23
2.1. Asal mula interaksi manusia dengan tumbuhan
2.1.1. Dimulai dari jaman Paleolitikum
Berdasarkan analisis ahli-ahli antropologi, saat ini telah diterima suatu pendapat bahwa selama jaman Paleolitikum umat
manusia hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan pangan. Manusia berburu, menangkap ikan dan mengumpulkan
apapun yang dapat digunakan sebagai sumber pangan secara aktif. Tidak ada bukti-bukti bahwa pada jaman Paleolitikum
manusia melakukan budidaya tetumbuhan atau sumberdaya hayati lainnya. Manusia jaman Paleolitikum selalu bergerak
dari satu tempat ketempat lain mengikuti pergerakan binatang dan mengumpulan tetumbuhan liar. Tentunya, hal ini
mengandalkan kecerdikan umat manusia untuk mendeterminasi lokasi-lokasi dimana sumberdaya makanan melimpah.
Memasuki jaman Paleolitikum akhir atau memasuki jaman Neolitikum awal, manusia mulai mengganti cara hidupnya.
Bergerak dari satu tempat ketempat lain untuk berburu dan mengumpulkan sumberdaya makanan dianggap tidak efektif
dan mempunyai resiko yang besar bagi keselamatan umat manusia. Beberapa komunitas manusia kemudian
mengembangkan sistem hidup yang menetap dalam satu kawasan dan mengusahakan budidaya. Tidak banyak informasi
didapatkan bagaimana masyarakat pertama kali mengembangkan sistem budidaya. Namun demikian, agaknya
praktek pertanian dan pengembalaan mulai dikenal secara sederhana pastoralisme sejak jaman Neolitikum.
Seiring dengan waktu, pertumbuhan manusia di berbagai dunia yang diikuti dengan tumbuhnya peradaban-peradaban
baru menyebabkan kecenderungan manusia untuk memulai perilaku hidup mengelompok untuk membentuk desa-desa dan
kantung-kantung kebudayaan semakin menguat. Memasuki jaman Neolitikum, domestikasi dan pembudidayaan
tetumbuhan mulai dilakukan dan dikembangkan di beberapa pusat kebudayaan saat itu.
24 Usaha domestikasi pertamakali penuh dengan coba-coba
dan mempunyai resiko kegagalan yang besar. Tetumbuhan mungkin diambil dari tempat yang jauh, hutan, puncak gunung
atau tempat-tempat lainnya dan dibawa masuk kedalam perkampungan untuk ditanam. Maksud dari praktek ini adalah
agar pada suatu saat nanti jika tetumbuhan tersebut menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan, orang tidak
perlu lagi harus pergi jauh ke hutan. Seleksi alamiah kemungkinan terjadi terhadap tetumbuhan untuk menyesuaikan
keadaan baru, sementara umat manusia secara sengaja atau tidak sengaja melakukan praktek seleksi terhadap jenis-jenis yang
disukai. Ini adalah tahapan pertama dalam budidaya tetumbuhan dan pertanian yang dikenal.
Kemungkinan besar sistem-sistem pertanian pertama kali dikembangkan di Timur Dekat sekitar 11.500 tahun yang
lampau. Daerah budidaya kuno itu saat ini adalah bagian dari negara-negara yang meliputi Iran, Irak, Turki, Siria, Lebanon
dan Israel. Jenis-jenis pertama yang mungkin dibudidayakan adalah gandum, kacang polong, dan jenis kacang-kacangan
lainnya. Selain Timur Dekat, di Timur Jauh dan Asia Tenggara juga ditemukan bukti-bukti adanya usaha awal budidaya
tetumbuhan oleh umat manusia. Titik-titik inisiasi pertanian kuno pertama kali di Asia Tenggara tersebar di Thailand, Sungai
Kuning dan Lembah Sungai Yangtze di Cina. Hasil penelitian arkeologis saat ini memberikan petunjuk bahwa kultivasi padi
sebagai bahan pangan pokok pertama kali mungkin terjadi di sepanjang kawasan sekitar aliran Sungai Yangtze sekitar 11.500
tahun yang lampau Zeven De Wet, 1982; Vavilov, 1992, Zohary et al., 2012.
2.1.2. Peran ekspedisi masyarakat Eropa