Penetrasi Cahaya Derajat Keasamaan pH Oksigen Terlarut

13 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Banyaknya cahaya menembus permukaan laut dan menerangi lapisan permukaan laut setiap hari dan perubahan intensitas dengan bertambahnya kejelukan memegang peranan penting dalam menentukan pertumbuhan fitoplankton. Cahaya yang menerangi daratan atau lautan biasanya diukur dalam luxmeter Juwana dan Romimohtarto, 2009. Makroalga mampu hidup pada situasi yang mendukung kehidupannya. Termasuk salah satunya adalah kedalaman yang menjadikan ciri khas dari suatu spesies makroalga. Intensitas cahaya yang masuk ke dalam suatu perairan sangat diperlukan untuk mendukung berlangsung fotosintesis. Penetrasi cahaya matahari yang terbatas akan membatasi kemampuan makroalga dalam melakukan fotosintesis. Menurut Atmadja 1999, pencahayaan ada kaitannya dengan proses fotosintesis bergantung pada kecerahan dan kedalaman air yang mempengaruhi intensitas cahaya. Kehadiran dan kelimpahan makroalga akan berkurang pada tempat-tempat yang lebih dalam dibandingkan dengan daerah yang lebih dangkal. Makin jernih perairan akan lebih banyak cahaya yang menembus dan memperlancar proses fotosintesis, mengakibatkan semakin bertambah baik dan melimpahnya alga di daerah tersebut.

2.5.4. Penetrasi Cahaya

Penetrasi cahaya yang terbentuk akan berbeda pada sistem ekosistem air yang berbeda. Pada batas akhir penetrasi cahaya disebut sebagai titik kompensasi cahaya, yaitu titik pada lapisan air, di mana cahaya matahari mencapai nilai minimum yang menyebabkan proses asimilasi dan respirasi berada dalam keseimbangan. Dapat juga diartikan bahwa pada titik kompensasi cahaya ini, konsentrasi karbondioksida dan oksigen akan berada dalam keadaan relatif konstan Barus, 2004. Pencahayaan yang ada kaitannya dengan proses fotosintesis bergantung pada kecerahan dan kedalaman air yang mempengaruhi intensitas cahaya. Kehadiran dan kelimpahan alga di daerah terumbu karang, tampaknya berkurang pada tempat-tempat yang lebih banyak cahaya menembus dan memperlancar proses fotosintesis yang mengakibatkan akan bertambah baik dan berlimpahnya alga yang tumbuh di tempat tersebut Atmadja, 1999. Universitas Sumatera Utara 14 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

2.5.5. Derajat Keasamaan pH

Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan gangguan metabolisme dan respirasi Barus, 2004. Derajat keasaman pH merupakan salah satu parameter yang dapat menentukan produktivitas suatu perairan. pH perairan laut Indonesia pada umumnya bervariasi antara 6,0-8,5, nilai pH maksimum terdapat pada zona fotosintesis Juwana dan Romimohtarto, 2009.

2.5.6. Oksigen Terlarut

Oksigen merupakan faktor yang paling penting bagi organisme air. Semua tumbuhan dan hewan yang hidup dalam air membutuhkan oksigen yang terlarut. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara dan hasil fotosintesis tumbuh- tumbuhan yang ada dalam air. Oksigen yang berasal dari hasil fotosintesis tergantung pada kerapatan tumbuh-tumbuhan air dan lama serta intensitas cahaya sampai ke badan air tersebut Suin, 2002. Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian besar organisme air. Umumnya kelarutan oksigen dalam air sangat terbatas. Dibandingkan dengan kadar oksigen di udara yang sangat mempunyai konsentrasi sebanyak 21 volume air hanya mampu menyerap oksigen sebanyak 1 volum saja Barus, 2004.

2.5.7. Kandungan Nitrat dan Fosfat