BAB 3 PROSES PERILAKU PERGAULAN BEBAS
3.1. Dinamika Perkembangan Perilaku Manusia
Dinamika perkembangan manusia saat ini seiring sejalan dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan memberikan keleluasan
bagi semua orang untuk mengakses berbagai sumber informasi termasuk para mahasiswa. Problematika yang dihadapi mahasiswa semakin beragam dalam berbagai aspek.
Bukan hanya Mahasiswa saja, bahkan para pelajar juga melakukan perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat yaitu terlibat dalam kenakalan. Kenakalan remaja bukan lagi
sebatas bolos sekolah atau melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah, namun sudah merambah ke arah tindak perilaku kriminal, kekerasan, penggunaan Narkotika, dan bahkan
pergaulan bebas. Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan belum stabil. Selain itu, masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh
negatif, seperti narkoba, kriminal, dan kejahatan seks. Perubahan dan perkembangan pada masa remaja ditandai dengan munculnya tanda-
tanda sekunder dan mulai matangnya organ-organ reproduksi. Menurut Sigmund Freud masa remaja sebagai fase genital, yaitu energi libido atau seksual yang pada masa pra remaja
bersifat laten kini hidup kembali. Dorongan seks dicetuskan oleh hormon-hormon androgen tertentu seperti testosteron yang selama masa remaja ini kadarnya meningkat. Tidak jarang
mereka melakukan masturbasi sebagai cara yang aman untuk memuaskan dorongan seksualnya, kadang-kadang mereka melakukan sublimasi terhadap dorongan seksualnya ke
arah aktifitas yang lebih bisa diterima, misalnya arah sastra, psikologi, olah raga atau kerja sukarela, sistem sosial yang memadai sering membantu remaja menemukan cara-cara yang
dapat menyalurkan energi seksualnya pada aktivitas atau peran yang lebih bisa diterima. Pada fase remaja pertengahan berdasarkan literatur barat perilaku dan pengalaman seksual sudah
menjadi kelaziman. Dari waktu-kewaktu mereka makin dini melakukan aktivitas seksual rata-rata telah melakukan pada usia 16 tahun. Baru pada masa remaja akhir mereka mulai
ada perhatian terhadap rasa kasih sayang sesama manusia, moral, etika, agama, dan mereka mulai memikirkan masalah-masalah dunia. Jelasnya citra tubuh, minat berkencan, dan
perilaku seksual pada remaja sangat dipengaruhi oleh perubahan pada masa pubertas, yaitu suatu periode dimana kematangan fisik dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal
masa remaja. Jika ditinjau dari sisi perkembangan, minat remaja terhadap perilaku seks menurut
Hurlock 1980:226 didorong oleh meningkatnya keingintahuan remaja tentang seks. Remaja mencari berbagai macam informasi yang terkait dengan seks melalui bacaan, teman sebaya,
atau mengadakan percobaan dengan melakukan masturbasi, bercumbu, atau bersenggama. Berbagai temuan dari hasil penelitian yang dipaparkan pada pembahasan sebelumnya
memberikan gambaran tentang perubahan pola perilaku seks remaja pada saat ini. Terkait dengan hal tersebut Hurlock 1980:229 memberikan gambaran di dunia barat bahwa terjadi
perubahan pola heteroseksualitas yang baru di kalangan remaja, sebagai contoh ciuman pada saat kencan pertama saat ini sudah dianggap biasa, padahal di masa lalu hal ini bisa merusak
hubungan laki-laki dan perempuan yang baru mulai kenal. Perubahan perilaku seksual tampak menonjol, namun perubahan sikap seksual lebih
menonjol lagi. Perilaku yang pada generasi yang lalu akan mengejutkan para remaja bila terjadi diantara teman-teman sebayanya, dan akan menimbulkan rasa malu dan bersalah bila
terjadi dalam kehidupan mereka sendiri, sekarang dianggap benar dan normal, atau paling sedikit diperbolehkan. Bahkan hubungan seks sebelum nikah dianggap “benar” apabila
dilakukan dengan rasa cinta. Menurut para remaja saat ini, hubungan seksual yang dilakukan dengan kasih sayang lebih diterima daripada bercumbu hanya sekedar melepas nafsu.
Dalam Teori kepribadian psikoanalisis yang berkembang dari gagasan-gagasan Sigmund Freud ahli antropologi psikologi dipaparkan jelas perkembangan perilaku manusia.
Konsep utama tentang kepribadian menurut Freud terdiri dari tiga sistem utama, yaitu : id, ego, dan superego. Secara kasar, id mewakili impuls liar, superego suara hati nurani, dan ego
pemikiran rasional memamparkan struktur kepribadian menurut Freud sebagai berikut. Tabel 3.1. Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
ID EGO
SUPEREGO
Sistem yang asli. Berisi naluri dan
memberikan energi psikis untuk operasi
ketiga sistem. Hanya tahu dunia batin;
tidak memiliki pengetahuan tentang
realitas objektif Dikembangkan dari id untuk
berurusan dengan dunia luar. Memperoleh energi dari Id. Boot
tahu dunia batin dan realitas objektif
Berkembang dari ego untuk memutuskan sebagai lengan
moral kepribadian. Diinternalisasi mewakili nilai-
nilai orangtua. Dibagi ke dalam hati nurani yang
menghukum salah perilaku dan ego ideal yang ganjaran
benar perilaku. Seperti id, tidak membedakan antara
subjektif dan objektif; karenanya, pikiran adalah
sebagai dihukum sebagai perbuatan
Mengikuti prinsip kenikmatan dan
Mengikuti prinsip kenyataan dan beroperasi oleh proses sekunder.
Bertujuan untuk membedakan antara yang benar dan salah
ID EGO
SUPEREGO
mengoperasikan oleh proses primer.
Bertujuan semata- mata untuk
membedakan antara kesenangan dan rasa
sakit sehingga hanya memperoleh
kesenangan dan menghindari rasa
sakit. Bertujuan untuk membedakan
antara fantasi dan kenyataan sehingga untuk memenuhi
kebutuhan organisme. Harus mengkoordinasikan tuntutan id,
superego, dan dunia luar. Bertujuan secara keseluruhan
untuk mempertahankan hidup dan melihat bahwa spesies ini
direproduksi. dan untuk melihat orang itu
mematuhi striktur moral. Tuntutan kesempurnaan
Insting untuk mencari pemuasan
segera Menunda pemenuhan insting
hingga bisa dipenuhi tanpa harus memunculkan konflik dengan
superego atau dengan dunia di luar diri.
Menghambat pemuasan instintif.
Bersifat Non- rasional
Bersifat rasional Bersifat non-rasional
Sumber : Pustaka, Abin Syamsyudin 2003: 36
Proses pembentukan kepribadian menurut Freud merupakan proses belajar mengenai cara baru untuk mereduksi tekanan Hall Lindzey, 1985:42. Menurut Freud terdapat lima
tahapan perkembangan kepribadian, tiga diantaranya dilalui pada masa anak-anak.
1. oral 0-18 bulan 2. anal 18 bulan - 3 1 2 tahun
3. tahap phalik 3 1 2 tahun - 6 tahun 4. latency 6 tahun - pubertas
5. genital pubertas - dewasa Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku dan kepribadian dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia selalu berkembang seiring bertambahnya usia. Dan ini juga dipengaruhi dari keadaan lingkungan sosial dimana individu tersebut berada. Seperti
misalnya seorang anak yang melakukan salah satu tindakan pada tabel diatas itu merupakan efek dari faktor persuasi yang terlibat pergaulan bebas.
3.2. Proses Tahap Awal Mahasiswa Melakukan Pergaulan Bebas