16 3 Kurang mendapat perhatian dan dukungan dari disiplin
ilmu lainnya, tidak diapresiasi dengan baik oleh peneliti, mahasiswa dan pemerintah
3 Kekurangan dana penelitian dan dukungan lainnya 3 Kekurangan mentor dan ahli-ahli yang berkompeten
3 Perkembangan teknologinya terkesan lambat 3 Gerakan masyarakat penggiat studi etnobotani masih
lemah, terpisah-pisah, dan kurang koordinasi jika dibandingakan dengan perkumpulan-perkumpulan ilmiah
lainnya
3 Jaringan kerja antara peneliti, pemerhati dan masyarakat e euntungan finansial yang memadai dibandingkan riset
terapan lainnya seperti biologi sel-molekuler, bioteknologi dan rekayasa hayati dan kedokteran
Permasalahan tersebut harus menjadi perhatian serius masyarakat etnobotani dunia. Tanggung jawab memecahkan
dan mengeliminasi masalah tersebut tentunya juga harus menjadi perhatian masyarakat negara berkembang, terutama Indonesia
dengan beragam suku bangsa dan kekayaan hayati yang melimpah. Bagi bangsa Indonesia, ini adalah sangat penting
bagi kelangsungan hidup bangsa serta meningkatkan daya saing bangsa diera globalisasi. Hal ini terutama relevan karena
Indonesia mempunyai beragam suku bangsa yang berimplikasi kepada keragaman cara pemanfaatan tetumbuhan.
1.3.2. Strategi peningkatan dan penguatan etnobotani
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan etnobotani sebagaimana telah dijelaskan diatas menunjukkan
betapa langkah-langkah strategis perlu dirumuskan. Menurut para ahli, beberapa langkah berikut sangat strategis dalam upaya
peningkatan dan penguatan peran etnobiologi dalam masyarakat, meliputi antara lain:
17 3 Pertukaran studi kasus, analisis dan gagasan antar ahli
etnobotani dan ilmu terkait lainnya 3 Mempromosikan standar dan level pendidikan terkait
etnobiologi 3 Meningkatkan kepedulian terhadap nilai etnobotani
3 Mempromosikan dan mendorong kegiatan riset etnobotani lebih lanjut
3 Meningkatkan daya analisis, termasuk statistik dan molekuler didalamnya
3 Meningkatkan dan mempertajam elemen-elemen hardcore yang menunjang etnobotani, seperti fitokimia.
1.3.3. Tanggung jawab masyarakat dalam pendidikan dan peningkatan kualitas etnobotani
Dengan memperhatikan nilai penting dari etnobotani, dan melihat peluang serta tantangan-tantangan yang dihadapai,
masyarakat dunia tergerak untuk semakin mendorong sikap betapa pentingnya etnobotani. Tabel 1.2. adalah ringkasan dari
beberapa kegiatan masyarakat dunia terkait aksi mendorong etnobotani agar semakin dikenal dan berdampak baik pada
masyarakat dunia.
Tabel. 1.2. Perhatian masyarakat terhadap kajian etnobotani dan perkembangannya
Tahun Kejadian Penting
1959 1978
1980 Society for Economic Botany
SEB didirikan Konferensi internasional pertama Society of
Ethnobiology . Anggota perkumpulan
kebanyakan dari Kanada dan Amerika Serikat Didirikan Society of Ethnobotanists, bermarkas
di India
18 1981
1982
1988 1990
Awal 1990an
1992
1995-1997
1997
2000-2002 Pendirian China Association of Ethnomedicine
and Folk Medicine Traditional Medicine for the Islands
TRAMIL didirikan. Pertamakali terbatas kalangan
negara-negara Karibia, dan kemudian meluas sampai Amerika Tengah tahun 1993
Pendirian International Society of Ethnobiology ISE
Pendirian Society of Ethnopharmacology GEFFAOUNDP menginisiasi
pemberdayaan institusi bagi konservasi keanekaragaman hayati di Afrika Timur, dan
ini mendorong bagi perkembangan etnobotani di kawasan ini
People and Plants Initiative WWF, UNESCO
dan Royal Botanical Garden Kew dimulai, dengan tujuan meningkatkan kapasitas
institusi pemahaman dan aplikasi etnoekologi di negara berkembang
Training dan workshop dilakukan di Bangladesh, China, India, Nepal, dan
Pakistan. Pada periode yang sama berbagai kegiatan penguatan kapasitas penguasaan
bidang etnobotani dilakukan di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.
Pendirian African Ethnobotanical Network AEN, dan Uganda Network of Ethnobotanists
and Ethnoecologist UGANEP
Pendirian Sociedad Colombiana de Etnobiologia, Kenya Ethnoecological Society
KES, Pakistan Ethnoecological Society
PES, dan Tanzanian Ethnoecological Society
. Pada kurun waktu yang sama, juga dilakukan berbagai kegiatan ilmiah
dan pelatihan internasional di berbagai kawasan.
19 Secara strategis, di Indonesia atau negara berkembang
lainnya, pendekatan bagi penguatan etnobotani dapat dilakukan dengan cara:
3 Pendekatan kultural dan religi, 3 Pendidikan formal lewat dunia pendidikan dengan
memasukkan etnobotani dalam kurikulum danmuatan lokal sekolah-sekolah di daerah
3 Pembentukan sentra-sentra penelitian dan kajian etnobotani 3 Pendekatan formal oleh pemerintah pusat dan daerah
Peran dari Lembaga Swadaya Masyarakat LSM serta badang-badan konservasi keanekaragaman hayati juga menjadi
komponen penting dalam penguatan etnobotani di dunia modern saat ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa upaya lembaga-
lembaga tersebut telah menunjukkan hasil yang nyata. Kekuatannya seringkali terletak kepada komitmen yang kuat
untuk kegiatan pelestarian, program-program yang terstruktur dan target yang realistik dan jelas, serta adanya pendampingan
yang dilakukan secara terus-menerus. Kelompok-kelompok ini seringkali melibatkan jaringan luas dan global yang dimilikinya
untuk konservasi bentuk-bentuk etnobotani di berbagai penjuru dunia. Dengan demikian, bagi upaya penguatan etnobiologi,
kelompok-kelompok tersebut harus dilibatkan secara aktif.
Di Indonesia, banyak Lembaga Swadaya Masyarakat mengangkat isu-isu kearifan local dalam pemanfaatan
sumberdaya alam secara lestari, dan dengan dengan demikian secara tidak langsung berupaya meletarikan pengetahuan
ethnobotani masyarakat local, mengangkat nilai-nilai kearaifan yang ada, memperkenalkan kepada generasi muda saat ini dan
berupaya melestarikannya. Secara nyata, banyak lembaga swadaya masyarakat menginisiasi dan membentuk kelompok
tani untuk kembali kepada ajaran pertanian nenek moyang, antara lain dengan mendorong praktek pertanian organik,
memperkuat system kebun campuran atau wanatani
20 agroforestry, pemanfaatan kompos dan pupuk organik,
pemanfaatan pestisida hayati, pertanian-peternakan terpadu, serta menghidupkan lagi kegiatan gotong royong dan aspek-
aspek ritual dan budaya pertanian yang ada.
Kerjasama dari perguruan tinggi dalam justifikasi kearifan lokal dalam praktek kehidupan masyarakat saat ini dianggap
penting. Perguruan tinggi daerah mempunyai kompotensi untuk menggarap nilai-nilai kearifan local dan praktek etnobotani
masyarakat sekitar, mendokumentasikan dan mencari kebenaran ilmiah di balik praktek tersebut. Rekomendasi-
rekomnedasi dari penelitan perguruan tinggi seringkali dipakai sebagai acuan akademik dalam kebijakan pemerintah dan
pengambilan keputusan startegis dalam pembangunan masyarakat. Dengan demikian, peran dan keterlibatan perguruan
tinggi sangat penting.
Beberapa contoh tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat tersimpan dalam herbarium-herbarium yang ada
di perguruan tinggi. Meskipun belum semua jenis dikoleksi dalam herbarium karena keterbatasan sarana dan prasarana,
peran dari inisiasi herbarium di perguruan tinggi sangat penting. Diperlukan upaya-upaya ker jasama mulitipihak untuk
mendorong kelengkapan koleksi herbarium tumbuhan bermanfaat di perguruan tinggi yang menjadi pustaka bagi
peradaban suatu bangsa yang dapat menjadi acuan generasi mendatang dalam memanfaatkan tetumbuhan yang ada. Hal
ini terutama penting karena banyak potensi sumberdaya hayati telah dimanfaatkan bagi kehiduan masyarakat, namun sangat
kurang dipelajari sebagai bahan rekomendasi pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat.
21 Gambar. 1.1. Keanekaragaman tumbuhan kebun dan pekarangan
rumah tropik di pedalaman Kalimantan miskin akan kajian ilmiah.
Gambar. 1.2. Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat Tengger dalam kegiatan ritual budaya
22
2
Sejarah interaksi manusia dan tumbuhan relatif cukup panjang. Umat manusia, apakah itu sebagai kelompok yang
selalu berpindah tempat, petani dan peladang menetap, masyarakat maritim, sampai dengan penduduk kota besar secara
mutlak membutuhkan berbagai macam tetumbuhan sebagai sumberdaya untuk mendukung kehidupannya. Utamanya,
tetumbuhan telah menjadi bahan pokok penyedia karbohidrat utama di alam karena kemampuannya melakukan proses
fotosintesis dan menghasilkan karbohidrat.
Pengetahuan manusia terhadap berbagai jenis tetumbuhan dan manfaatnya dari waktu ke waktu semakin berkembang.
Sejarah panjangnya sendiri mungkin telah dimulai pada jaman paleolitikum dan mencapai puncaknya pada saat ini.
Kemampuan manusia saat ini tidak hanya memanfaatkan tetumbuhan yang telah ada sebagai bahan pangan, tetapi juga
telah menjadikannya sebagai bahan kajian ilmiah di laboratorium untuk memahami ilmu pengetahuan bagi upaya
pencapaian kesejahteraan umat manusia. Meskipun saat ini peradaban manusia telah mencapai puncak kemajuan dan
diversifikasi manfaat tetumbuhan semakin luas, namun demikian di beberapa tempat di belahan dunia ini masih terdapat
sekelompok masyarakat pengumpul dan pemanfaat tetumbuhan secara langsung dari alam. Kelompok-kelompok ini seringkali
adalah perhatian utama dari studi etnobotani.
Interaksi Manusia dan Tumbuhan
23
2.1. Asal mula interaksi manusia dengan tumbuhan
2.1.1. Dimulai dari jaman Paleolitikum