Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas

47 Universitas Sumatera Utara

4.3.1.2 Uji Multikolinearitas

Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dengan melihat nilai VIF, jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 110 = 0,1. Maka hasil uji Multikolinearitas dengan VIF dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 DAU .375 2.668 PD .281 3.562 RD .441 2.266 a. Dependent Variable: ABD Sumber : Lampiran 12 Hasil Output SPSS Nilai toleransi untuk variabel DAU adalah sebesar 0,375 0,1, untuk PD bernilai 0,281 0,1, dan RD sebesar 0,441 0,1. Tabel diatas menunjukkan bahwa semua variabel yang diuji memiliki nilai toleransi yang tidak kurang dari 0,1 hal ini menunjukkan bahwa variabel independen terbebas dari multikolinearitas. Nilai VIF dari variabel DAU sebesar 2,668 10, variabel PD sebesar 3,562 10, variabel RD sebesar 2,266 10, semua variabel memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model yang diuji terbebas dari multikolinearitas.

4.3.1.3 Uji Autokorelasi

Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan dengan Uji Durbin Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk Universitas Sumatera Utara 48 Universitas Sumatera Utara autokorelasi tingkat pertama first order autokorelasi dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi,pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .850 a .722 .711 .33178 1.830 a. Predictors: Constant, RD, DAU, PD b. Dependent Variable: ABD Sumber : Lampiran 13 Hasil Output SPSS Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,830 dan nilai tersebut berada diantara nilai -2 dan +2, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada data yang diteliti .

4.3.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Dengan memperhatikan grafik scatterplot, bila membentuk pola tertentu hal itu menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Dari grafik pada gambar 4.3 menunjukkan titik titik menyebar secara acak, artinya heteroskedastisitas tidak terjadi. Universitas Sumatera Utara 49 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Hasil Uji Scatterplot 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama H1 4.4.1 Uji Koefisien Determinasi Nilai Koefisien Determinasi R bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah DAU, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berpengaruh secara simultan danparsial terhadap Alokasi Belanja Daerah.Maka untuk melihat seberapa jauh kemampuan variabel DAU, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam menerangkan variabel Alokasi Belanja Daerah dapat dilihat melalui nilai R Squareyang diperoleh dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara 50 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Nilai Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .850 a .722 .711 .33178 2.042 a. Predictors: Constant, RD, DAU, PD b. Dependent Variable: ABD Sumber : Lampiran 15 Hasil Output SPSS Nilai R Square pada Tabel di atas sebesar 0,722 artinya mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hal ini menunjukkan bahwa 72,2 varibel Alokasi Belanja Daerah dapat dijelaskan oleh varibel DAU, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Sisanya sebesar 27,8 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Untuk menguji tingkat kepercayaan hasil hipotesis, selanjutnya dilakukan uji variabel secara simultan F dan secara pars ial t dengan tingkat kepercayaan5 α=0,05.

4.4.2 Hasil Uji Statistik F

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

7 91 72

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

3 91 94

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal sebagai variabel intervening studi empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

7 101 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

1 43 73

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pulau Sumatera (Periode 2011- 2013)

1 62 98

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

0 2 11

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Alokasi Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

0 1 12

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (Pad), Dana Alokasi Umum (Dau), Dana Alokasi Khusus (Dak), Dan Dana Bagi Hasil (Dbh) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2010-2013

0 0 11