Peran ekspedisi masyarakat Eropa

24 Usaha domestikasi pertamakali penuh dengan coba-coba dan mempunyai resiko kegagalan yang besar. Tetumbuhan mungkin diambil dari tempat yang jauh, hutan, puncak gunung atau tempat-tempat lainnya dan dibawa masuk kedalam perkampungan untuk ditanam. Maksud dari praktek ini adalah agar pada suatu saat nanti jika tetumbuhan tersebut menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan, orang tidak perlu lagi harus pergi jauh ke hutan. Seleksi alamiah kemungkinan terjadi terhadap tetumbuhan untuk menyesuaikan keadaan baru, sementara umat manusia secara sengaja atau tidak sengaja melakukan praktek seleksi terhadap jenis-jenis yang disukai. Ini adalah tahapan pertama dalam budidaya tetumbuhan dan pertanian yang dikenal. Kemungkinan besar sistem-sistem pertanian pertama kali dikembangkan di Timur Dekat sekitar 11.500 tahun yang lampau. Daerah budidaya kuno itu saat ini adalah bagian dari negara-negara yang meliputi Iran, Irak, Turki, Siria, Lebanon dan Israel. Jenis-jenis pertama yang mungkin dibudidayakan adalah gandum, kacang polong, dan jenis kacang-kacangan lainnya. Selain Timur Dekat, di Timur Jauh dan Asia Tenggara juga ditemukan bukti-bukti adanya usaha awal budidaya tetumbuhan oleh umat manusia. Titik-titik inisiasi pertanian kuno pertama kali di Asia Tenggara tersebar di Thailand, Sungai Kuning dan Lembah Sungai Yangtze di Cina. Hasil penelitian arkeologis saat ini memberikan petunjuk bahwa kultivasi padi sebagai bahan pangan pokok pertama kali mungkin terjadi di sepanjang kawasan sekitar aliran Sungai Yangtze sekitar 11.500 tahun yang lampau Zeven De Wet, 1982; Vavilov, 1992, Zohary et al., 2012.

2.1.2. Peran ekspedisi masyarakat Eropa

Iklim ilmu pengetahuan masyarakat di benua Eropa yang lebih baik dibanding masyarakat dibelahan dunia lainnya pada abad pertengahan mendorong tumbuhnya berbagai ekspedisi menuju tempat-tempat yang belum diketahui orang Eropa saat 25 itu. Abad ini adalah abad-abad pelayaran untuk eksplorasi sumberdaya baru karena keterbatasan sumberdaya di daratan Eropa. Ekspansi bangsa-bangsa Eropa menjelajahi benua pada abad pertengahan menyebabkan serapan ilmu pengetahuan bangsa Eropa tentang wilayah-wilayah lain dibelahan dunia, terutama Asia terhadap sumberdaya tumbuhan semakin cepat. Pangeran Henry dari Portugis 1394-1460 adalah salah satu pembesar Eropa pertama yang mengawali dan mendorong tumbuhnya minat penjelajahan maritim bangsa Eropa. Selanjutnya, Spayol tumbuh sebagai pesaing Portugis dalam dunia maritim dan kompetisi ini mencapai puncaknya pada perang Castilia 1474-1479. Inggris, Perancis dan Belanda kemudian mengikuti jejak Portugis dan Spanyol untuk membangun sistem maritim yang kuat. Sejarah mencatat bahwa ekspedisi-ekspedisi Eropa untuk mengenal dunia baru telah menghasilkan naturalis-naturalis yang berpengaruh dan meletakkan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan, termasuk Teori Evolusi oleh Darwin di dalammya. Penjelajahan yang dikuti kolonisasi daerah-daerah baru oleh bangsa Eropa menyebabkan persebaran jenis-jenis yang bernilai komersial semakin cepat. Kentang adalah tanaman yang dibawa oleh imigran Irlandia ke Amerika Utara sekitar tahun 1719, dan kemudian cepat menyebar di Amerika. Kopi adalah tanaman yang mula-mula berasal dari Afrika, lalu meluas ke Asia dan Amerika Selatan. Karet adalah tanaman yang umum dijumpai di cekungan Amazonia dan menjadi monopoli Brazilia sampai dengan tahun 1875. Namun demikian, orang-orang Inggris kemudian menyelundupkan sekitar 7.000 biji karet keluar Brazilia dan selanjutnya ditanam di Asia Tenggara. Saat ini, Indonesia dan Malaysia di kawasan Asia Tenggara adalah penghasil karet utama dunia Gambar 2.1. Peran ahli-ahli alam atau naturalis saat itu bisa jadi sangat penting dalam setiap penjelajahan. Pioner naturalis Eropa yang terkenal adalah Linnaeus, yang kemudian terkenal karena sistem klasifikasi mahluk hidup yang dibuatnya. Sistem ini 26 memungkinkan seluruh mahluk hidup didunia mempunyai nama dalam bahasa latin atau yang dilatinkan dan bersifat universal sehingga mudah untuk dikomunikasikan oleh orang di seluruh dunia. Sangat menarik, bahwa naturalis-naturalis terkenal saat itu bukanlah ahli-ahli lulusan terbaik dari universitas terkenal. Charles Darwin adalah naturalis yang sebelumnya tercatat sebagai mahasiswa kedokteran, namun demikian minatnya dalam sejarah alam menjadikannya lebih tertarik untuk bergabung dengan ekspedisi HMS Beagle. Bukunya, The Origin of Species, adalah hasil karyanya yang mendasari teori evolusi. Sementara itu, A.R. Wallace adalah naturalis yang berusia lebih muda dari Darwin yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal di universitas. Namun demikian, perjalannya ke berbagai penjuru dunia telah menyumbangkan peran yang sangat penting dalam meletakan dasar-dasar ilmu pengetahuan alam, terutama biogeografi. Banyak bukti menunjukkan bahwa pengetahuan tertulis dan dokumentasi modern tentang tetumbuhan dipengaruhi dan diinisiasi oleh ekspedisi-ekspedisi penjelajahan bangsa Eropa. Sebagai contoh, Garcia da Orta, seorang Portugis yang tinggal di Goa adalah salah satu tokoh yang berjasa dalam menyebarluaskan tanaman-tanaman dunia timur ke masyarakat Eropa. Pengetahuan etnobotani awal dan paling tua tanaman obat Goa tertulis dalam Coloquios dos simples e drogas he cousas medicinais da India yang diterbitkan tahun 1563 di Goa. Tahun 1567, Charles d’ecluse menterjemahkannya dalam teks-teks latin. Pudarnya kekuasaan Portugis atas Goa dan disusul oleh dominasi Belanda di Goa menginisiasi terbitnya Hortus Indicus Malabaricus yang diprakarsai oleh Hendrik van Rheede. Pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia juga sangat berperan dalam pengetahuan tentang keanekaragaman jenis tumbuhan di kepulauan Indonesia dan sekitarnya. Diawali dengan misi dagang VOC, secara pasti bangsa Belanda berhasil menguasai kepulauan Indonesia dan hal ini mendorong usaha- usaha eksplorasi tetumbuhan di seluruh pelosok Indonesia 27 berjalan dengan baik. Daftar flora di Pulau Jawa dibuat sangat lengkap, dan salah satu kebun raya terbesar di Dunia, Kebun Raya Bogor, terbentuk karena inisiasi pemerintahan kolonial Belanda. Pengetahuan tentang flora Jawa antara lain terdokumentasi dalam Voorloper eener Schoolflora voor Java oleh Dr.C.A. Backer yang diterbitkan tahun 1908. Tahun 1911 diterbitkan Schoolflora oleh penulis yang sama, yang diikuti oleh Onkruidflora der Javasche Suikerrietgroden , Handboek der Javasche theeonkruiden Backer dan van Slooten, Varenflora Backer dan Posthumus, Zakflora voor de landboustreken op Java I. Boldingh, Flora of Java Backer dan buku yang sampai saat ini masih menjadi pegangan, Flora untuk Sekolah di Indonesia van Steenis. Naskah-naskah kuno, publikasi dan spesimen herbarium flora Jawa saat ini tersimpan dengan baik di beberapa tempat seperti Nationaal Herbarium of Netherland di Leiden, Belanda dan Herbarium Bogorienses, Bogor. Gambar 2.1. Peta ekplorasi masyarakat Eropa dan kaitannya dengan pengenalan dan distribusi tetumbuhan dengan nilai ekonomik di dunia. Sumber gambar. gs2americanstudies.blogspot.com 28

2.1.3. Daerah asal mula budidaya