumpun palmarosa yang terawat baik. Pada mulanya jumlah produksi
minyaknya sangat kecil. Pada tahun 1937, ekspor minyak palmarosa tercatat sebayak 2.755 kg minyak dengan tujuan
Belanda dan Inggris. Tahun 1938, jumlah ini semakin meningkat menjadi 4.721 kg. Namun kemudian, perang yang
berkepanjangan menyebabkan industri ini tidak berjalan sebagaimana diharapkan Sastrohamidjojo, 2004.
Dalam tanaman, keberadaan minyak atsiri dapat ditemukan dalam organ-organ tanaman meliputi akar, rhizome,
batang, kulit batang, daun, biji, dan buah. Minyak atsiri dapat diperoleh dari salah satu organ tanaman, namun demikian pada
beberapa tanaman minyak atsiri dapat diperoleh dari seluruh batang. Berdasarkan informasi dari Dewan Atsiri Indonesia
dan IPB, organ-organ tanaman tertentu penghasil minyak atsiri dirangkum dalam Tabel 2.3:
41 Organ tanaman
Sumber tanaman Akar
Daun
Biji Buah
Bunga
Kulit kayu Ranting
Rimpang
Seluruh bagian Akar wangi, Kemuning
Nilam, Cengkeh, Sereh lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu Putih,
Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir, Kunyit,
Kunci, Selasih, Kemangi
Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi
Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar
Cengkeh, Kenanga, Ylang-ylang, Melati, Sedap malam, Cempaka kuning, Daun
seribu, Gandasuli kuning, Srikanta, Angsana, Srigading
Kayu manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan, Sintok
Cemara gimbul, Cemara kipas Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau,
Kencur, Lengkuas, Lempuyang sari,Temu hitam, Temulawak, Temu putri
Akar kucing, Bandotan, Inggu, Selasih, Sudamala, Trawas
Sumber: Dewan Atsiri Indonesia dan IPB, 2009, “Minyak Atsiri Indonesia”. Editor: Dr. Molide Rizal, Dr. Meika S. Rusli dan
Ariato Mulyadi.
2.4. Manusia dan sistem-sistem terkait ekologi disekitarnya
Ekologi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
Tabel 2.3. Organ tanaman penghasil Atsiri
42 lingkungan disekitarnya. Terminologi ekologi diperkenalkan
pertama kali oleh Ernst Haecel 1866, yang terdiri dari kata “oikos” yang berarti rumah dan “logos” yang mengacu pada ilmu
pengetahuan. Meskipun terminologi ini telah diperkenalkan tahun 1866, namun pengetahuan manusia terhadap alam
disekitarnya telah berkembang jauh sebelum masa itu. Manusia menyadari bahwa keberadaannya adalah bagian dari kosmos
yang tidak terpisahkan.
2.4.1. Sistem-sistem pertanian