19
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
3.3.Metode Penelitian
Penentuan stasiun didasarkan pada karakteristik pantai. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode ”Transek kuadrat”. Sampel
diambil pada saat surut, berdasarkan kedalaman 0 m - 1 m. Pengukuran kedalaman dimulai dari garis pantai pada saat surut.
3.4. Identifikasi Jenis Makroalga
Pengidentifikasian makroalga dilakukan dengan menarik garis transek tegak lurus garis pantai sepanjang 50 m sampai kedalaman 1 m. Jumlah transek
pada tiap stasiun sebanyak 5 buah dengan jarak antar transek 30 m. Pada tiap transek dibuat plot ukuran 1 m x 1 m metode kuadrat sebanyak 5 buah, dengan
jarak antar plot 10 m jumlah plot pada tiap stasiun adalah 25 plot. Diamati makroalga yang terdapat pada setiap plot dan diidentifikasi dengan menggunakan
buku acuan menurut Sterrer 1986 dan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya 2009. Diambil juga sampel makroalga yang mewakili setiap stasiun dan
diawetkan menggunakan alkohol 70 sebagai sampel herbarium.
3.5. Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan
Pengukuran faktor fisik kimia perairan yang mencakup parameter, alat bahan, satuan dan metode kerja dapat dilihat pada Tabel 1:
Tabel 1. Parameter, Alat Bahan, Satuan dan Metode Kerja yang digunakan
No. Parameter
Alat dan bahan
Satuan Metode Kerja
1. Suhu
Termometer Hg
o
C Diambil air dan diukur dengan menggunakan
termometer yang dimasukkan ke dalam air selama ± 10 menit kemudian dibaca
skalanya.
2. Salinitas
Refraktometer
o oo
Diambil setetes air sampel lalu ditetesi refraktometer dan dibaca skala salinitasnya.
3. Intensitas
cahaya Lux meter
Candela diukur intensitas cahaya dengan cara
meletakkan lux meter ke arah cahaya, kemudian dibaca skala angka yang tertera
pada alat tersebut.
4. Penetrasi
cahaya Keping sechi
m keping sechii dimasukkan ke dalam air
sampai terlihat samar, kemudian diukur panjang tali yang masuk ke dalam air.
Universitas Sumatera Utara
20
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
5. Derajat
keasaman pH meter
- dimasukkan pH meter ke dalam air yang
diambil sampai terlihat skala angka yang konstan pada alat dan dibaca angka yang
tertera pada pH meter tersebut.
6. Oksigen
terlarut Botol winkler,
MnSO
4
, KOH KI,
H
2
SO
4,
Na
2
S
2
O
3
0,00125N, amilum
mgL Air diambil dan dimasukkan ke dalam botol
Winkler kemudian dilakukan pengukuran oksigen terlarut dan dititrasi dengan metoda
winkler.
7. BOD
5
Botol winkler, MnSO
4
, KOH KI,
H
2
SO
4,
Na
2
S
2
O
3
0,00125 N,
amilum mgL
Air yang diambil dan dimasukkan ke dalam botol putih dalam kondisi tidak ada
gelembung udara. Diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20
C. Dihitung nilai BOD dengan cara sama seperti pada pengukuran Oksigen
DO. Kadar BOD
5
dihitung dengan mengurangkan DO awal dengan DO akhir.
8. Kejenuhan
Oksigen Botol winkler,
MnSO
4
, KOH KI,
H
2
SO
4,
Na
2
S
2
O
3
0,00125 N,
amilum Diukur dengan metode winkler dan melihat
tabel kejenuhan oksigen yang dihitung dengan melihat konsentrasi oksigen yang
diukur. Menggunakan rumus:
Kejenuhan =
₂ [ ] ₂ [ ]
x 100 Keterangan:
O
2
u = nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgL
O
2
u = nilai konsentrasi oksigen sebenarnya sesuai dengan besarnya suhu.
3.6 Analisis data