Ketentuan Khusus Bagi Negara Berkembang Persyaratan Notifikasi dan Kewajiban Transparansi

Dalam uraian mengenai TRIMs yang dianggap bertentangan dengan pasal- pasal GATT tersebut dilampirkan pada Agreement ini. Yang termasuk dalam daftar ini adalah: 107 a. Aturan-aturan tentang local content requirements yang mengharuskan pembelian input dari dalam negeri lokal pada tingkat tertentuoleh suatu perusahaan; atau b. Aturan-aturan tentang trade balancing requirements yang mensyaratkan bahwa volume atau nilai impor yang dapat dilakukan harus dikaitkan denga tingkat produk yang diekspornya. Kedua contoh ini bertentangan dengan Artikel III.4 GATT. Contoh yang terakhir juga dianggap bertentangan dengan Artikel XI.I GATT sebagai bentuk pembatasan tertentu akses terhadap valuta asing maupun pembatasan impor pada tingkat kualitas tertentu. 108

3. Ketentuan Khusus Bagi Negara Berkembang

Pasal 4 dari perjanjian ini mengijinkan negara-negara berkembang menyimpang untuk sementara waktu dari kewajiban-kewajiban menerapkan larangan-larangan TRIMs. Pengecualian dibuat sehingga negara-negara berkembang dapat memelihara neraca perdagangannya. Dengan kata lain negara- negara berkembang diizinkan untuk menyimpang sementara waktu dari kewajiban-kewajiban yang menerapkan larangan-larangan TRIMS sampai neraca perdagangan di negara berkembang kembali normal. Pasal ini membolehkan negara-negara untuk menyimpangi sementara waktu ketentuan Pasal 2, sepanjang 107 H.S. Kartadjomena, GATT WTO dan Hasil Uruguay Round.,Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1997, hlm. 226. 108 Ibid. Universitas Sumatera Utara dan sesuai dengan ketentuan Pasal III dan XI GATT dapat disimpangi sesuai dengan Pasal XVIII GATT 1994, The Understanding on the Balance-of-Payments of GATT 1994 dan Deklarasi mengenai Upaya-upaya Perdagangan yang diambil guna tujuan penyeimbangan neraca perdagangan Declaration on Trade Measures taken for Balance-of- Payment Purposes of 28 November 1979. 109 Pasal XVIII GATT section memberikan peluang bagi negara berkembang, seperti Indonesia untuk melakukan tindakan quantitative restrictions guna melindungi infant industry yang bertujuan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Tindakan ini baru dapat diambil apabila tindakan tarif tidak memungkinkan memberikan perlindungan terhadap infant industry tersebut. 110

4. Persyaratan Notifikasi dan Kewajiban Transparansi

Pasal 5 dari TRIMs mengatur tentang Notification and Transnational Arrangements. Pasal 5 ayat 1 ini mensyaratkan negara anggota untuk menotifikasi kepada Dewan Perdagangan Barang The Trade in Goods Council dalam jangka waktu 90 hari setelah berlakunya perjanjian WTO semua TRIMs yang tidak sesuai yang ditetapkan negara-negara anggota. 111 Pasal 5 ayat 2 juga mensyaratkan negara-negara anggotanya untuk menghapuskan semua TRIMs dalam jangka waktu 2 dua tahun untuk negara 109 Perdagangan Global dan Tindakan Investasi, Loc. cit. 110 Jeane Neltje Saly, Loc. cit., hlm. 42. 111 Huala Adolf, Op,Cit, hlm. 108. Universitas Sumatera Utara maju, 5 lima tahun untuk negara berkembang, dan 7 tujuh tahun untuk negara miskin least developed countries. 112 Pasal 5 ayat 3 menyatakan bahwa: 113 “On request, the Council for Trade in Goods may extend the transition period for the elimination of TRIMs notified under paragraph 1 for a developing country Member, including a least- developed country Member, which demonstrates particular difficulties in implementing the provisions of this Agreement. In considering such a request, the Council for Trade in Goods shall take into account the individual development, financial and trade needs of the Member in question.” Dari isi pasal tersebut diatas tercantum bahwa negara berkembang dapat pula memohon perpanjangan waktu transisi apabila mereka menghadapi masalah dalam melaksanakan perjanjian TRIMs. 114 Disamping itu, Pasal 5 ayat 5 ini memuat pula suatu ketentuan khusus yang membolehkan penerapan TRIMs terhadap perusahaan-perusahaan baru selama jangka waktu transisi apabila hal ini dipandang perlu agar ttidak merugikan perusahaan yang telah ada yang tunduk kepada Kesepakatan TRIMs . 115 Pasal 6 memuat kewajiban transparansi di dalam menerapakan perjanjian TRIMs. Pasal ini mensyaratkan kewajiban notifikasi kepada sekretariat WTO mengenai publikasi adanya TRIMs, termasuk TRIMs yang diterapkan oleh pemerintah daerah atau pejabat-pejabat TRIMs yang memiliki kewenangan di bidang kebijakan penanaman modal di dalam wilayah kekuasaannya. 116 112 Ibid., hlm. 108. 113 URUGUAY ROUND AGREEMENT: Agreement on Trade-Related Investment Measures, http:www.wto.orgenglishdocs_elegal_e18-trims_e.htm diakses pada tgl 10 Februaryi 2014 pukul 12.24 WIB. 114 Sejarah Perjalanan GATT menuju WTO, Op.cit., hlm. 93. 115 Huala Adolf, Op. Cit, hlm. 109. 116 Sejarah Perjalanan GATT menuju WTO, Loc.cit. Universitas Sumatera Utara Dalam konteks keikutsertaan Indonesia dalam Organisasi Perdagangan Dunia WTO, Indonesia termasuk negara yang cepat memenuhi kewajibannya dengan melakukan notifikasi dan transparansi segala aturan-aturan penanaman modal yang mengandung TRIMs. Keadaan ini justru kontras dengan keadaan di dalam negeri, dimana transparansi hukum selalau menjadi persoalan krusial. Respon yang dilakukan Indonesia dalam konteks hubungan perdagangan luar negeri tidak serta merta menumbuhkan kepercayaan investor terhadap jaminan kepastian hukum di dalam negeri. 117

5. The Committee on Trade Related Investment Measures