Teori yang digunakan Konsep dan Teori yang digunakan .1 Konsep

Fungsi dan penggunaan saxophone dalam ensambel musik tiup juga menjadi konsep dasar yang akan dikaji dari penelitian ini, dimana untuk mendapatkan informasi bagaimana fungsi saxophone dalam ensambel musik tiup. Upacara adat kematian Batak Toba dalam tulisan ini difokuskan kepada upacara adat kematian sari matua dan saur matua. Sari matua adalah suatu kematian, dimana oarng yang meninggal dunia telah beranak cucu, namun masih ada anaknya yang belum menikah. Saur matua adalah suatu kematian dimana orang yang meninggal dunia telah beranak cucu dan semua anaknya telah menikah 10

1.4.2 Teori yang digunakan

. Teori adalah pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan yang didukung dengan data dan argumentasi, atau penyelidikan experimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti KBBI, hal 1177, edisi ke-3 tahun 2001. Lauer 2001 : 35 juga menjelaskan bahwa teori adalah bagaimana menerangkan gambaran suatu fenomena tertentu atau suatu pemikiran untuk menerangkan bagaimana suatu peristiwa itu terjadi. Dijelaskan juga bahwa teori adalah seperangkat pernyataan atau proposisi yang berhubungan secara logis, yang menerangkan fenomena tertentu sehingga untuk menguraikan sebuah fenomena kebudayaan dibutuhkan landasan teori yang tepat, sesuai dengan permasalahannya. Untuk memahami bagaimana teknik permainan saxophone dalam ensambel musik tiup, penulis menggunakan teori etnosains, yaitu suatu teori yang 10 Dikutip dari tesis Monang Asi sianturi, hal 104, tahun 2012. Universitas Sumatera Utara menggunakan pemahaman tentang objek yang diteliti tanpa berdasarkan landasan ilmiah. Dalam hal ini penulis bermaksud untuk mengetahui istilah, atau teknik permainan saxophone berdasarkan pemahaman pemain saxophone dalam musik tiup. Disamping itu juga akan mengetahui bagaimana persepsi pemain saxophone terhadap permainan saxophone yang dibutuhkan dalam upacara adat masyarakat Batak Toba. Maka untuk mendeskripsikan dan untuk memberikan pemahaman bahwa penelitian dalam Etnomusikologi berkaitan dengan perilaku musik itu sendiri, pertunjukan musik, serta mempelajari dan memberikan analisa mengenai keberadaan musik dalam masyarakatnya itu sesuai dengan pendapat Alan.P Merriam, 1964 :202 yang menyangkut tentang mempelajari musik dalam kebudayaan, ataupun pendapat Mantle Hood, 1969; 298 yang menyatakan tentang mempelajari musik dalam konteks kebudayaan. Disamping itu, teori yang digunakan juga menyangkut tentang bagaimana bunyi itu dihasilkan juga yang merupakan kajian etnomusikologi khususnya yang berkaitan dengan dengan alat musik seperti yang diungkapkan oleh Alan P Meriam bahwa Etnomusikologi itu juga mengkaji alat musik, dimana dalam tulisan ini menyangkut tentang bagaimana teknik permainan saxophone. Merriam 1964 : 32-35 juga menyebutkan bahwa pekerjaan menganalisis suatu peristiwa musikal, penting untuk memeperhatikan berbagai aspek antara lain : a bunyi musikal, b konsep-konsep mengenai musik, dan c tingkah laku manusianya yangberhubungan dengan bunyi musikal yang mempengaruhi konsep-konsep musik. Ketiga hal tersebut mempunyai keterkaitan yang sama Universitas Sumatera Utara dalam menghasilkan produksi bunyi musik. Kaitannya dengan penelitian ini tentunya dapat digunakan sebagai landasan untuk mengkaji bagaimana proses dan produksi bunyi yang dihasilkan saxophone dalam ensambel musik tiup. Untuk mendeskripsikan serta mentranskripsikan bunyi yang berkaiatan dengan kejadian musikal secara umum serta mendeskripsikan bunyi yang dihasilkan oleh saxophone, dan sekaligus juga untuk memperkuat teori diatas, maka maka penulis juga menggunakan pendapat dari Slobin dan Titon dalam buku yang berjudul “world of music”, dimana mereka menyebutkan bahwa ada empat hal yang harus diperhatikan dalam melihat suatu gaya musik yaitu : 1 elemen nada yang meliputi tangga nada, modus, harmoni, dan system laras, 2 elemen waktu yang meliputi ritme dan birama, 3 elemen suara meliputi warna suara dan bunyi dari instrument, dan 4 intensitas yang meliputi keras lembutnya suara tersebut, 1984 :5

1.5 Metode Penelitian