1.5.3 Wawancara
Selain melakukan pengamatan, penulis juga melakukan wawancara terhadap informan untuk menanyakan secara lansung apa yang menjadi dari topik
atau data yang dibutuhkan. Wawancara adalah proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewancara dengan orang yang diwawancarai informan dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara. Burhan Bungin, 2007 : 108.
Dalam teknik wawancara ini, yang menjadi informan kunci yang diteliti adalah pemain saxophone dalam ensambel musik tiup yang mengiringi upacara
kematian khususnya, dan pemain musik tiup lainnya pada umumnya. Informan dalam penelitian ini memang tidak hanya terpaku pada pencarian data dari
informan yang menjadi pelaku musisi saja, namun juga akan mempunyai keterkaitan dengan pihak lain di luar dari musisinya seperti orang yang yang
mengerti sejarah tentang musik tiup dan saxophone pada khususnya, orang-orang yang bekerja di bidang pendidikan, masyarakat, dan orang di bidang pemerintahan
instansi terkait seperti dinas pencataan sipil atau badan pendataan statistik atau informan lainnya yang mengetahui tentang hal-hal yang berhubungan dengan data
untuk tulisan ini.
1.5.4 Metode Dokumenter
Metode dokumenter adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode ini untuk
menelusuri data historis. Sifat utama dari penelitian ini tidak terbatas pada ruang
Universitas Sumatera Utara
dan waktu sehingga memberikan peluang untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi pada masa lampau, baik itu yang bersifat tulisan, artefak, benda, foto, dan
dokumen yang bersifat, visual, audio, dan audio visual Burhan Bungin, 2007 : 121.
Manfaat dari penelitian ini untuk mengetahui sejarah dan untuk mengetahui kejadian atau kegiatan budaya masa lampau yang sudah pernah
dituliskan oleh peneliti sebelumnya. Disamping itu metode ini untuk mengetahui sejarah perkembangan musik tiup hingga sampai masuknya saxophone dalam
ensambel musik tiup hingga sekarang ensambel musik tiup masih sering digunakan dalam upacara adat kematian masyarakat Batak Toba. Adapun metode
ini adalah untuk mendapatkan data dari media seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan media elektronik, seperti internet.
1.5.5 Kerja Laboratorium
Dalam kerja laboratorium, penulis kemudian mengolah data yang didapatkan dari lapangan untuk membahas dan menganalisa data atau informasi
yang didapatkan dari lapangan yang sesuai dengan kebutuhan dari tulisan ini. Selain itu untuk mendeskripsikan yang bersifat musikal atau pentranskripsian
musik penulis juga melakukanya di laboratorium yang ditranskripsi dari hasil rekaman baik yang bersifat audiosesuatu yang bersifat bisa didengar
12
12
KBBI 1995 :65, EDISI KE-7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Penerbit balai pustaka
maupun
Universitas Sumatera Utara
dari rekaman yang bersifat audio visualsesuatu yang bersifat bisa didengar dan di lihat
13
13
KBBI 1995 :65, EDISI KE-7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Penerbit balai pustaka
.
Universitas Sumatera Utara
BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA
MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN
2.1 Deskripsi Masyarakat Batak Toba di Kota Medan 2.1.1 Etnografi Kota Medan
Kota Medan merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah
Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kotakabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang
relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan
cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan, dan 151 kelurahan. Secara
administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut: Sebelah utara
: berbatasan dengan selat Malaka Sebelah selatan
: berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang Sebelah timur
: berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang Sebelah barat
: berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang Kota Medan dapat juga dikatakan sebagai kota yang multi etnis, karena
penduduk kota Medan terdiri dari beberapa suku, yaitu seperti Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Simalungun, Pakpak, Nias, Mandailing, Pesisir, Minang, Jawa,
Tionghoa, Aceh, India, dan penduduk yang berasal dari luar pulau sumatera lainnya. Dari komposisi penduduk kota Medan, penduduk kota Medan merupakan
Universitas Sumatera Utara