Metode Inferensi Forward chaining Runut Maju Diagram alir data level 0

Representasi kaidah mempunyai karakteristik - karakteristik seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 4.1. Karakteristik dari representasi kaidah Bagian pertama Bagian kedua Nama Premis Anteceden Situasi IF Konklusi Konsekuen Aksi THEN Alami Kondisi, sama dengan pengetahuan deklaratif Resolusi sama dengan pengetahuan prosedural Ukuran Dapat mempunyai banyak IF Biasanya hanya mempunyai satu konklusi Pernyataan Pernyataan AND Pernyataan OR Semua kondisi harus benar untuk konklusi benar Jika ada kondisi pernyataan OR benar maka konklusinya benar

4.2 Metode Inferensi

Suatu perkalian inferensi yang menghubungkan suatu permasalahan dengan solusinya disebutdg rantai chain. Suatu rantai yang dicari atau dilewatidilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusinya disebut dengan forward chaining. Cara lain menggambarkan forward chaining ini adalah dengan penalaran dari fakta menuju konklusi yang terdapat dari fakta. Suatu rantai yang dilintasi dari suatu hipotesa kembali ke fakta yang mendukung hipotesa tersebut adalah backward chaining. Cara lain menggambarkan backward chaining adalah dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi dengan pemenuhan sub tujuannya.

a. Forward chaining Runut Maju

Forward chaining disebut juga penalaran dari bawah ke atas karena penalaran dari evidence fakta pada level bawah menuju konklusi pada level atas didasarkan pada fakta. Penalaran dari bawah ke atas dalam suatu sistem pakar dapat disamakan untuk pemrograman konvensional dari bawah ke atas. Forward chaining menggunakan huimpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan dan aturan tersebut akan dijalankan.proses diulang sampai ditemukan suatu hasil wilson, 1998. Metode runut maju cocok digunakan untuk menangani masalah pengendalian controlling dan peramalan prognosis Giarratano dan Riley, 1994. Gambar 4.1 Forward Chaining

b. Backward Chaining Runut Balik

Penalaran yang dimulai dari level tertinggi membangun suatu hipotesis, turun ke fakta level paling bawah yang dapat mendukung hipotesis dinamakan dengan penalaran dari atas ke bawah atau backward chaining. Runut balik juga disebut sebagai goal-driven reasoning, merupakan cara yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah pemilihan terstruktur. Tujuan dari inferensi ini adalah mengambil pilihan terbaik dari banyak kemungkinan. Metode runut balik ini cocok digunakan untuk memecahkan masalah diagnosis Schnupp, 1989. Gambar 4.2 Backward Chaining CONTOH: Langkah Pengembangan Aplikasi Sistem Pakar Berbasis Aturan

A. Deskripsi Sistem

Deskripsi sistem adalah gambaran tentang sistem yang akan dikembangkan dalam penelitian ini. Sistem yang di kembangagkan adalah sebuah perangkat lunak cerdas sistem pakar expert system untuk melakukan diagnosa terhadap penyakit kandungan. Langkah untuk melakukan diagnosa penyakit kandungan melalui sistem diwujudkan dengan adanya dialog antara User dengan sistem berupa pertanyaan- pertanyaan yang telah disimpan dalam basis pengetahuan knowledge base. Keluaran berupa diagnosa tentang penyakit kandungan, solusi untuk mengatasi penyakitnya, serta nilai kepastian penyakit yang diderita berdasar masukan gejala dari pengguna. Perhitungan nilai kepastian menggunakan metode damster-shafer.

B. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Analisis kebutuhan merupakan tahap awal dalam membangun sistem pakar. Pada penelitian ini tahap-tahap yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah dan kebutuhan serta proses akuisisi pengetahuan. Identifikasi dilakukan dengan mengkaji situasi dan memutuskan dengan pasti tentang masalah yang akan dikomputerisasi yaitu mendiagnosa penyakit berdasar gejala awal. Kondisi ini akan lebih mudah menggunakan metode inferensi forward chaining. Setiap keputusan yang di tentukan sistem pakar tidak 100 bernilai benar, oleh sebab itu diperlukan perhitungan nilai kepastian. Pada penelitian ini metode perhitungan faktor kepastian menggaunakan teorema damster shafer. Sedangkan akuisisi pengetahuan merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data-data pengetahuan terhadap kasus penyakit. Bahan pengetahuan diperoleh dari beberapa cara antara lain, mendapat pengetahuan dari pakar kesehatan terutama penyakit kandungan, buku, laporan, dan literatur.

1. Basis pengatahuan knowledge base dan basis aturan rule base

Dalam pembuatan Expert system, langkah-langkah selanjutnya yang digunakan adalah menentukan basis pengetahuan knowledge base. Dengan membentuk basis pengetahuan, berarti memasukkan fakta-fakta yang dibutuhkan oleh sistem. Basis pengetahuan yang digunakan dalam program ini adalah tentang fakta, gejala, penyakit, penyebab, solusi dan aturan penyakit pada kandungan dan keterangan lain yang mendukung. Adapun tabel yang memuat tentang fakta-fakta penyakit, gejala, penyebab dan solusi disajikan pada Tabel 4.2, 4.3, 4.4 dan Tabel 4.5. Tabel 4.2 Daftar fakta penyakit Kode Penyakit P001 Kista Indung Telur Ovarium Cyst P002 Kanker Indung Telur Kanker Ovarium P003 Kanker Leher Rahim Kanker Serviks P004 Myoma Uteri P005 Endometriosis P006 Kanker Rahim Kanker Uterus = Carcinoma Uteri P007 Penyakit Infeksi Daerah Panggul P008 Chlamydia P009 Gonorrhoea Tabel 4.3 Daftar fakta gejala Kode Gejala G001 Rasa nyeri pada rongga panggul disertai rasa agak gatal G002 Perdarahan menstruasi tidak normal G003 Siklus menstruasi tidak teratur G004 Rasa nyeri begitu siklus menstruasi selesai G005 Rasa nyeri sewaktu bersetubuh G006 Perut membesar G007 Tidak terjadi ovulasi G008 Mandul G009 Nyeri perut G010 Gangguan fungsi saluran cerna G011 Gangguan saluran kencing G012 Berat badan turun drastis G013 Nyeri punggung G014 Penderita bisa meraba sendiri tumor di bagian bawah perut G015 Perdarahan melalui vagina G016 Perdarahan spontan G017 Timbul perdarahan di antara siklus menstruasi G018 Halangan aliran air seni G019 Nyeri pada pinggang bagian bawah saat menstruasi G020 Sembab anggota bawah karena penekanan pembuluh darah balik G021 Perdarahan menstruasi lebih banyak dari biasa G022 Nyeri sewaktu menstruasi G023 Nyeri pada waktu bekerja G024 Perasaan penuh dan ada tekanan pada rongga perut G025 Sulit buang air besar G026 Keluhan anemia Lanjutan Tabel 4.3 Kode Gejala G027 Mudah keguguran G028 Susah hamil G029 Rasa nyeri bagian bawah perut seperti kram perut G030 Keluar bercak darah melalui vagina sebelum hari siklus menstruasi G031 Perdarahan pada usus G032 Rasa nyeri saat buang air besar G033 Rahim terbentuk tidak normal G034 Infeksi di rongga panggul G035 Mengalami perdarahan setelah bersetubuh G036 Infeksi mudah terjadi G037 Keluar cairan putih melalui vagina pada perempuan sesudah menopause G038 Perdarahan sedikit-sedikit setelah menopause G039 Gangguan buang air kecil G040 Terjadi perubahan ukuran bentuk pada rongga panggul G041 Gangguan menstruasi G042 Panas dan nyeri waktu buang air kecil G043 Demam sampai menggigil G044 Mual dan muntah G045 Kehamilan di luar kandungan G046 Kista ovarium yang pecah G047 Cairan vagina berbau G048 Gejala usus buntu apendikcytis G049 Mual-mual G050 Keluar cairan dari vagina G051 Peradangan kandung kencing G052 Peradangan serviks G053 Keluar cairan vagina kekuningan dan kadang disertai darah G054 Keluar cairan dan nyeri waktu buang air besar G055 Gatal pada anus rectum G056 Infeksi anus rectum Tabel 4.4 Daftar fakta penyebab Kode Penyebab PB01 Gangguan perkembangan folikel ovarium PB02 Waktu pelepasan sel telur terjadi perdarahan PB03 Terjadinya kehamilan di luar kandungan PB04 Gangguan hormon PB05 Gangguan menstruasi PB06 Perempuan mandul PB07 Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak PB08 Banyaknya partner hubungan seksual PB09 Infeksi kuman Papiloma virus PB10 Fibroid yang terletak dangkal di permukaan selaput lender rahim submukosa sering merupakan penyebab perdarahan melalui vagina PB11 Kelainan yang diturunkan genetik PB12 Darah menstruasi yang berbalik aliran melalui saluran tuba falopii, menuju rongga perut dan tertahan serta tumbuh disitu PB13 Menderita penyakit polikistik ovarium PB14 Hipertensi PB15 Menderita polip endometrium PB16 Menderita kanker payudara PB17 Menstruasi pertama pada usia sangat muda PB18 Menopause timbul pada usia lebih tua PB19 Kegemukan obesitas PB20 Menderita diabetes PB21 Infeksi dari hubungan seksual PB22 Alami timbul sendiri dari kasa pembalut wanita dan alat kontrasepsi IUD PB23 Infeksi kuman Chlamydia trachomatis PB24 Infeksi kuman Neisseria gonorrhoea Tabel 4.5 Daftar fakta solusi Kode Solusi S001 Pemberian obat pil kb gabungan estrogen-progesteron bisa ditambahkan anti androgen progesteron cyproteron asetat S002 Pemberian klomiphen sitrat S003 Pengobatan fisik pada ovarium, misal melakukan diatermi dengan sinar laser S004 Operasi untuk melakukan sayatan ovarium pada daerah polikistik S005 Histerektomi total pengangkatan rahim S006 Salpingo ooporektomi mengangkat kedua ovarium dan kedua saluran tuba falopii Lanjutan Tabel 4.5 Kode Solusi S007 Omentektomi mengangkat lipatan selaput pembungkus perut S008 Pengobatan kemoterapi zat kimia S009 Pengobatan radioterapi sinar laser S010 Imunoterapi spesifik menyuntikkan sel kanker yang telah dilemahkan S011 Imunoterapi non-spesifik pemberian vaksinasi sejenis kuman corynebacteriaparvum dan vaksinasi bcg S012 Pemeriksaan pap smear S013 Operasi radikal histerektomi pengangkatan rahim secara total berikut kelenjar getah bening sekitarnya S014 Bila tumor masih berada dalam jaringan serviks dan ukuran masih 3mm, dilakukan operasi ekstrafacial histerektomi S015 Obat anti-inflamasi yang non steroid nonsteroid antiinflamation = nsaid S016 Dikerok kuretase S017 Obat-obatan hormonal pil kb progesteron S018 Operasi laparaskopi pembiusan secara umum general anastesi S019 Tah transabdominal histerectomy yaitu operasi dengan penyayatan dinding perut S020 Pemberian hormon steroid sintetik, hormon gnrh agonis gonadotropin releasing hormon S021 Operasi laparatomi mengangkat jaringan endometriosis sekaligus rahim, bahkan sekaligus ovarium dan saluran tuba falopii bila endometriosis ada pada ovarium S022 Pemberian danazol, untuk menurunkan kadar estrogen dan progesteron S023 Antibiotik spektrum luas untuk mematikan kuman penyebab S024 Tablet ofloxacin S025 Pemberian obat yang lebih agresif untuk pengobatan pid pada perempuan yang terinfeksi hiv S026 Doksisiklin, per oral 2 kali sehari selama 7 hari S027 Azitromosin, diberikan dosis tunggal S028 Eritromisin dan ofloxacin, 2 kali sehari selama 7 hari S029 Lefofloxacin, 1 kali sehari selama 7 hari S030 Antibiotik sefiksim diberikan per oral dosis tunggal S031 Antibiotik seftriakson, pemberian suntikan dosis tunggal S032 Siprofloxacin diberikan melalui oral dosis tunggal S033 Spektinomisin diberikan melalui suntikan dosis tunggal S034 Sefotaksim, sefotetan atau sefoksitin Dari basis pengetahuan yang sudah dikelompok-kelompokan tersebut kemudian digunakan sebagai input dalam memberikan analisis untuk mengidentifikasi penyakit kandungan. Contoh pembentukan aturan gejala penyakit kandungan disajikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Contoh aturan gejala dan penyakit No Aturan 1 IF rasa nyeri pada rongga panggul disertai rasa agak gatal G001 AND perdarahan menstruasi tidak normal G002 THEN siklus menstruasi tidak teratur G003 2 IF siklus menstruasi tidak teratur G003 THEN rasa nyeri begitu siklus menstruasi selesai G004 3 IF rasa nyeri begitu siklus menstruasi selesai G004 THEN rasa nyeri sewaktu bersetubuh G005 4 IF rasa nyeri sewaktu bersetubuh G005 THEN perut membesar G006 5 IF perut membesar G006 THEN tidak terjadi ovulasi G007 6 IF tidak terjadi ovulasi G007 THEN mandul G008 7 IF mandul G008 THEN KISTA INDUNG TELUR P1 8 IF rasa nyeri pada rongga panggul disertai rasa agak gatal G001 AND perdarahan menstruasi tidak normal G002 THEN perut membesar G006 9 IF perut membesar G006 THEN mandul G008 10 IF mandul G008 THEN nyeri perut G009 11 IF nyeri perut G009 AND gangguan fungsi saluran cerna G010 THEN gangguan saluran kencing G011 12 IF gangguan saluran kencing G011 THEN berat badan turun drastis G012 13 IF berat badan turun drastis G012 THEN nyeri punggung G013 14 IF nyeri punggung G013 THEN penderita bisa meraba sendiri tumor di bagian bawah perut G014 15 IF penderita bisa meraba sendiri tumor di bagian bawah perut G014 THEN KANKER INDUNG TELUR P2 … ….

2. Mesin inferensi

Mesin inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasar urutan dan pola tertentu. Representasi berbasis aturan yang memiliki pola IF kondisi THEN aksi, tabel pakar memberi beberapa keuntungan yaitu kemudahan dalam modifikasi, baik perubahan, penambahan, maupun penghapusannya. Penelusuran dilakukan User dengan memasukkan gejala awal User terhadap kemungkinan gejala penyakit yang dialami. Selama proses konsultasi antar sistem dan pemakai, mesin inferensi menguji antara satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar dan memberikan kesimpulan yang benar. Pada gambar 4.3 ditampilkan contoh graf penelusuran dan struktur pelacakan diagnosa penyakit kandungan dengan menggunakan metode forward chaining. Gambar 4.3 Graf penelusuran penyakit kanker leher rahim

C. Analisis Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan tahap untuk menentukan aliran dan model data sesuai kebutuhan sistem serta. Tahapan ini meliputi pemodelan proses, terdiri dari diagram konteks dan diagram alir data. Selanjutnya pemodelan data yang terdiri dari entity relationship diagram dan integritas referensial serta rancangan tabel kamus data. Tahap akhir dalam proses perancangan adalah pemodelan masukan, proses dan keluaran. Perancangan ini sebagai langkah awal untuk pembuatan sistem yang terkomputerisasi untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi pada mesin melalui informasi yang dikeluarkan.

1. Pemodelan proses

Perancangan diagram konteks yang bertujuan untuk memudahkan pemodelan dan fungsi di dalam pengembangan sistem serta memberikan gambaran umum tentang sistem yang dibangun. Adapun ilustrasi konteks diagram sistem dapat dilihat pada gambar 4.4. Gambar 4.4 Diagram konteks sistem pakar diagnosa penyakit kandungan Diagram konteks pada gambar 4.4 memberikan gambaran bahwa sistem berinteraksi dengan 2 terminator, yaitu seorang pakar kandungan dan pengguna. Seorang pakar kandungan dalam memasukkan data-data atau basis pengetahuan kepakaran berupa data penyakit, data gejala, data penyebab dan data solusi kedalam sistem. Data-data ini nantinya akan digunakan untuk menjawab gejala yang dimasukkan oleh pengguna, serta penelusuran gejala sebagai fakta-fakta untuk mengetahui penyakit yang diderita. Diagram konteks secara lebih detail yang menggambarkan aliran datadata flow di sajikan dalam model data flow diagram DFD. Setiap level menunjukan tingkat yang lebih terperinci dari sebuah proses.

1.1 Diagram alir data level 0

Dalam perancangan diagram alir data pada gambar 4.5 menggambarkan diagram arus secara detail pada pengembangan sistem diagnosa penyakit kandungan. Pada diagram tersebut terlihat bahwa pakar bertugas memberikan masukan basis pengetahuan yang akan disimpan dalam sistem, berupa data penyakit, gejala, penyebab, solusi, aturan serta probabilitas gejala untuk suatu penyakit. Data ini akan digunakan sebagai hasil diagnosa yang diinginkan pengguna. Pengguna yang mengmasukan data gejala ke sistem, kemudian sistem akan mengecek dan mengambil data pada data jenis penyakit, gejala, penyebab dan solusi yang terkait dengan permasalahan pengguna. Jika permasalahan ditemukan didalam sistem, maka akan ditampilkan sebagai hasil diagnosa untuk membantu penanganan penyakit yang bersangkutan. Gambar 4.5 Diagram alir data level 0

1.2 Diagram alir data level 1.1 proses rekam basis pengetahuan