35
2.3. Kesehatan dan pengetahuan tradisional tentang obat
Selain ketersediaan makanan pokok yang mencukupi, kesehatan adalah masalah mendasar bagi umat manusia. Sejarah
peradaban manusia telah mencatat bahwa pada masa lampau beberapa penyakit penting pernah mewabah dan mengancam
kehidupan umat manusia. Tumbuhan dalam sejarahnya, dan sampai saat ini, mempunyai peran penting dalam kesehatan
manusia. Interaksi manusia dengan tetumbuhan sebagai bahan obat setidaknya dapat dilacak mulai 4.000 tahun yang lampau,
dimana dokumen medik pertama kali menyebutkan adanya keterlibatan komponen tetumbuhan sebagai bahan obat. Namun
demikian, banyak ahli percaya bahwa sebenarnya fungsi tanaman sebagai obat telah dikenal dan digunakan oleh manusia
sejak lama, lebih lama dari 4000 tahun yang lampau. Namun demikian sangat disayangkan tidak ada dokumen tertulis.
2.3.1. Pengetahuan tradisional tentang obat
Bangsa-bangsa kuno yang seringkali melaporkan adanya penggunaan obat berbasis sumberdaya tumbuhan adalah Mesir
kuno, India dan Cina kuno. Awal mula dunia medik dunia barat dapat dilacak balik mulai dari kemunculan ahli Yunani terkenal
seperti Hipocrates. Hipocrates mempercayai bahwa penyakit disebabkan oleh sebab alamiah dalam tubuh atau adanya
masalah tubuh, bukan karena setan sebagaimana keyakinan saat itu, dan tetumbuhan terutama herba dapat digunakan untuk
menghilangkan penyakit. Aristoteles kemudian juga mengumpulkan dan membuat daftar tetumbuhan yang dapat
bermanfaat sebagai bahan obat. Selanjutnya, kontribusi yang sangat berarti bagi pengetahuan dunia barat tentang penyakit
dan fungsi tanaman dibuat oleh Dioscorides yang menulis De Materia Medica
. Ensiklopedi ini memuat sekitar 1000 contoh obat-obatan sederhana.
Selanjutnya, herba mulai dipertimbangkan memainkan peran penting sebagai komponen medik dalam usaha-usaha
36 penyembuhan. Selama abad pertengahan, hubungan antara ilmu
tumbuhan, terutama yang berkaitan dengan masalah obat-obatan dan kedokteran semakin dekat dan berkaitan sebagai bagian
dari pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dialami manusia. Pentingnya jenis-jenis herba ini kemudian dipelajari
lebih lanjut di Eropah, dan untuk mengkoleksi contoh tumbuhan hidupnya beberapa herba di tanam di lingkungan kampus
universitas-universitas Eropah.
Ilmu pengobatan terakumulasi pada masing-masing kelompok masyarakat. Karena lemahnya komunikasi antara
kelompok satu dengan kelompok lainnya, penemuan bahan aktif dan tata cara pengobatan tumbuh secara independen saling
terpisah diantara masyarakat dunia. Tidak diketahui secara pasti, mengapa masyarakat menggunakan tetumbuhan untuk
mengatasi masalah kesehatan. Ada anggapan bahwa masyarakat pada awalnya percaya bahwa sakit disebabkan oleh faktor alam,
dan mitos–mitos banyak menyebutkan bahwa penyembuhannya dapat didatangkan dari bagian alam yang lain, seperti
tetumbuhan dan hewan. Azas penyembuhan dalam semua sistem kesehatan selalu didasarkan pada kepercayaan tentang
sebab terjadinya penyakit yang disebut etiologi penyakit. Etiologi penyakit dapat dibedakan dalam dua macam, etiologi
personalistik
dan etiologi naturalistik. Dalam etiologi personalistik, keadaan sakit dipandang sebagai sebab adanya campur tangan
agen atau perantara seperti orang halus, jin, setan, hantu atau roh tertentu. Seorang jatuh sakit karena sebab-sebab tersebut.
Dalam perpektif masyarakat tradisional tersebut, tanaman adalah salah satu sarana dan media pemindah dan penangkal
roh halus yang berotensi menimbulkan penyakit. Pohon Pinang merah, Kenanga, dan Kelor adalah jenis-jenis tanaman yang
dipercaya dapat menangkal roh jahat, ilmu hitam dan perilaku kejahatan lainnya. Sebaliknya, etiologi naturalistik memandang
bahwa keadaan sakit adalah sebab dan gangguan sistem –sistem fisilogi tubuh. Tanaman dipandang mempunyai khasiat
menyembuhkan penyakit. Dalam masyarakat tradisional, orang cenderung menganut paham personalistik Balick, 1994.
37 Obat-obatan tradisional merupakan dasar pemeliharaan
kesehatan penting bagi manusia saat ini, dan hampir 80 penduduk di negara berkembang masih menyandarkan diri pada
obat-oban tradisional. Asia, terutama Cina, sampai saat ini adalah kawasan dimana obat-obatan dari bahan alam masih
secara intensif dipergunakan. Dalam bidang farmakologi modern, hampir ¼ resep dokter di Amerika Serikat
mengandung komponen aktif yang berasal dari tanaman, dan lebih dari 3000 jenis antibiotika berasal dari mikroorganisme.
Di Bali, tumbuh-tumbuhan dapat dimanfaatakan sebagai tumbuhan obat disebut Tumbuhan Usada Bali. Tumbuhan
Usada Bali muncul sebagai salah satu upaya masyarakat Bali dalam menyembuhkan berbagai penyakit dengan perantaraan
tumbuhan atas kehendak Ida Sang Hyang WidhiTuhan Yang Maha Esa melalui para dewa. Terdapat beberapa lontar usada
yang menjadi kekayaan literatur kesehatan masyarakat Bali dalam memanfaatkan tumbuhan sebagai tanaman obat, antara
lain adalah Budha Kecapi, Ratuing Usada, Usada Sari, Usada Sasah Bebahi, Usada Netra dan sebagainya. Diperkirakan
terdapat lebih dari 50.000 lontar Usada yang memuat hampir 491 tumbuhan. Dari sekitar 121 lontar yang diteliti secara
seksama dari Gedong Kertya Singaraja diketahui sebanyak 433 jenis tumbuhan digunakan sebagai tumbuhan obat oleh
masyarakat bali. Dari semua jenis lontar usada yang ada, beberapa lontar saat ini masih terawat baik di beberapa tempat
seperti, universitas, Gedong Kertya Singaraja dan di Pusat Dokumentasi Provisi Bali. Kebanyakan dari tumbuh-tumbuhan
tersebut tumbuh di kebun dan pekarangan rumah masyaraat Bali Siregar et al., 2007.
2.3.2. Senyawa metabolit sekunder