The Committee on Trade Related Investment Measures

Dalam konteks keikutsertaan Indonesia dalam Organisasi Perdagangan Dunia WTO, Indonesia termasuk negara yang cepat memenuhi kewajibannya dengan melakukan notifikasi dan transparansi segala aturan-aturan penanaman modal yang mengandung TRIMs. Keadaan ini justru kontras dengan keadaan di dalam negeri, dimana transparansi hukum selalau menjadi persoalan krusial. Respon yang dilakukan Indonesia dalam konteks hubungan perdagangan luar negeri tidak serta merta menumbuhkan kepercayaan investor terhadap jaminan kepastian hukum di dalam negeri. 117

5. The Committee on Trade Related Investment Measures

Pada Pasal 7 ayat 1 memuat pembentukan badan baru, yaitu The Committee on Trade Related Investment Measures The “Committee” . 118 Keanggotaan Committee on TRIMs terbuka bagi semua negara anggota WTO. Committee on TRIMs ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 119 a Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan TRIMs; b Sekali dalam setahun melaporkan hasil monitoringnya kepada Council for Trade in Goods; c Melakukan pertemuan berkala minimal 1 kali setahun; d Melakukan pertemuan jika dimintakan oleh setiap anggota WTO; 117 Asmin Nasution, Op.Cit, hlm. 19. 118 Huala Adolf, Op. Cit., hlm. 110. 119 Penanaman Modal Terkait Perdagangan Internasional., Op.cit., hlm. 2. Universitas Sumatera Utara e Memberikan kesempatan kepada para anggota WTO yang ingin berkonsultasi dengan Committee on TRIMs tentang masalah-masalah yang berkenaan dengan pelaksanaan TRIMs; dan f Melakukan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh TRIMs kepadanya. Pasal 8 terkait dengan penyelesaian sengketa TRIMs. Pasal ini memberlakukan Pasal XXII-XXIII GATT 1994. Ketentuan penyelesaian sengketa ini kemudian mengacu pula kepada Annex 2 mengenai the Dispute Settlement Understanding. 120 Di samping itu, untuk menjaga ketentuan TRIMs maka minimal dalam 5 lima tahun berlakunya WTO Agreement, Council for Trade in Goods dari WTO harus me-review pelaksanaan TRIMs. Bila perlu mengusulkan amandemen terhadap TRIMs tersebut kepada The Ministerial Conference dari WTO, untuk diputuskan oleh The Ministreal Conference dari WTO, untuk diputuskan oleh The Ministerial Conference tersebut sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam WTO. 121 Hal ini sesuai dengan ketentuan TRIMs pasal 9 yang berbunyi sebagai berikut: 122 “Not later than five years after the date of entry into force of the WTO Agreement, the Council for Trade in Goods shall review the operation of this Agreement and, as appropriate, propose to the Ministerial Conference amendments to its text. In the course of this review, the Council for Trade in Goods shall consider whether the Agreement should be complemented with provisions on investment policy and competition policy.” 120 Huala Adolf., Op.Cit., hlm. 110. 121 Penanaman Modal Terkait Perdagangan Internasional, Loc.cit. 122 An An Chandrawulan, Op.Cit, hlm. 140. Universitas Sumatera Utara Peserta konferensi yang membicarakan Perjanjian TRIMs di Marrakesh tidak berhasil mencapai kesepakatan penuh tentang apa saja yang tercakup dalam pengertian TRIMs ini, sehingga Dirjen GATT merumuskan suatu Illustratve List yang dilampirkan pada Agreement mengenai TRIMs. Illustrative List ini pada intinya merupakan pembatasan penetapan keharusan memakai komponen-komponen lokal dalam proses produksi industri. 123 Berikut adalah daftar ilustrasi yang dilarang berdasarkan Perjanjian TRIMs: 124 a. Berdasarkan perlakuan nasional yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu keuntungan dalam hal penerapan: 1 persyaratan untuk membeli atau kewajiban untuk menggunakan produk-produk lokal oleh perusahaan local content requirement; atau 2 pembelian atau penggunaan suatu produk impor yang dikaitkan dengan jumlah atau nilai dari produk lokal yang diekspor trade balancing requirement; b. TRIMs yang tidak sesuai dengan kewajiban Pasal XI ayat 1, yakni: 1 import produk hingga jumlah tertentu yang dikaitkan dengan jumlah atau nilai produk yang diekspor trade balancing; 2 impor produk dengan membatasi akses perusahaan kepada nilai mata uang asing hingga sejumlah masuknya jumlah mata uang ke perusahaan tersebut foreign exchange restrictions; atau 123 Ibid., hlm. 145. 124 Latar Belakang Negosiasi TRIMs, Loc. cit. Universitas Sumatera Utara 3 ekspor suatu produk yang dikaitkan dengan nilai produk lokal domestic sales requirement. Dari daftar tersebut di atas, tampak bahwa TRIMs lainnya tidak masuk dalam daftar. Upaya penanaman modal tidak tercakup oleh Kesepakatan TRIMs, termasuk persyaratan mengenai kepemilikan saham, alih teknologi dan lisensi, persyaratan produksi untuk kebutuhan lokal, dan persyaratan ekspor. pembatasan tenaga kerja, dan pembatasan pemulangan keuntungan ke negara atau perusahaan asal induk local equity, technology transfer and licensing, local manufacturing, local employment, and export performance requirements, personnel entry restrictions, remmitance restrictions. Hal ini berarti bahwa upaya-upaya lainnya masih dimungkinkan berdasarkan Perjanjian TRIMs. Ketentuan ini tampaknya berupaya mengakomodasi kepentingan negara sedang berkembang yang acapkali masih menerapkan atau membebankan persyaratan ini terhadap investor asing. Disamping itu, ketentuan ini di banyak negara berkembang bersifat mengikat. 125 125 Huala Adolf. Op. Cit., hlm. 112. Universitas Sumatera Utara BAB III PERLUNYA KEBIJAKAN KANDUNGAN LOKAL PADA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI A. Sekilas tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi 1. Istilah dan Pengertian Minyak dan Gas Bumi Minyak Petroleum berasal dari kata Petro yang berarti Rock batu dan Leum yang berarti Oil minyak. Minyak dan gas sebagian besar terdiri dari campuran carbon dan hydrogen sehingga disebut dengan hydrocarbon yang terbentuk melalui siklus alami dan dimulai dengan sedimentasi sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang terperangkap selama jutaan tahun yang umumnya terjadi jauh dibawah dasar lautan dan menjadi minyak dan gas akibat pengaruh kombinasi antara tekanan dan temperatur yang dalam kerak bumi akhirnya berkumpul membentuk reservoir-reservoir minyak dan gas bumi. 126 Konsepsi dasar pengusahaan pertambangan migas di Indonesia adalah Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Dikuasai oleh Negara memaknai Hak Penguasaan Negara atas aset kekayaan alam. Negara berdaulat mutlak atas kekayaan sumber daya alam. Digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dimaknai Hak kepemilikan yang sah atas kekayaan alam 126 Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia, http:info- pertambangan.blogspot.com201210pertambangan-minyak-dan-gas-bumi-di.html diakses pada tgl 10 Maret 2014 pukul 22.00 WIB. Universitas Sumatera Utara adalah rakyat Indonesia. Kedua makna ini merupakan kesatuan. Hak penguasaan negara merupakan instrumen sedangkan “sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” adalah tujuan akhir pengeloalaan kekayaan alam. Kekayaan alam milik rakyat Indonesia yang dikuasakan kepada negara diamanatkan dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan bernegara Indonesia. 127 Dalam hal pemanfaatan sumber daya mineral, turunan Pasal 33 UUD 1945 adalah Pasal 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok- Pokok Pertambangan, ditegaskan bahwa: 128 Semua bahan galian yang terdapat dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia yang merupakan endapan-endapan alam sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah Kekayaan Nasional Bangsa Indonesia, dikuasai dan dipergunakan oleh Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Ruang lingkup kajian hukum pertambangan melipui pertambangan umum, dan pertambangan minyak dan gas bumi. Pertambangan umum merupakan pertambangan bahan galian di luar minyak dan gas bumi. 129 Minyak dan gas adalah sektor usaha yang sifatnya international business, dimana akan saling terkait dengan kepentingan-kepentingan pihak luar yang akan sangat menentukan jalannya industri ini, 130 Minyak dan gas bumi sebagai cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak termasuk sumber daya alam yang dikuasai negara. Penguasaan negara atas sumber daya minyak dan 127 Adrian Sutedi, Op. cit., hal. 24. 128 Ibid., hal. 25. 129 H. Salim. HS., Op. cit., hal. 10. 130 Op. Cit, hal. 64. Universitas Sumatera Utara gas bumi kembali ditegaskan dalam pasal 4 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001, yaitu minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam strategis tak terbarukan yang terkandung di dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara. 131 Tujuan penguasaan oleh negara adalah agar kekayaan nasional tersebut dapat dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, baik perseorangan, masyarakat maupun pelaku usaha, sekalipun memiliki hak atas sebidang tanah di permukaan, tidak mempunyai hak menguasai ataupun memiliki minyak dan gas bumi yang terkandung di bawahnya. 132 Di dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi terdapat pengertian tentang minyak bumi. Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi. Di dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi terdapat pengertian tentang gas bumi. Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses penambangan Minyak dan Gas Bumi. 131 Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia, Loc.cit. 132 H. Salim HS, Op.Cit hal.,236. Universitas Sumatera Utara Unsur utama minyak dan gas bumi adalah hidrokarbon. Hidrokarbon adanya senyawa-senyawa organik dimana setiap molekulnya hanya mempunyai unsur karbon dan hidrogen saja. Karbon adalah unsur bukan logam yang banyak terdapat di alam, sedangkan hidrogen adalah gas tak berwarna, tak berbau, tak ada rasanya, menyesakkan, tetapi tidak bersifat racun,dijumpai di alam dengan senyawa dengan oksigen. 133

2. Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi