34
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
pada lingkungan yang airnya stagnan hingga gerakan air yang sedang. Salinitas perairan yang cocok untuk genus ini antara 15-34 ppt. Oleh karena itu, Gracilaria
dapat dibudidayakan di laut dan di tambak. Pada stasiun 1 suhunya lebih rendah yaitu 30°C dibandingkan dengan stasiun lainnya dan lebih sesuai dengan
keberadaan Eucheuma. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2009, suhu yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan Eucheuma
berkisar antara 20-28°C.
4.1.4. Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E
Indeks keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E pada masing- masing stasiun dapat dilihat pada Tabel 4.1.4 berikut:
Tabel. 4.1.4. Nilai H’ Indeks Diversitas Shannon-Wiener dan E Indeks Equitabilitas yang diperoleh pada Stasiun Penelitian
H E
Stasiun 1
1,470 0,755
Stasiun 2 1,018
0,632
Stasiun 3 1,437
0,802
Dari Tabel 4.2.4 dapat dilihat bahwa nilai indeks keanekaragaman tertinggi pada stasiun 1 dengan nilai 1,470 dan nilai indeks keanekaragaman terendah terdapat
pada stasiun 2 dengan nilai 1,018. Indeks keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun 3 dengan nilai 0,802 dan nilai indeks keseragaman terendah terdapat pada
stasiun 2 dengan nilai 0,632. Hal ini menunjukkan bahwa pada stasiun 1 merupakan daerah yang sesuai dengan keberadaan makroalga, dilihat dari kondisi
perairannya yang bersih dan faktor fisik kimia perairannya yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan makroalga. Sedangkan pada stasiun 2 kondisi
faktor fisik kimia perairannya tidak cukup sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan makroalga.
Menurut Odum 1994, menyatakan bahwa keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh pembagian atau penyebaran individu dalam tiap jenisnya, karena
suatu komunitas walaupun banyak jenisnya tetapi bila penyebaran individunya tidak merata maka keanekaragaman jenis dinilai rendah. Indeks Keanekaragaman
Shannon- Wiener H’ adalah suatu indeks keanekaragaman biota pada suatu
Universitas Sumatera Utara
35
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
daerah, bila nilainya semakin tinggi, maka semakin tinggi tingkat keanekaragamannya dan begitu juga sebaliknya.
Menurut Barus 2004, keanekaragaman tergantung pada jumlah jenis yang ada dalam suatu komunitas dan pola penyebaran individu antar jenis suatu
komunitas dinyatakan mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi apabila ternyata banyak spesies yang relatif merata. Dengan kata lain apabila suatu
komunitas hanya terdiri dari sedikit spesies dengan jumlah individu yang tidak merata maka komunitas tersebut mempunyai keanekaragaman yang rendah.
Menurut Krebs 1985, apabila indeks keseragaman mendekati 0 maka semakin kecil keseragaman suatu populasi dan penyebaran individu setiap genus
tidak sama, serta ada kecenderungan suatu genus mendominasi pada populasi tersebut. Sebaliknya semakin mendekati nilai 1 maka populasi menunjukkan
keseragaman jumlah individunya merata. Menurut Suin 2002, menyatakan bahwa penyebaran organisme yang tidak merata pada suatu perairan dapat
disebabkan adanya perbedaan suhu, kadar oksigen, intensitas cahaya dan faktor abiotik lainnya.
4.1.5. Nilai IS Indeks Similaritas