pH Salinitas Oksigen Terlarut Disolved Oxygen

37 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh faktor kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh di tepi yang menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air terkena cahaya matahari secara langsung dan meningkatkan suhu pada suatu perairan

4.2.2. Intensitas Cahaya dan Penetrasi Cahaya

Penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai intensitas cahaya dengan nilai tertinggi pada stasiun 3 dengan nilai 729 x 200.000 candela, nilai intensitas cahaya terendah pada stasiun 2 dengan nilai 448 x 200.000 candela. Penetrasi cahaya tertinggi diperoleh pada stasiun 1 dengan nilai 0,93 m, sedangkan nilai penetrasi cahaya terendah pada stasiun 3 dengan nilai 0,37 m. Tingginya nilai penetrasi cahaya pada stasiun 1 dengan intensitas cahaya yang tidak terlalu tinggi dibanding dengan stasiun yang lain disebabkan oleh kejernihan airnya yang tidak keruh serta kedalaman yang dangkal akibat keberadaan terumbu karang di daerah ini. Pada stasiun 3 daerah ini perairannya keruh dan kedalamannya lebih dalam karena terumbu karang tidak mendominasi dan mengakibatkan penetrasi cahayanya lebih rendah meskipun intensitas cahaya pada lokasi ini paling tinggi. Menurut Suin 2002, menyatakan bahwa penetrasi cahaya akan berkurang jika kondisi perairannya keruh. Nybakken 1992 bahwa kedalaman yang lebih dangkal mengakibatkan cahaya matahari yang masuk ke perairan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang memiliki kedalaman yang cukup dalam. Menurut Sastrawijaya 2001, cahaya matahari tidak dapat menembus dasar perairan jika konsentrasi bahan tersuspensi atau zat terlarut tinggi. Berkurangnya cahaya matahari yang masuk pada suatu perairan disebabkan karena banyaknya faktor, antara lain adanya bahan yang tidak larut seperti debu, tanah liat maupun mikroorganisme air yang mengakibatkan air menjadi keruh.

4.2.3. pH

Penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai pH air berkisar 7,8 – 8,2. pH air tertinggi pada stasiun 3 dengan nilai 8,2, sedangkan nilai pH air terendah pada stasiun 2 dengan nilai 7,8. Tingginya pH air pada stasiun 3 dapat disebabkan oleh Universitas Sumatera Utara 38 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU kelarutan oksigen pada lokasi ini. Semakin meningkatnya kelarutan oksigen pada suatu perairan akan menurunkan pH perairan tersebut. Kadar kelarutan oksigen akan mempengaruhi kadar pH dalam perairan. Hubungan antara pH dengan oksigen terlarut berbanding terbalik. Dimana semakin meningkatnya pH maka kelarutan oksigen akan menurun, demikian pula sebaliknya. Menurut Kordi dan Andi 2009, pada suasana asam kandungan kelarutan oksigan akan meningkat, demikian juga sebaliknya pada suasana basa kelarutan oksigen akan semakin menurun.

4.2.4. Salinitas

Penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai salinitas air berkisar 34‰ - 35‰. Salinitas air tertinggi pada stasiun 1 dan 3 dengan nilai 35‰, sedangkan nilai salinitas air terendah pada stasiun 2 dengan nilai 34‰. Tingginya salinitas pada stasiun 1 dan 3 dikarenakan pada lokasi ini tidak terdapat muara, sedangkan pada stasiun 2 dapat ditemukan muara yang menyebabkan rendahnya salinitas pada lokasi tersebut. Menurut Prasetyarto dan Suhendar 2010 dalam Armita 2011, menyatakan bahwa tinggi rendahnya kadar garam salinitas sangat tergantung kepada banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.

4.2.5. Oksigen Terlarut Disolved Oxygen

Penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai DO berkisar antara 5 mgL – 6,8 mgL. Nilai DO tertinggi pada stasiun 1 dengan nilai 6,8 mgL, sedangkan nilai DO terendah pada stasiun 2 dan 3 dengan nilai 5 mgL. Tingginya nilai DO pada stasiun 1 disebabkan lokasi ini memiliki suhu yang lebih rendah dibanding dengan suhu pada lokasi lainnya. Menurut Nybakken 1988, menyatakan bahwa oksigen terlarut dalam suatu perairan akan berkurang dengan meningkatnya suhu perairan. Menurut Universitas Sumatera Utara 39 DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU Agusnar 2007, suhu yang relatif tinggi akan menurunkan jumlah oksigen terlarut di dalam air yang mengakibat kematian organisme air karena kekurangan oksigen.

4.2.6. BOD