61 Universitas Sumatera Utara
4.6.2 Peran DAK dalam memoderasi hubungan antara DAU, PD dan RD dengan Alokasi Belanja Daerah
Dari hasil penelitian ini menujukkan bahwa DAK merupakan variabel moderating. DAK dapat memoderasihubungan antara DAU, PD dan RD dengan
Alokasi Belanja Daerah. DAK dapat dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu untuk membantu membiayai kebutuhan khusus yang ditentukan oleh
pemerintah atas dasar prioritas nasional dan juga untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan oleh pemerintah tersebut dikoordinasikan dengan gubernur,
dengan memperhatikan tersedianya dana dalam APBN. Artinya, jumlah Dana Alokasi Khusus dalam APBD yang ingin dialokasikan daerah tidak dapat
dipastikan untuk setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan, bahwa derah sangat belum mampu memanfaatkan pajak daerah dan retribusi daerah untuk membiayai
kegiatan yang dilakukan pemerintahan daerah. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa koefisien variabel independen DAU dan PD yang sebelum dilakukan uji
interaksi bernillai positif, namun setelah uji interaksi koefisien DAU dan PD bernilai negatif. Pernyataan diatas menunjukkan bahwa pemerintah daerah telah
setuju sumber pendanaan Belanja Daerah yang berasal dari DAK, maka dapat mengindikasikan bahwa DAU belum mampu membiayai seluruh belanja daerah
sehingga dibutukhan sumber pendanaan dari DAK. Variabel independen PD sama dengan DAU, yang sebelum interaksi
bernilai positif terhadap Alokasi Belanja Daerah, setelah interaksi pajak daerah bernilai negatif. Nilai negatif menggambarkan bahwa pajak daerah yang ada di
APBD tidak mampu membiayai kegiatan-kegiatan khusus yang pemerintah
Universitas Sumatera Utara
62 Universitas Sumatera Utara
daerah lakukan. Mengingkatnya pajak daerah setiap tahun di laporan realisasi APBD tidak menjamin bahwa pemerintah daerah tidak membutuhkan pendanaan
dari DAK dalam belanja daerah. Variabel independen Retribusi Daerah tidak berpengaruh parsial terhadap
alokasi belanja daeha dalam penelitian ini. Dalam hasil penelitian setelah interaksi juga bernilai negatif. Dari hasil penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa RD
yang diterima oleh daerah KabupatenKota di Sumatera Utara setiap tahunnya lebih banyak dilakukan untuk kegiatan rutin. Walaupun hanya untuk kegiatan
rutin RD tidak mampu. Hal ini menyebabkan Pemda pesimis untuk menganggarkan penggunaan RD pada alokasi belanja daerah dibandingkan
dengan DAU dan DAK yang inforrmasi jumlahnya diterima pada waktu penetapan APBD tahun selanjutnya. Sehingga menyebabkan RD tidak
berpengaruh terhadap Alokasi Belanja daerah. Variabel independen DAU berpengaruh secara simultan dalam penelitian
ini. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Siragar 2013, hasil menunjukkan bahwa DAU secra simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap Alokasi
Belanja Daerah. Tetapi, secra parsial setelah interaksi DAU bernilai negatif. Menurut peneliti DAU yang merupakan dana dari pemerintah pusat belum mampu
untuk seluruh pendanaan Belanja Daerah. Pemda masih mengaharapkan DAK yang dialokasikan Pemerintah Pusat untuk pendanaan khusus daerah.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas, maka Hipotesis penelitian yang menyatakan secara simultan peran DAK dalam memoderasi
Universitas Sumatera Utara
63 Universitas Sumatera Utara
hubungan antara DAU, PD dan RD dengan Alokasi Belanja Daerah diterima. Namun secara parsial DAK tidak berperan dalam memoderasi hubungan antara
DAU, PD dan RD dengan Alokasi Belanja Daerah.
Universitas Sumatera Utara
64 Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan