Tahap-tahap pengembangan sistem pakar

1.12 Tahap-tahap pengembangan sistem pakar

Untuk membuat suatu program sistem pakar, mulai dari konsep hingga selesai memerlukan banyak pemikiran, rancangan, pemrograman dan debugging. Dapat dikatakan bahwa sistem pakar merupakan program komputer yang cukup rumit bila dibandingkan dengan program komputer konvensional lainnya. Salah satu cara untuk membuat atau mengembangkan sistem pakar adalah membuat sendiri sistem pakar yang benar-benar actual. Pengalaman yang diperoleh selama pembuatan sistem pakar yang kecil akan akan menjadi dasar yang sangat bernilai dalam pembuatan sistem pakar yang lebih besar. Alat pemrogram yang telah digunakan untuk membuat sistem pakar diantaranya adalah prolog. Dalam pembuatan sistem pakar ini, ada sepuluh tahap yang perlu diperhatikan. Gambar 1.3 menunjukkan proses pembuatan sistem pakar langkah demi langkah. Untuk memberikan gambaran langkah demi langkah dalam membuat sistem pakar maka akan dijelaskan mengenai prosedur dan teknik yang akan digunakan. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah 1. Mengidentifikasikan Masalah dan Kebutuhan Pada dasarnya, program sistem pakar sama dengan program komputer yang ada suatu masalah yang harus dipisahkan atau dicocokkan. Tahap pertama pembuatan sistem pakar ini adalah mengkaji situasi dan memutuskan dengan pasti tentang masalah yang akan dikomputerisasi dan apakah sistem pakar dapat membantu menjawab permasalahan tersebut. 2. Menentukan masalah Yang Cocok Jika masalah telah diidentifikasikan dengan jelas, maka langkah selanjutnya adalah mengkaji lebih dalam untuk mengetahui apakah masalah tersebut tepat untuk sistem pakar. Hanya masalah tertentu saja yang dapat dipecahkan dengan sukses oleh sistem pakar. Menganalisa masalah dimulai dengan jalan menulis pertanyaan itu sendiri. Mewawancarai orang-orang yang berhubungan dengan masalah yang akan diolah. Caranya adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang telah ditulis langkah berikutnya adalah melakukan observasi, yaitu dengan cara memperhatikan orang-orang melakukan tugas masing-masing, dan bagaimana cara mereka mengatasi persoalan yang timbul. Konsultasi pengamatan tersebut dengan seorang agar dapat memperoleh pandangan yang berbeda. Jika langkah tersebut diatas telah dilakukan kembali pada proses memperbaiki pernyataan semula dari sini dapat diketahui secara pasti bahwa sasaran yang dituju telah benar. Gambar 1.3 Langkah-langkah dalam proses pembuatan sistem pakar 3. Mempertimbangkan alternative Pertimbangan alternative solusi lainnya adalah sistem manajemen Basis Data untuk masalh yang akan dikerjakan. Dengan database Manajemen sistem proses yang diutamakan adalah menyimpan data atau informasi dan hanya mengakses jika diperlukan. Dalam sistem manajemen database kemampuan menalar komputer tidak diperlukan. Jika alternative yang dipilih adalah dengan memakai sistem pakar maka tahap selanjutnya diusahakan membuat kategori masalah maka sistem pakar dikenal 10 kategori diatas, jika masalah tersebut sudah sesuai dengan salah satu dari 10 kategori tersebut, maka tinggal satu langkah lagi untuk sampai pada solusi sistem pakar. Walaupun telah diputuskan bahwa masalah tersebut merupak pengetahuan yang terkait dan sesuai dengan salah satu dari 10 kategori yang berhubungan dengan sistem pakar, tetapi masih ada lagi satu keputusan yang penting yang harus diambil sebelum melenjtkan kelangkah berikutnya. Adapun beberapa factor tambahan yang menjadi bahan pertimbangan diantaranya: a. Keahlian Manusia Sistem pakar menduplikasikan keahlian manusia atau mencoba menirukan seseorang pakar mempunyai pengetahuan, pendidikan, pengalaman dalam domain tertentu yang luar biasa. Jika pengetahuan dan pengalaman atau dimasukkan kedalam sistem pakar, maka sistem pakar juga dapat memecahkan masalah seperti seorang ahli. Seorang ahli atau pakar yang dibutuhkan mungkin sangat langkah dan katakanlah pakar itu ada, belum tentu ia sanggup mengerjakan satu masalah dalam waktu tertentu. Sistem pakar juga dapat menyediakan keahlian yang diperlukan dilingkungan yang berbahaya, seperti misalnya diruang angkasa dimedan pertempuran atau dipabrik-pabrik yang kondisinya tidak biasa. b. Perhitungan Yang Matang Untuk membuat sistem pakar diperlukan inventasi yang besar. Setiap inventasi harus selalu diperhitungkan pengembaliannya. Jika banyak individu dapat memperoleh pengalaman dalam memecahkan masalah dengan sistem pakar, maka pembuatan sistem pakar dapat dibenarkan dalam arti membantu manusia dan menguntungkan, yang mana waktu pengembaliannya juga akan sangat tinggi. Jadi sebelum memulai pembuatan suatu sistem pakar terlebih dahulu harus diperhitungkan dengan matang tentang pengembalian inventasinya. c. Tidak Memerlukan Common sense Sistem pakar akan lebih berguna bila didalam pemecahan masalah itu tidak memerlukan comman sense. Comman sense merupakan gudang pengetahuan yang sangat besar yang dimiliki oleh setiap orang melalui pendidikan dan pengetahuan. Suatu sistem pakar sebenarnya tidak diharapkan untuk mengetahui apa yang benar-benar dan apa yang salah atau apa yang baik dan apa yang buruk. d. Pusatkan Pada Bidang Khusus Masalah yang diketemukan sebaiknya dispesifikasikan dan dibatasi pada bidang yang lebih khusus. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penyajian domain pengetahuan. e. Solusi, Bukan Fisik Jika masalah itu dapat dipecahkan dengan pengolahan metal bukan fisik, maka sistem pakar mungkin dapat dibuat. Sistem pakar tidak dapat memcahkan masalah fisik. Sistem pakar tidak mengkaji diagram, mencium atau melakukan hal-hal biasa. Sebaiknya, sistem pakar memang hebat dalam memecahkan masalah dimana pemakai dapat menyediakan fakta awal dan angka-angka. Sistem pakar dapat menimbang informasi tersebut, dapat menalar dan membuat keputusan yang mengarah solusi. f. Tingkat Kesulitan Rendah Jika masalah terlalu sederhana, mungkin tidak perlu dibuat sistem pakar, sebaliknya jika permasalahan tersebut terlalu besar, juga tidak mungkin mengerjakan dibuat sistem pakar. Sistem pakar hanya dapat mengerjakan tugasnya dengan baik jika masalahnya merupakan masalah yang sedang. g. Penyesuaian Rendah Pengetahuan untuk pakar harus dipresentasikan dalam bentuk simbolik dan kemudian dimanipulasi oleh komputer. Pengetahuan yang cocok kemudian diekspresikan kedalam aturan-aturan if-then saat itulah diperlukan kemampuan menganalisa potongan-potongan kecil pengetahuan yang diperlukan kemampuan apakah hal tersebut dapat disimpan kedalam bentuk aturan. h. Jumlah Minimum Solusi Keluaran dari sitem pakar merupakan solusi. Keluaran tersebut berdasarkan pada masukan yang diberikan sistem akan melacak basis pengetahuan sampai mendapatkan konklusi. Pada sistem pakar yang baik, jumlah solusi keluarannya atau saran yang diberikannya tidak terlalu banyak. i. Tersedianya Pakar Salah satu kebutuhan yang sangat kritis untuk memprtimbangkan apakah masalah cacah untuk solusi sistem pakar, adalah adanya pakar yang akan membantu. 4. Menghitung Pengembalian Inventasi Jika pilihan jatuh kepada sistem pakar, maka langkah berikutnya adalah menentukan apakah sistem pakar lebih mengutamakan atau tidak. Disini harus diperhitungkan pengembalian inventasi dengan jalan menganalisa biaya dengan kemungkinan keuntungan. 5. Memilih Alat Pengembang Alat pengembang sistem pakar merupakan paket perangkat lunak yang memungkinkan untuk memasukkan pengetahuan pakar kedalam komputer tanpa harus membuat suatu program terlebih dahulu. Hampir semua alat pengembang sistem pakar menggunakan aturan. Beberapa diantaranya menggunakan implementasi frame dan jaringan sematik, tetapi dapat lebih dahulu mahal dan hanya dapat dioperasikan dalam komputer besar. Adapun dua jenis alat pengembang sistem pakar dalam komputer besar. Adapun dua jenis alat pengembangan sistem pakar dapat dipertimbangkan, yaitu bahasa pemrograman dan shell. Sistem pakar telah diciptakan dengan menggunakan hampir semua jenis pemrograman yang umum. Sistem pakar telah dibuat dengan pascal, Fortan dan bahasa Assembly dan untuk sekarang telah menggunakan visual. Dua pilihan bahasa yang terbaik untuk sistem pakar adalah LISP dan PROLOG. Kedua bahasa ini memang dirancang untuk aplikasi pada kecerdasan buatan dan keduanya juga dapat digunakan untuk membuat sistem pakar. Sistem pakar shell adalah merupakan perangkat lunak yang khusus dibuat untuk membantu pembuat sistem pakar. Dalam beberapa hal, shell sama dengan Database sistem manajemen atau Spreadsheet. Shell menyediakan kerangka kerja dasar yang didalamnya terdapat data atau pengetahuan yang dimasukkan dan dimanipulasi dengan cara yang telah ditentukan terlebih dahulu. Hampir semua shell sistem pakar menggunakan skema representasi format aturan if- then. Aturan ini sederhana, luwes, dan sangat popular. Jika telah selesai merekayasa pengetahuan dan merancang program, hasilnya akan dipasang kedalam bentuk contoh yang telah disiapkan, dalam bentuk matriks, sama dengan spreadsheet. Tiap kolom matriks menampilkan atribut atau kondisi. Berbagai kombinasi atribut menghasilkan kesimpulan khusus suatu keputusan. Keputusan ini didaftar dalam kolom terpisah. Baris dalam matrik meliputi semua kombinasi atribut yang mengarah pada kesimpulan spesifik. 6. Merekayasa Pengetahuan Pengembangan sistem pakar dimulai dengan merekayasa pengetahuan, yaitu bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan dapat diperoleh dengan bagaimana cara, yaitu melalui buku, artikel-artikel ilmiah atau acuan lainnya yang dapat diperoleh dari individu atau seorang yang memang ahli pada bidangnya. Format atau bentuk akan menuntun dan mengarahkan dalam pemilihan skema penampilan pengetahuan yang diperoleh. Jika pengetahuan tersebut merupakan yang luar biasa maka dapat dipastikan untuk menggunakan representasi pengetahuan dalam bentuk aturan produksi. Pekerjaan mengumpulkan dan mengorganisasi pengetahuan kedalam bentuk yang sesuai dengan sistem pakar tersebut dikenal dengan nama rekayasa pengetahuan. 7. Merancang Sistem Dengan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh, sistem pakar siap dirancang. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah membuat garis besar masalah. Dan hal-hal lain yang membantu dalam mengorganisasi dan memahami pengetahuan tersebut. Salah satu langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi semua kemungkinan solusi yang akan diberikan oleh sistem pakar, langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi semua fakta, angka dan informasi lainnya yang memerlukan jawaban atau pemecahan masalah yang diberikan sistem pakar, apabila sistem yang dirancang terlalu besar dan kompleks, untuk memulai menulis aturan secara langsung dan masukan serta keluaran, maka sebaiknya dibuat garis besar yang mungkin dapat membantu untuk mengorganisasi informasi dan membaginya kedalam bagian-bagian yang kecil. Jika pengetahuan yang akan diolah telah sampai pada penyusunan prosedur sebaiknya dibuat bagan alur flowchart, walaupun bagan alur mengkin tidak cocok untuk sistem aplikasi sistem pakar, akan tetapi hal tersebut dapat membantu untuk memahami dan mengorganisasi pengetahuan untuk sistem pakar. Selanjutnya biasa dimulai dengan mengkonversikan pengetahuan dalam bentuk kaidah if-then. Jika telah selesai, baru menggunakan alat untuk membuat prototype bagian sistem. Kemudian menterjemahkan bagian pengetahuan dalam kaidah dan menguji bagian yang sudah dibuat.hal ini dimaksud untuk menguji konsep sebelum dilanjutkan pembuat program. 8. Melengkapi Pengembangan Cara terbaik untuk mengembangkan prototype dalam sistem pakar dengan jalan meluruskan bagian demi bagian secara khusus, pengetahuan itu akan dibagi kedalam potongan-potongan yang logis, masing-masing dengan blok aturan setiap bagian diuji apakah sudah dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. 9. Menguji dan Mencari Masalah Sistem Sebaiknya sistem pakar diuji dengan disebabkan pada pemakai yang menginginkannya. Pemakai akan menunjukkan bagian mana yang masih kurang sempurna dan harus dikorelasi sesuai kebutuhan yang dikehendaki. Tahap pengujian ini diusahakan untuk melihat keabsahan sistem pakar tersebut, agar jalannya sistem benar-benar sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Pengujian sistem sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan suatu sistem dalam hal ini pengujian meliputi evaluasi unjuk kerja dan kegunaan program prototype dan melakukan perbaikan-perbaikan jika masih terjadi kesalahan. 10. Memelihara Sistem Beberapa subyek atau domain bersifat dinamis oleh karena itu sistem pakar harus selalu dipelihara dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pengetahuan itu sendiri. Salah satu contohnya dengan memperbaharui pengetahuan mengganti pengetahuan yang sudah ketinggalan dan meluweskan sistem agar dapat bekreja lebih baik lagi dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan perkembangan pengetahuan.

BAB 2 AKUISISI PENGETAHUAN

Knowledge acquisition akan dibicarakan dengan dua pendekatan yang berbeda, yang pertama knowledge acquition didapat langsung dari domain expert, sedangkan yang kedua menggunakan data yang telah ada yang lebih dikenal dengan rule induction. Kedua pendekatan ini banyak digunakan dan kadang-kadang dalam pembuatan rule based sistem pakar menggunakan kombinasi kedua pendekatan ini.

2.1 Knowledge Acquisition dan Domain Expert

Cara yang nyata untuk mendapatkan knowledge base adalah dengan datang langsung kepada seorang pakar yang bersangkutan. Namun paling tidak ada 4 alasan kenapa hal ini tidak bisa dilakukan atau paling tidak memberikan hasil yang kurang memuaskan. Alasan-alasan tersebut adalah : 1. Ada beberapa masalah yang tidak bisa diimplementasikan dalam sistem pakar. 2. Ada anggapan bahwa istilah sistem pakar adalah sesuatu yang bisa mengerjakan atau menyelesaikan masalah dengan baik. 3. Sistem pakar tidak bisa mengungkapkan kecurangan. 4. Beberapa pakar tidak mengeluarkan alasan terhadap pendekatan yang mereka gunakan, serta ada beberapa sistem pakar yang pada kenyataannya tidak mengerti bagaiman mereka membuat suatu keputusan.

2.2 Langkah Umum untuk membuat sistem pakar adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi seorang pakar. 2. Mengadakan pertemuan pendahuluan untuk membicarakan bagaiman cara kerja yang baik serta hal-hal yang diperluakn dalam pengembangan sistem pakar. 3. Mengajukan proposal untuk mengadakan pertemuan-pertemuan lanjutan.