Rencana Pertemuan Lanjutan Memimpin Pertemuan Lanjutan Dokumentasi

2.6 Pertemuan Pedahuluan

1. Pertemuan ini bertujuan agar Knowledge Engineers dapat beradaptasi dengan permasalahan yang ada dan istilah-istilah yang digunakan dalam domain tersebut. 2. Lokasi yang digunakan untuk pertemuan haruslah nyaman, dan diusahakan agar pertemuan yang dilangsungkan tidak terlalu lama paling tidak kurang dari dua jam. 3. Pertemuan harus dilaksanakan dalam suasana yang informal dan rileks. 4. Memberitahukan kepada pakar tentang rencana dan tujuan yang akan dicapai, serta menjelaskan apa itu sistem pakar serta apa saja yang bisa dilakukan oleh sistem pakar. 5. Diskusi tentang sistem pakar akan lebih baik apabila disertai dengan demo sistem pakar yang telah ada. 6. Apabila diperluakan alat perekam audiovisual, maka haruslah minta izin dan menjelaskan bahwa rekaman tersebut hanya digunakan untuk kepentingan Knowledge Engineers.

2.7 Latar Belakang

1. Apabila diperlukan, maka bisa dilakukan survei terhadap lokasi. 2. Memastikan adanya manual, laporan ataupun dokumen tertulis yang menjelaskan tenang domain, masalah dan istilah yang digunakan. 3. Meminta kepada pakar untuk mengadakan tutorial informal dimana Knowledge Engineers lebih banyak mendengar dan mempelajari masalah.

2.8 Rencana Pertemuan Lanjutan

1. Berusaha untuk meminimalkan interupsi. 2. Merencanakan acara untuk setiap pertemuan. 3. Menentukan tujuan dan obyek dari setiap pertemuan. 4. Apabila prototype telah dikembangkan, mintalah akses terhadap software dan hardware yang ada prototype digunakan untuk demo dan tanggapan user terhadap hasil yang ada

2.9 Memimpin Pertemuan Lanjutan

1. Membuat aturan yang digunakan dalam diskusi. 2. Berusaha untuk mengidentfikasi semua sumber data dari luar dan informasi- informasi yang digunakan oleh pakar. 3. Bersabar dan jangan menginterupsi pakar. 4. Menghindari kritik dan sebagai gantinya fokuskan pada klarifikasi. 5. Selalu ingat bahwa saudara mengembangkan model rule base seorang pakar bukan model rule base anda sendiri. 6. Apabila tidak mengerti terhadap suatu masalah yang dibuat oleh pakar, janganlah takut untuk meminta klarifikasi. 7. Menggunakan uji kasus untuk demo proses pembuatan keputusan dan untuk meng-identifikasi batas dari kebenaran rule base 8. Memperkenalkan producton rule kepada domain expert, ini mungkin akan membesarkan hati pakar untuk memulai menyebutkan aturan-aturannya dalam format ini. 9. Selalulah ingat siapa saudara dan untuk apa saudara disana.

2.10 Dokumentasi

1. Membuat dokumen dari hasil pertemuan sedini mungkin setelah selesainya pertemuan. 2. Dokumentasi dari setiap pertemuan bisa terdiri atas :  Tanggal, waktu dan tempat pertemuan  Nama dari pakar Apabila ada pakar lebih dari satu  Rincian dan deskripsi dari rules yang diidentifikasi selama pertemuan.  Rincian dari obyek baru, atribut dan atau nilai yang ada serta propertis dari obyek tersebut.  Rincian dari sumber dan referensi dari luar yang digunakan.  Rincian dari istilah baru yang ada serta definisinya.  Rincian dan diskusi tentang perbedaan yang ada atau ketidakcocokan yang dirasakan. masalah-masalah yang perlu diklarifikasi. 3. Dokumentasi digunakan untuk mendukung pembuatan production rule oleh sebab itu dokumentasi harus memuat fakta-fakta berikut :  Rincian dan diskripsi dari semua rules yang sejauh ini telah dikembangkan.  Rincian dari semua obyek, atribut dan nilai-nilai yang telah didapat.  Rincian Sumber dan referansi.  Daftar istilah-istilah yang digunakan.  Rician dan diskusi tentang uji kasus yang digunakan untuk mengevaluasi prototype.

2.11 Untuk menghasilkan rule base yang bagus ada beberapa cara yang bisa dilakukan