Manusia dan bahan pangan Manusia dan tanaman Industri

31 pertumbuhan populasi manusia mengikuti deret geometrik geometrically mengikuti deret 2,4,8,16.... Meskipun teori ini mendapat banyak kritikan, tetapi kondisi saat ini masih relevan dengan teori tersebut. Faktanya, jumlah populasi dunia meningkat dengan cepat, sementara pertumbuhan bahan pangan lambat, bahkan dibeberapa kawasan menurun karena konversi lahan-lahan pertanian dalam peruntukan lain Gambar 2.2. Gambar 2.2. Pertumbuhan populasi manusia dalam tiga era yang berbeda, era manusia mulai membuat alat, era pertanian mulai berkembang dan era industrialisasi

2.2.1. Manusia dan bahan pangan

Saat ini, dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia, maka bahan pangan semakin dibutuhkan. Terkait hal tersebut, para peneliti saat ini berupaya keras untuk memaksimalkan tumbuh-tumbuhan yang jarang dikonsumsi sebagai sumber pangan, namun di alam melimpah. Serelia, kacang-kacangan dan umbi-umbian adalah tanaman pokok bahan pangan manusia. Berbagai komunitas masyarakat dunia memanfaatkan anekaragam tumbuhan tersebut sebagai bahan pangan penting. Beberapa diantara bahan pangan tersebut secara 32 luas dimanfaatakan oleh masyarakat dunia, seperti jagung, padi, sorgum, kentang, dan gandum. Beberapa diantara dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu, seperti singkong, ubi jalar, dan talas. Beberapa jenis dimanfaatkan secara terbatas oleh etnis-etnis tertentu di Indonesia bagian timur dan polinesia, seperti sagu dan pandan. Pada masa lampau, beberapa jenis tumbuhan seperti Iles-iles porang, garut, gembili, gembolo, tomboreso dan uwi uwi beras, uwi ungu, uwi ulo dikonsumsi di masyarakat pedesaan di Jawa, namun demikian saat ini pemanfaatannya sangat jarang.

2.2.2. Manusia dan tanaman Industri

Industrialisasi saat ini menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia dan menjadi sendi-sendi penting bagi banyak negara di dunia. Dalam kebanyakan industri, tanaman memainkan peran penting dan tidak tergantikan oleh sumberdaya lainnya. Kebutuhan akan bahan baku yang diperoleh dari tumbuhan telah merangsang tumbuhnya perkebunan-perkebunan secara luas dan massif yang dikelola secara intensif. Seringkali, upaya untuk memaksimalkan industri perkebunan tersebut mengorbankan hutan tropik yang ada. Kopi, Cengkeh dan Tembakau adalah jenis-jenis komoditas dengan transaksi perdagangan yang tinggi Tabel 2.2. Kopi adalah komoditas perkebunan utama yang dibudidayakan dalam skala perkebunan besar dan skala kebun rakyat. Pusat-pusat budidaya kopi dunia saat ini adalah Brazilia, Indonesia, Vietnan, dan Kenya. Konsumsi global kopi pada tahun 2009-2010 mencapai 133.9 juta bungkus. Konsumsi kopi dunia naik mencapai 1,2 persen sejak tahun 1980an, dan meningkat mencapai 2 persen pada tahun-tahun ini. Di Jepang, pertumbuhan konsumsi kopi saat ini mencapai 3,5 persen, dan merupakan pertumbuhan konsumsi terbesar di dunia. Jepang saat ini adalah salah satu impotir kopi terbesar di dunia. Di Indonesia, budidaya kopi di Pulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi telah menjadi bagian dari sejarah kehidupan bangsa, dan pada beberapa kawasan kopi menjadi trademark dan kebanggaan wilayah tersebut. 33 Cengkeh dibudidayakan secara luas pada perkebunan besar dan banyak diantaranya diintegrasikan dalam perkebunan kopi membentuk sistem agroforestry yang dinamik. Cengkeh pernah menjadi komoditas unggulan dan menjadi factor bagi pertumbuhan ekonomi kawasan-kawasan perkebunan di Indonesia. Cengkeh terutama digunakan sebagai bumbu masak dan ramuan rokok kretek. Industri otomotif yang berkembang juga tidak lepas dari kebutuhan karet. Produksi karet di Indonesia semakin meningkat dalam memenuhi kebutuhan dunia. Karet dibudidayakan secara luas dalam kebun-kebun besar milik pemerintah dan swasta. Banyak diantaranya bahkan dibudidayakan oleh masyarakat dalam kebun-kebun tradisional, seperti di Kalimantan dan Jawa. Tabel 2.2. Produksi Perkebunan Besar menurut Jenis Tanaman, Indonesia Ton, 2003 - 2013 Catatan : 1. Termasuk produksi yang menggunakan bahan mentah dari perkebunan rakyat. Sumber: bps.go.id Industri olahan kayu saat ini telah berkembang dengan pesat. Jati, Kruing, Kamper, Bangkiray, Meranti, Mahoni, Sengon, Suren, Manglid, Rasamala, Pulai, Pinus, Mindi adalah jenis-jenis kayu yang saat ini banyak dibutuhkan dipasar. Jati sejak lama telah dibudidayakan di Pulau Jawa untuk berbagai 34 keperluan, meliputi antara lain sebagai bahan kontruksi rumah, mebel, kerajinan dan lainnya. Ulin adalah salah satu kayu bangunan yang kuat dan tahan lama. Kayu Ulin banyak digunakan sebagai kontruksi sipil di Kalimantan, namun demikian populasinya di alam saat ini semakin menurun Anyonge Roshetko, 2003. Banyak kayu bernilai ekonomi penting saat ini dibudidayakan pada lahan-lahan marjinal, kebun dan pekarangan rumah Gambar 2.3. Krisis energy fosil saat ini telah menarik perhatian manusia dengan beralih kepada bioenergi biodiesel, biogas, bioenergi. Masyarakat tradisional memanfaatkan kayu bakar sebagai bioenergi. Sementara saat ini bioenergi yang dikembangkan antara lain meliputi Bioetanol, biodiesel, CPO, dan biogas. Jarak sejak lama telah digunakan sebagai tanaman penghasil minyak. Saat ini, jagung, sorgum, singkong, aren, kelapa sawit, kelapa, dan tebu secara intensif dibudidayakan sebagai bahan baku produksi bioenergi. Gambar 2.3. Tanaman penghasil kayu saat ini banyak dibudidayakan pada lahan-lahan marjinal meliputi antara lain tebing sungai untuk tujuan konservasi tanah dan pendapatan ekonomi. 35 2.3. Kesehatan dan pengetahuan tradisional tentang obat Selain ketersediaan makanan pokok yang mencukupi, kesehatan adalah masalah mendasar bagi umat manusia. Sejarah peradaban manusia telah mencatat bahwa pada masa lampau beberapa penyakit penting pernah mewabah dan mengancam kehidupan umat manusia. Tumbuhan dalam sejarahnya, dan sampai saat ini, mempunyai peran penting dalam kesehatan manusia. Interaksi manusia dengan tetumbuhan sebagai bahan obat setidaknya dapat dilacak mulai 4.000 tahun yang lampau, dimana dokumen medik pertama kali menyebutkan adanya keterlibatan komponen tetumbuhan sebagai bahan obat. Namun demikian, banyak ahli percaya bahwa sebenarnya fungsi tanaman sebagai obat telah dikenal dan digunakan oleh manusia sejak lama, lebih lama dari 4000 tahun yang lampau. Namun demikian sangat disayangkan tidak ada dokumen tertulis.

2.3.1. Pengetahuan tradisional tentang obat