Tongue Tonguing a teknik lidah Teknik Permainan Saxophone dalam Ensambel Musik Tiup

tidak adalah dengan melihat mouthpiece dari samping dengan reed yang terpasang pada mouthpiece. Perhatikan bahwa jarak antara reed dan mouthpiece facing tip of the mouthpiece semakin menjauh. Titik pertemuan antara reed dan mouthpiece yang akan berjarak itulah kira-kira posisi gigi bagian atas yang menempel pada mouthpiece seharusnya diletakkan.

b. Tongue Tonguing a teknik lidah

Teknik lidah tongue;tonguing merupakan salah satu teknik dasar yang juga penting dalam memainkan saxophone. Lidah digunakan untuk memberikan attack atau aksen ketika mulai mengeluarkan udara melalui mouthpiece. Terdapat berbagai macam variasi tonguing, namun pada umumnya teknik menggunakan tonguing adalah dengan menyentuhkan ujung lidah dengan ujung reed, sembari mengucapkan ”dah” ketika ujung lidah menyentuh ujung reed.

c. Breathing pernapasan

Memainkan woodwind instrumen seperti saxophone adalah sama seperti melakukan olah raga, kita harus sering berlatih agar kemampuan memainkan wind istrument semakin baik sejalan dengan semakin baiknya kondisi tubuh kita. Latihan pernapasan harus menjadi bagian latihan rutin kita agar kemampuan untuk menguasai instrumen bertambah pula. Dalam rangka memperoleh suara yang baik dan mengendalikan saxophone dengan benar, maka kita perlu belajar membagi dua ruang di paru-paru kita. Kedua ruang tersebut adalah ruang dada chest chamber dan ruang abdominal abdominal chamber. Chest chamber adalah bagian atas dari paru-paru yang sering kita gunakan dalam bernapas seperti biasa . Sedangkan abdominal chamber Universitas Sumatera Utara adalah bagian bawah paru-paru yang memiliki ruang lebih besar dari chest chamber dan dikendalikan oleh diapraghm atau diafragma suatu membran besar di dalam paru-paru yang terletak di bagian bawah paru-paru. Dari bagian ini semua kekuatan dan pengendalian pemain saxophone berasal. Semua saxophonist harus belajar mengambil napas dari perut bagian bawah, karena dari bagian ini seorang saxophonist akan memperoleh kapasitas udara untuk bernapas, kekuatan, dan daya tahan untuk mengontrol saxophone. Untuk melatih pernapasan yang menggunakan diafragma, pertama-tama kita harus belajar bernapas menggunakan bagian paling bawah dari perut untuk mendapatkan kapasitas udara yang cukup, bertenaga dan memiliki daya tahan untuk mengontrol alat tiup. 21 dikutip dari internet dari blog Boyke Priyo Utomo

3.4.2 teknik penjarian pada saxophone

Untuk teknik pernjarian saxophone, semua jari berfungsi. Walaupun semuanya berfungsi, namun hanya 9 jari yang berfungsi untuk mempengaruhi produksi bunyi, sedangkan satu jari lainya adalah sebagai penahan atau penyangga saxophone saat dimainkan. Untuk posisi jari kiri berada di atas , sedangkan jari kanan berada di bawah. 21 dikutip dari dari blog Boyke Priyo Utomo, googlecara bermain saxophone. Pada tanggal 15 Mei 2013 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3.7 Posisi Tangan Pada Saxophone Untuk posisi jari dan nada yang dihasilkan dapat dilihat dalam penjelasan berikut : Tangan kiri Tangan kanan Universitas Sumatera Utara Gambar ; ilustrasi posisi jari dan klep pada saxophone Keterangan ; I = klep oktaf, ditekan menggunakan jari jempol kiri X1= klep untuk B, sedangkan tepat yang dibawahnya adalah klep untuk Bb, ditekan menggunakan jari telunjuk X1 i = untuk nada D oktaf, ditekan menggunakan pangkal jari telunjuk X1.ii= untuk nada D oktaf, ditekan mengggunakan pertengahan jari telunjuk X1.iii= untuk nada F oktaf, ditekan menggunakan sisi samping ujung jari telunjuk X2= klep untuk A, ditekan menggunakan jari tengah X3= klep untuk G ditekan menggunkan jari manis X4.1= klep untuk G atau Ab 1 2 3 4.1 4.2 4.3 4.4 1 2 3 4 4 3.1 i Tangan kiri x Tangan kanan y 1i 1ii 1iii 1iii 1ii 1i Universitas Sumatera Utara X4.2= klep untuk nada B yang paling rendah X4.3= klep untuk nada C tau Db X4.4= klep untuk nada Bb yang paling rendah Y1 = klep untuk nada F ditekan dengan menggunakan jari telunjuk Y1.i= klep nada A atau Bb, ditekan menggunakan pertengahan jari telunjuk Y1.ii=klep nada C oktaf, ditekan menggunakan pertengahan jari telunjuk Y1.iii= klep untuk nada Foktaf kedua, ditekan menggunakan pertengahan jari telunjuk Y2 = klep untuk nada E ditekan menggunakan jari tengah Y3 = klep untuk nada D , ditekan menggunakan jari manis Y3.1 = klep untuk nada F atau Gb, ditekan menggunakan jari manis Y4.1 = nada D atau Eb, ditekan dengan menggunakan jari kelingking Y4.2 = nada C paling rendah, ditekan menggunakan jari kelingking. Walaupun dengan gambar diatas sudah dijelaskan posisi jari dan letak klep nada yang terdapat pada saxophone,namun itu masih gambaran umumnya saja. Untuk nada yang lebih rinci lagi dapat kita lihat pada gambar berikut ini mulai dari nada paling rendah sampai paling tinggi: Keterangan awal untuk melihat gambar =Klep terbuka atau tanpa ditekan jari =Klep tertutup, atau ditekan jari = tanda kreis naik setengah laras b = tanda mol turun setengah laras Universitas Sumatera Utara nada Bb nada B nada C nada C Universitas Sumatera Utara nada D Nada D nada E Nada F Universitas Sumatera Utara nada F Nada G nada G nada A Universitas Sumatera Utara nada Bb’ nada B’ nada C’ nada C Universitas Sumatera Utara Nada D Keterangan ; penjarian nada D oktaf sampai nada C oktaf ke dua, penjariannya sama seperti penjarian sebelumnya, namun yang ditambah adalah menekan klep oktaf.seperti pada gambar nada D oktaf diatas. Selain itu ada tanda ‘ satu koma diatas nama nada artinya adalah oktaf pertama atau satu oktaf. Contoh C’. Jika ada dua koma diatas nama nada artinya adalah oktaf kedua atau dua oktaf. Contohnya C’’. jika ada tiga koma diatas nama nada artinya adalah tiga oktaf atau oktaf ketiga. Contohnya adalah C’’’. Berikut merupakan nada D oktaf kedua sampai C tiga oktaf : Universitas Sumatera Utara Nada D” Nada E” nada F” nada F’’ Universitas Sumatera Utara nada G” G” Nada A” nada A’’ Universitas Sumatera Utara Nada B” Nada C’’’ tiga oktaf

3.5 Teknik Permainan Saxophone dalam Ensambel Musik Tiup

Dalam memainkan repertoar gondang yang dimainkan dalam ensambel musik tiup memang agak berbeda dengan teknik permainan pada saxophone secara umum. Dalam memainkan saxophone pada musik tiup memang menggunakan ungkapan menurut pemahaman yang digunakan oleh pemain saxophone dalam ensambel musik tiup itu sendiri, artinya mereka tidak menggunakan bahasa yang ilmiah atau bahasa yang berkaitan dengan musik. Dari hasil pengamatan penulis, saxophone ynag sering digunakan dalam ensambel musik tiup adalah saxophone alto dan tenor. Namun paling sering dijumpai adalah saxophone alto. Menurut Manullang 22 22 Wawancara pada tanggal 12 juli 2013, di Wisma Jayapuri, Medan. , supaya rasa musik Toba-nya terasa, saxophone memang harus dapat mengimbangi teknik permainan sulim, maka untuk itu teknik permainan saxophone dalam membawakan repertoar uning-uningan juga banyak mengadopsi Universitas Sumatera Utara teknik perminan sulim. Adapun teknik permainan saxophone yang dijumpai dalam ensambel musik tiup khususnya dalam cara produksi bunyi sesuai dengan wawancara penulis dengan informan adalah sebagai berikut : 1. Teknik serak. Yang dimaksud dengan teknik ini adalah teknik meniup saxophone untuk menghasilkan bunyi yang keras dan terkesan serak atau bunyi yang dihasilkan bergetar dan keras tapi bukan berarti vibra. Adapun untuk menghasilkan teknik seperti itu adalah dengan cara melonggarkan bibir bawah dan membuat getaran di kerongkongan, sehingga bunyi yang dihasilkan pun terkesan keras dan serak. Contohnya adalah seperti dalam gambar : 2. Teknik mangarutu Teknik ini merupakan penggabungan antara kecepatan jari dan lidah secara besamaan. Dalam teknik ini pemain saxophone meniup dengan mengucap kata “ rutu”, pada saat lidah mengucapkan rutu jari pun memainkan atau menggoyang klep sesuai dengan nada yang diinginkan dengan waktu yang bersamaan. Adapun yang menjadi ritem dasar untuk teknik ini adalah seperti gambar berikut ; Universitas Sumatera Utara 3. Teknik mandila-dilai Teknik mandila-dilai merupakan teknik meniup saxophone dengan cara menyentuhkan ujung lidah ke mouthpiece dan reed saxophone untuk menghasilkan nada yang pendek. Teknik ini sering digabungkan dengan teknik mangarutu. Teknik ini juga menggabungkan teknik jari dengan system membuka dan menutup klep nada tertentu. Teknik ini menurut penulis hampir sama dengan staccato dalam istilah musik barat. Staccato adalah bunyi yang dimainkan secara putus-putus dan ada penekanan. Untuk menghasilkan bunyi ini dalam permainan saxophone adalah meniup dan Rytem dasar untuk belajar teknik ini adalah meniup sambil mengucapkan kata “tu”. Variasi pertama adalah dimainkan dalam nada yang nilai notnya satu ketuk. Variasi kedua adalah dimainkan dalam nada yang bernilai setengah ketuk. Variasi ketiga adalah dimainkan dalam nada yang bernilai seperempat ketuk. 4. Teknik crescendo dan glissando Universitas Sumatera Utara Teknik ini sebenarnya istilah dari penulis sendiri yang didasarkan pada dasar musik barat, karena berhubungan istilah teknik ini sendiri informan tidak mempunyai istilah untuk teknik ini, atau bahkan beliau hanya mampu untuk memainkan teknik ini, namun untuk menjelaskan secara rinci informan kurang paham. Crescendo, adalah bunyi yang dimainkan dimulai dari yang paling sampai menuju nada yang paling kuat. Sedang kan glissendo adalah membunyikan nada dengan menurunkan pitch dari nada sebelumnya dan menaikkan pitch dari kenada yang dimaksud secara cepat, atau ibaratnya nadanya seperti digelincirkan, yang dimulai dari nada yang rendah ke nada yang dimaksud. Kedua teknik itu dimainkan secara bersamaan, jadi jika digabungkan arti dari teknik itu adalah nada yang dimainkan mulai dari nada yang rendah diaminkan dengan pelan sampi menuju nada yang dimaksud dengan bunyi yang kuat. Teknik ini merupakan teknik yang dihasilkan oleh permianan lidah dan mulut pemain saja, tanpa ada hubungannya dengan teknik penjarian. Untuk menghasilkan teknik ini yang dibutuhkan adalah pengaturan tekanan udara yang ditiup melalui mulut, yang dipadukan dengan mengatur resonasi yaitu pada mulut dan udara yang keluarkan tersebut juga diatur oleh keketatan bibir. 1. Variasi pertama dari teknik ini adalah menurunkan pitch dari nada sebelumnya dan menaikkan ke nada yang dimaksud secara cepat tanpa mempengaruhi rhytem nada pokok. Nada yang dimainkan kurang lebih dari setengah laras, karena biasanya nada yang diglisendo itu tidak beraturan, terkadang tidak sampai setengah laras dan terkadang bahkan lebih dari setengah laras. Universitas Sumatera Utara 2. Variasi kedua adalah dengan cara menaikkan nada dari nada awal ke nada oktafnya secara cepat, tanpa mempengaruhi rhytem nada utama. 5. Teknik Piltik Teknik ini piltik artinya secara harafiah artinya adalah disentil, yang dimaksud dalam teknik ini adalah istilah dari pemain saxophone di dalam musik tiup yang berarti bahwa jari dimainkan dengan cara menggoyang klep nada tertentu untuk menggoyang nada tertentu, dimana klep tertentu yang digoyang dimainkan secara cepat, sehingga kesannya nada yang dimainkan tidak beda. Adapun teknik ini digunakan untuk menghiasi nada yang dikeluarkan saja, sehingga dapat menirukan teknik permainan sulim. Keterangan teknik ini adalah dengan cara memainkan jari untuk menaikkan nada yang akan dipiltik untuk memberikan efek seperti menggoyang nada. Biasanya teknik ini adalah hanya untuk menaikkan setengah laras. Teknik ini adalah murni permainan jari, tapi dimainkan dengan cepat sekali tanpa mempengaruhi rhytem atau nilai ketukan nada. atau Universitas Sumatera Utara 6. Teknik penjarian saxophone pada ensambel musik tiup. Teknik penjarian saxophone pada ensambel musik tiup berbeda dengan teknik penjarian saxophone secara umum atau berdasarkan teknik permainan saxophone dengan cara musik barat. Perbedaan itu adalah terletak pada penamaan nada. Nada saxophone pada musik tiup adalah berdasarkan nada piano, padahal secara musik barat untuk mengambil nada dasarnya, harus turun 1 ½ laras dari nada dasar piano kususus untuk saxophone alto yang sering digunakan dalam ensambel musik tiup. Misalnya jika nada dasar pada piano adalah C=do, maka pada saxophone secara teknik musik barat, harus main pada nada dasar A=do. Namun pada nada dasar saxophone dalam ensambel musik tiup tetap nada dasarnya C tapi penjariannnya beda dengan penjarian nada dasar teknik saxophone musik barat. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam gambar berikut ini Keterangan ; posisi jari sama dengan permainan saxophone secara umum =Klep terbuka atau tanpa ditekan jari =Klep tertutup, atau ditekan jari ’ = satu oktaf ” = oktaf kedua ’” = oktaf ketiga Universitas Sumatera Utara nada C. nada D nada D nada E Universitas Sumatera Utara nada F Nada F Nada G Nada G Universitas Sumatera Utara nada A Nada A. nada B nada C Universitas Sumatera Utara atau nada C nada D nada D’ Universitas Sumatera Utara nada E’ Nada E’ Keterangan ; penjarian nada E oktaf sampai nada E oktaf k dua, penjariannya sama seperti penjarian sebelumnya, namun yang ditambah adalah menekan klep oktaf.seperti pada gambar nada D oktaf diatas. Berikut merupakan nada F oktaf kedua sampai Eb tiga oktaf Nada F” Nada F” Universitas Sumatera Utara Nada G” nada Ab” nada A’’ nada A” Universitas Sumatera Utara Nada B’’ Nada C” Nada C’’ Nada D” Universitas Sumatera Utara Nada D’’’ tiga oktaf Dalam musik tiup, range nada yang digunakan biasanya sampai nada G oktaf kedua. Sangat jarang sekali dijumpai dalam musik tiup menggunakan nada lebih tinggi dari nada G oktaf kedua tersebut. 7. Marsiulak hosa Teknik ini dalam istilah musik barat merupakan circular breathing teknik meniup dan menghasilkan bunyi tanpa putus-putus. Adapun cara kerja dari teknik ini adalah ketika udara dihirup melalui hidung, kemudian dimasukkan dalam rongga perut, tekanan udara yang ditiup melalui mulut berasal dari otot perut.Namun pada saat proses peniupan dan penghirupan udara berlangsung secara bersamaan, tekanan udara yang dikeluarkan dari dalam mulut tidak bersumber dari otot perut melainkan bersumber dari tekanan otot mulut, sehingga udara yang ditiup tidak akan mempengaruhi proses penghirupan udara melalui hidung, maka sirkulasi udara yang ditiup akan berlangsung terus-menerus tanpa Universitas Sumatera Utara terputus. Memang teknik ini tidak diwajibkan untuk digunakan oleh pemain saxophone dalam ensambel musik tiup, namun memang ada kalanya teknik ini terkadang dimainkan, terutama saat mengiringi tortor yang cukup panjang. Biasanya memang teknik ini digunakan oleh orang yang memiliki fisik yang kuat. Menurut informasi dari informan penulis, teknik ini memang diadopsi dari teknik permainan sarune bolon double reed aerophone pada masyarakat Batak Toba.

3.6 Fungsi dan Penggunaan Saxophone dalam Ensambel Musik Tiup.