Analisis data Kerapatan Jenis Makroalga K Kerapatan Relatif Jenis Makroalga KR Frekuensi makroalga Fi Frekuensi Kehadiran Makroalga FK Indeks Keanekaragaman Jenis Shannon-Wiener: Indeks Keseragaman E

20 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 5. Derajat keasaman pH meter - dimasukkan pH meter ke dalam air yang diambil sampai terlihat skala angka yang konstan pada alat dan dibaca angka yang tertera pada pH meter tersebut. 6. Oksigen terlarut Botol winkler, MnSO 4 , KOH KI, H 2 SO 4, Na 2 S 2 O 3 0,00125N, amilum mgL Air diambil dan dimasukkan ke dalam botol Winkler kemudian dilakukan pengukuran oksigen terlarut dan dititrasi dengan metoda winkler. 7. BOD 5 Botol winkler, MnSO 4 , KOH KI, H 2 SO 4, Na 2 S 2 O 3 0,00125 N, amilum mgL Air yang diambil dan dimasukkan ke dalam botol putih dalam kondisi tidak ada gelembung udara. Diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20 C. Dihitung nilai BOD dengan cara sama seperti pada pengukuran Oksigen DO. Kadar BOD 5 dihitung dengan mengurangkan DO awal dengan DO akhir. 8. Kejenuhan Oksigen Botol winkler, MnSO 4 , KOH KI, H 2 SO 4, Na 2 S 2 O 3 0,00125 N, amilum Diukur dengan metode winkler dan melihat tabel kejenuhan oksigen yang dihitung dengan melihat konsentrasi oksigen yang diukur. Menggunakan rumus: Kejenuhan = ₂ [ ] ₂ [ ] x 100 Keterangan: O 2 u = nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgL O 2 u = nilai konsentrasi oksigen sebenarnya sesuai dengan besarnya suhu.

3.6 Analisis data

Data yang didapat dari lapangan selanjutnya akan di analisa menggunakan rumus menurut Fachrul 2007 sebagai berikut:

a. Kerapatan Jenis Makroalga K

K = �� � dengan: Ki = Kerapatan jenis ke-i ni = Jumlah total individu dari jenis ke-i A = Luas areal total pengambilan sampel m 2 Universitas Sumatera Utara 21 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

b. Kerapatan Relatif Jenis Makroalga KR

KR = � ∑ X 100 dengan: KR = Kerapatan relatif ni = Jumlah individu ke-i ∑ n = Jumlah individu seluruh jenis

c. Frekuensi makroalga Fi

Fi = Pi Ʃp dengan: Fi = Frekuensi jenis ke-i Pi = Jumlah petak sampel tempat ditemukan jenis ke-i ∑ P = Jumlah total petak sampel yang diamati

d. Frekuensi Kehadiran Makroalga FK

FK = Pi X 100 Ʃp dengan: FK = Frekuensi Kehadiran Pi = Jumlah plot ditemukan jenis ke-i ∑p = Jumlah total plot FK : 0-25 : sangat jarang 25-50 : jarang 50-75 : banyak 75-100 : sangat banyak Jika nilai FK 50 maka kehadiran makroalga besar dan jika nilai FK 50 , maka kehadiran makroalga kecil. e. Frekuensi Relatif FR FR = � ∑ X 100 dengan : FR = Frekuensi Relatif Fi = Frekuensi jenis ke-i ∑ F = Jumlah frekuensi untuk seluruh jenis Universitas Sumatera Utara 22 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

f. Indeks Keanekaragaman Jenis Shannon-Wiener:

S H’ = - ∑ pi ln pi; pi = niN i=1 dengan: H’ = Index keanekaragaman jenis ni = Jumlah individu jenis yang diamati pi = Proporsi jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah total individu S = Jumlah jenis Jika nilai H’ 1 Maka keanekaragaman jenis pada suatu transek sedikit atau rendah, jika 1 H’ 3 maka keanekaragaman jenis pada suatu transek sedang dan bila H’ 3 maka keanekaragaman jenis tinggi.

g. Indeks Keseragaman E

E = H’ H maks dengan: H’ = Indeks Keanekaragaman Jenis Hmaks = Indeks Keanekaragaman maksimum Nilai indeks keseragaman E berkisar antara 0 – 1. Bila mendekati 0, ada satu spesies yang mendominasi. Nilai E mendekati 1 sebaran individu tiap jenis merata.

h. Indeks Similaritas IS