Suhu Intensitas Cahaya dan Penetrasi Cahaya

36 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Menurut Krebs 1985, Indeks Similaritas digunakan untuk mengetahui seberapa besar kesamaan organisme yang hidup di beberapa tempat yang berbeda. Apabila semakin besar indeks similaritasnya, maka jenis organisme yang sama pada stasiun yang berbeda akan semakin banyak. Selanjutnya dijelaskan bahwa kesamaan organisme antara dua lokasi yang dibandingkan sangat dipengaruhi oleh kondisi faktor lingkungan yang terdapat pada daerah tersebut.

4.2. Faktor Abiotik Lingkungan

Hasil pengukuran faktor fisik kimia lingkungan yang diperoleh pada setiap stasiun penelitian, seperti terlihat pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2. Nilai Faktor Fisik Kimia Perairan pada Masing-masing Stasiun Penelitian No. Parameter Satuan Stasiun 1 2 3 1. Suhu ◦C 30 32 32

2. pH

7.9 7.8 8.2

3. Salinitas

‰ 35 34 35

4. Intensitas Cahaya

Candella 474 x 200.000 448 x 200.000 729 x 200.000

5. Penetrasi cahaya

M 0.93 0.83 0.37

6. Kejenuhan Oksigen

90,3 68,3 68,3

7. Kelarutan Oksigen DO

mgL 6.8 5 5

8. BOD5

mgL 1 1 1.2

9. Kadar Nitrat

mgL 0,324 0,361 0,352

10. Kadar Posfat

mgL 0,122 0,115 0,129

11. Substrat

batuan karang, karang hidup, karang mati dan pasir Batu dan pasir Batu, pasir dan karang mati Keterangan: Stasiun 1 : Pantai Bunda daerah pariwisata Stasiun 2 : Pantai Fodo Indah daerah pemukiman penduduk dan nelayan Stasiun 3 : Pantai Laowömaru pariwisata

4.2.1. Suhu

Penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai suhu perairan yang diperoleh berkisar 30°C-32°C. Suhu tertinggi pada stasiun 2 dan 3 dengan nilai 32°C. Suhu terendah pada stasiun 1 dengan nilai 30°C. Tingginya suhu pada stasiun 2 dan 3 dipengaruhi oleh letak pepohonan yang berada jauh dari kedua stasiun tersebut sehingga dapat meningkatkan suhu pada perairan tersebut. Semakin jauh perairan dari komunitas vegetasi, maka semakin tinggi suhu pada suatu perairan. Menurut Barus 2004, menyatakan bahwa pola temparatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran Universitas Sumatera Utara 37 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh faktor kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh di tepi yang menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air terkena cahaya matahari secara langsung dan meningkatkan suhu pada suatu perairan

4.2.2. Intensitas Cahaya dan Penetrasi Cahaya

Penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai intensitas cahaya dengan nilai tertinggi pada stasiun 3 dengan nilai 729 x 200.000 candela, nilai intensitas cahaya terendah pada stasiun 2 dengan nilai 448 x 200.000 candela. Penetrasi cahaya tertinggi diperoleh pada stasiun 1 dengan nilai 0,93 m, sedangkan nilai penetrasi cahaya terendah pada stasiun 3 dengan nilai 0,37 m. Tingginya nilai penetrasi cahaya pada stasiun 1 dengan intensitas cahaya yang tidak terlalu tinggi dibanding dengan stasiun yang lain disebabkan oleh kejernihan airnya yang tidak keruh serta kedalaman yang dangkal akibat keberadaan terumbu karang di daerah ini. Pada stasiun 3 daerah ini perairannya keruh dan kedalamannya lebih dalam karena terumbu karang tidak mendominasi dan mengakibatkan penetrasi cahayanya lebih rendah meskipun intensitas cahaya pada lokasi ini paling tinggi. Menurut Suin 2002, menyatakan bahwa penetrasi cahaya akan berkurang jika kondisi perairannya keruh. Nybakken 1992 bahwa kedalaman yang lebih dangkal mengakibatkan cahaya matahari yang masuk ke perairan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang memiliki kedalaman yang cukup dalam. Menurut Sastrawijaya 2001, cahaya matahari tidak dapat menembus dasar perairan jika konsentrasi bahan tersuspensi atau zat terlarut tinggi. Berkurangnya cahaya matahari yang masuk pada suatu perairan disebabkan karena banyaknya faktor, antara lain adanya bahan yang tidak larut seperti debu, tanah liat maupun mikroorganisme air yang mengakibatkan air menjadi keruh.

4.2.3. pH