Kaidah produksi production rule

BAB 4 RULE BASE REASONING

Sistem berbasis aturan rule-based system menggunakan Modus Ponens sebagai dasar untuk memanipulasi aturan, yaitu: sistem berbasis aturan melakukan proses reasoning mulai dari fakta awal sampai menuju pada kesimpulan. Dalam proses ini mungkin akan dihasilkan faktafakta baru menuju pada penyelesaian masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses penyelesaian masalah pada sistem berbasis aturan adalah menciptakan sederet fakta-fakta baru yang merupakan hasil dari sederetan proses inferensi sehingga membentuk semacam jalur antara definisi masalah menuju pada solusi masalah. Deretan proses inferensi tersebut adalah inference chain. Sebagai contoh, sebuah sistem peramal cuaca dibangun dengan sistem berbasis pengetahuan untuk mengetahui keadaan cuaca pada 12 sampai 24 jam ke depan.

4.1 Kaidah produksi production rule

Kaidah produksi merupakan salah satu bentuk representasi pengetahuan yang sangat popular dan sederhana, dan biasanya dituliskan dalam bentuk jika- maka If-Then. Kaidah produksi dapat dikatakan sebagai hubungan implikasi dua bagian, yaitu bagian premis jika dan bagian konklusi maka. Pengetahuan dalam kaidah produksi dapat direpresentasikan oleh himpunan kaidah dalam bentuk: IF [kondisi] THEN [aksi] dengan sebuah kontrol sistem dan basis data. Kontrol sistem memberikan aturan penerjemahan dan pengurutan. Basis data beraksi sebagai konteks cadangan untuk record yang kondisinya dievaluasi oleh kaidah dan informasi di mana kaidah akan beraksi. Sintaks IF-THEN, dalam kaidah produksi juga sering digambarkan sebagai pasangan-pasangan berikut kondisi-aksi, anteceden-konsequent, pola-aksi, situasi- responsi. Kaidah menyediakan cara formal untuk merepresentasikan rekomendasi, arahan, atau setrategi. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk IF-THEN Jika- Maka. Pernyataan ini menghubungkan bagian premis IF dan bagian konklusi THEN. Berbagai struktur kaidah if-then yang menghubungkan obyek atau atribut adalah sebagai berikut: JIKA premis MAKA konklusi JIKA masukan MAKA keluaran JIKA kondisi MAKA tindakan JIKA anteseden MAKA konsekuen JIKA data MAKA hasil JIKA tindakan MAKA tujuan Premis mengacu pada fakta yang harus benar sebelum konklusi tertentu dapat diperoleh. Masukan mengacu pada data yang harus tersedia sebelum keluaran dapat diperoleh. Kondisi mengacu pada keadaan yang harus berlaku sebelum tindakan dapat diambil. Anteseden mengacu pada situasi yang terjadi sebelum konsekuensi dapat diamati. Data mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan. Tindakan mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan. Kaidah dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kaidah derajat pertama first order rule dan kaidah meta meta rule Giarratano dan Riley, 1994. Kaidah derajat pertama adalah kaidah sederhana yang terdiri dari anteseden dan konsekuen. Kaidah meta adalah kaidah yang anteseden atau konsekuennya mengandung informasi tentang kaidah yang lain. Ada dua tipe kaidah yang umum dalam AI, yaitu pengetahuan dan inferensi. Kaidah pengetahuan atau kaidah deklaratif menyatakan semua fakta dan hubungan tentang suatu permasalahan. Kaidah inferensi atau kaidah prosedural pada sisi lain merupakan nasihat atau saran tentang bagaimana menyelesaikan suatu masalah yang diberikan dengan fakta tertentu yang diketahui. Perekayasa pengetahuan memisahkan dua tipe ini di mana kaidah pengetahuan menjadi basis pengetahuan sedangkan kaidah inferensi menjadi bagian dari mesin inferensi. Representasi kaidah terutama dapat diaplikasikan bila dibutuhkan untuk merekomendasi suatu bagian aksi berdasarkan kejadian yang dapat diobservasi. Ada beberapa keuntungan penggunaan kaidah, yaitu: 1 Kaidah mudah dimengerti dan mudah disampaikan karena merupakan bentuk alami dari pengetahuan. 2 Inferensi dan penjelasan mudah diperoleh atau diturunkan. 3 Modifikasi dan perawatan relatif lebih mudah. 4 Ketidakpastian lebih mudah dikombinasikan dengan kaidah. 5 Setiap kaidah sering saling independendent dari semua kaidah. Selain itu terdapat pula keterbatasan dari representasi kaidah ini, yaitu: 1 Pengetahuan yang kompleks membutuhkan beribu-ribu kaidah yang mungkin agak sukar membuatnya, baik untuk menggunakan sistem maupun untuk perawatannya. 2 Pembangun menyukai kaidah, sehingga mereka mencoba kekuatan semua pengetahuan ke dalam kaidah dibandingkan mencari representasi yang lebih sesuai. 3 Sistem dengan banyak kaidah mungkin mempunyai batasan pencarian dalam kontrol program. Beberapa program mempunyai kesulitan dalam mengevaluasi sistem berbasis kaidah dan membuat inferensi. Representasi kaidah mempunyai karakteristik - karakteristik seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 4.1. Karakteristik dari representasi kaidah Bagian pertama Bagian kedua Nama Premis Anteceden Situasi IF Konklusi Konsekuen Aksi THEN Alami Kondisi, sama dengan pengetahuan deklaratif Resolusi sama dengan pengetahuan prosedural Ukuran Dapat mempunyai banyak IF Biasanya hanya mempunyai satu konklusi Pernyataan Pernyataan AND Pernyataan OR Semua kondisi harus benar untuk konklusi benar Jika ada kondisi pernyataan OR benar maka konklusinya benar

4.2 Metode Inferensi